PT. Jamsostek Persero dapat melakukan pembenahan, serta meningkatkan kinerja dan profesionalisme para petugasnya.
168
2. Kesadaran Pengusaha Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja
Sementara masih banyak perusahaan belum melaksanakan Program JAMSOSTEK, tenaga kerja yang bekerja di sektor informalluar hubungan kerja,
mulai digarap untuk menjadi peserta Program JAMSOSTEK berdasarkan Undang- Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN dengan
peraturan pelaksanaannya, telah keluar Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-24MEN2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Jamsostek bagi Tenaga Kerja yang Melakukan Pekerjaan di Luar Hubungan Kerja, yang jumlahnya sangat besar dan memerlukan perlindungan sosial social
security.
169
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa kepesertaan Program JAMSOSTEK bagi pekerjaburuh bersifat wajib dan bahkan merupakan hak, yaitu terdiri atas JKK,
JK, JHT, dan JPK. Secara jelas dan terinci pelaksanaannya diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993, Keputusan Presiden No. 22 Tahun 1993 tentang
Penyakit yang Timbul karena Hubungan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER-12MENIV2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran
Kepesertaan Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pembayaran iuran JAMSOSTEK wajib dibayar oleh pengusaha
168
Ibid.
169
Ibid., hal. 205.
Universitas Sumatera Utara
dan pekerjaburuh. Iuran yang ditanggung pengusaha adalah iuran JKK, JK, dan JPK, sedangkan iurang JHT ditanggung bersama oleh pengusaha dan pekerjaburuh.
Besarnya iuran JKK terdiri atas lima tarif sesuai dengan tingkat resiko kecelakaan dengan persentase dari 0,24 - 1,74 dari upah sebulan; iuran JK sebesar 0,3 dari
upah; iuran JPK 3 dari upah bagi pekerjaburuh lajang dan 6 dari upah bagi pekerjaburuh yang berkeluarga seluruhnya ditanggung oleh pengusaha. Sedang
untuk iuran JHT sebesar 5,7 yang ditanggung bersama, yaitu 3,7 oleh pengusaha dan 2 oleh pekerjaburuh.
170
Tata cara pembayaran iuran dilakukan oleh pengusaha dengan memungut iuran yang menjadi kewajiban pekerjaburuh melalui pemotongan upah pekerjaburuh
kemudian membayarkan kepada Badan Penyelenggaraan Jamsostek dalam waktu yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur. Dalam hal ini, pengusaha
wajib memiliki daftar pekerjaburuh beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahannya dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan. Selain itu, pengusaha juga
wajib menyampaikan data ketenagakerjaan perusahaan sesuai dengan Undang- Undang No. 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan ke Instansi
Ketenagakerjaan yaitu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat yang digunakan sebagai bukti kepesertaan perusahaan dan pekerjaburuh dalam Program
JAMSOSTEK.
171
Melihat Program JAMSOSTEK belum berjalan sebagaimana mestinya, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya tuntutan dan protes yang datang dari kalangan
170
Ibid.
171
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Serikat PekerjaSerikat Buruh SPSB, LSM, DPRD, dan masyarakat yang dialamatkan kepada pengusaha dan PT. Jamsostek Persero maupun instansi
ketenagakerjaan dan secara luas beritanya disiarkan oleh surat kabar dan media elektronik, baik nasional maupun daerah. Namun, tampaknya belum juga ada
perubahan yang signifikan.
172
Berdasarkan Undang-Undang No. 7 Tahun 1981, jumlah perusahaan wajib lapor di Sumatera Utara ± 11.000 perusahaan dengan jumlah pekerjaburuh ±
1.500.000 orang termasuk pekerjaburuh kontrak, pekerjaburuh harian lepas, pekerjaburuh borongan, dan perusahaan kecil. Perusahaan yang terdaftar menjadi
peserta JAMSOSTEK sampai dengan Agustus 2006 baru 6.537 perusahaan59,42 aktif 4.092 perusahaan37,2, non-aktif 2.445 perusahaan62,8. Adapun jumlah
peserta pekerjaburuh terdaftar 704.958 orang peserta aktif 37.32024,82; non- aktif 667.638 orang75,18. Hal tersebut menunjukkan masih rendahnya peserta
aktif Program JAMSOSTEK dan tentunya sangat merugikan para pekerjaburuh dan perlu penanganan secara khusus.
173
.Sedangkan perusahaan yang terdaftar per Juni
2010 adalah 18.419 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1.973.247 untuk Kantor
Wilayah I.
174
Tabel 4 Total Peserta Program JAMSOSTEK
JENIS AKTIF
NON-AKTIF JUMLAH
Perusahaan 10.390
8.029 18.419
Tenaga Kerja 530.218
1.443.029 1.973.247
Sumber :
PT. Jamsostek Persero Cabang Medan, data per bulan Juni 2010.
172
Ibid.
173
Ibid., hal. 206.
174
PT. Jamsostek Persero Kanwil I, “Executive Summary dan Key Performance Indicator per Bulan Juni 2010”, Medan : Jamsostek Kanwil I, 2010, hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 7 di atas menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak aktif dalam Program JAMSOSTEK hampir ¾ dari jumlah peserta perusahaan. Dilihat dari tenaga
kerjanya dengan jumlah peserta 1.973.247 yang tidak aktif dalam Program JAMSOSTEK adalah 1.443.029, menunjukkan bahwa peserta tenaga kerja yang tidak
aktif sebanyak ¾ pekerja dari jumlah peserta tenaga kerja. Melihat data di atas ternyata tingkat kepesertaan Program JAMSOSTEK
masih sangat rendah. Belum lagi faktor adanya pelanggaran pelaksanaan program yaitu masih dijumpai Perusahaan Daftar Sebagian Upah PDS Upah, artinya
perusahaan tidak melaporkan upah yang sebenarnya upah pokok + tunjangan tetap dari seluruh pekerjaburuh, tetapi yang dilaporkan hanya sebatas UMPUMK atau
upah pokok saja. Demikian juga jumlah pekerjaburuh yang didaftarkan hanya sebagian saja PDS TK, artinya tidak semua didaftarkan. Misalnya, jumlah pekerja
500 orang yang didaftar hanya 250 orang saja dan juga hanya mendaftar sebagian program dari empat program PDS Program dan perusahaan yang masih menunggak
iuran.
175
Selain itu, perusahaan diizinkan untuk mensubstitusi jaminan kesehatan JAMSOSTEK dengan program asuransi kesehatan swasta yang dipilih oleh
perusahaan sendiri apabila benefit program asuransi tersebut lebih besar daripada benefit yang diberikan oleh Program JAMSOSTEK. Akibatnya, sebagian besar
perusahaan memilih untuk tidak mengikuti Program Jaminan Kesehatan PT.
175
Loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
Jamsostek Persero, yang menyebabkan semakin terbatasnya jumlah benefit yang ditawarkan oleh Program Jaminan Kesehatan JAMSOSTEK.
176
Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah kebenaran data upah, yang dilaporkan oleh perusahaan kepada PT. Jamsostek Persero, karena upah sangat
berpengaruh terhadap kemanfaatan dan hak pekerjaburuh. Jangan sampai terjadi, perusahaan lalai memberikan data upah pekerjaburuh yang akurat, tetapi
pekerjaburuh justru menyalahkan PT. Jamsostek Persero, karena dianggap ”menyunat” jaminan yang menjadi haknya. Hal semacam ini pernah
terjadi.
177
Kalau melihat kecenderungan yang ada, perkembangan PT. Jamsostek Persero dalam perannya untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan pekerja,
sebenarnya cukup membesarkan hati. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran di kalangan para pekerjaburuh sendiri, tentang hak-haknya dan pentingnya Program
JAMSOSTEK bagi mereka.
178
3. Program Jamsostek Sebagai Beban Pengusaha