BAB II FUNGSI DAN PERAN PROGRAM JAMSOSTEK DALAM PERLINDUNGAN
HUKUM TENAGA KERJA DI KOTA MEDAN
A. Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan sosial merupakan konsep universal bagi redistribusi pendapatan
sehingga menjadi program publik yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang. Demikian pula penunjukan badan penyelenggaraannya harus didasarkan pada
undang-undang karena merupakan badan otonomi yang mandiri, memiliki akses law enforcement serta berorientasi nirlaba.
67
Menyadari pentingnya jaminan sosial dalam redistribusi pendapatan, jaminan sosial merupakan hak setiap warga negara bahkan termasuk warga negara asing yang
menetap. Pelanggaran terhadap pelaksanaan jaminan sosial berarti pelanggaran terhadap Hak Azasi Manusia HAM.
68
Eksistensi jaminan sosial bagi redistribusi pendapatan telah diratifikasi dalam deklarasi PBB sebagai Universal Declaration of Human Rights. Adapun isi dari
deklarasi tersebut terdapat pada Article 22, 1948-1998 mengatakan bahwa : “Everyone, as a member of society, has the right to social security and is
entitled to realization, through national effort and international co-operation and in accordance with the organization and resources of each State, of the
67
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hal. 180.
68
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
economic, social and cultural rights indispensable for his dignity and the free development of his personality”.
69
Deklarasi tersebut telah mendapat dukungan penuh dari para anggota PBB, termasuk human right society bahwa keabsenan di dalam penyelenggaraan terhadap
HAM. Selain itu, implikasi social security bagi redistribusi pendapatan telah mendapat rekomendasi dari PBB untuk masuk dalam The Economic Council of The
United Nation. Tujuan akhir dari konsep jaminan sosial adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat sebagai akibat adanya economic insecurity
ketidaknyamanan ekonomi.
70
Pelaksanaan jaminan sosial di Indonesia bersumber pada landasan idiil. Pembukaan UUD 1945 sebagaimana tercantum pada alinea keempat yang
menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum sehingga dapat tercapai masyarakat yang adil dan makmur.
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, pengertian jaminan sosial adalah seluruh sistem perlindungan
dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warga negara yang diselenggarakan oleh pemerintah danatau masyarakat guna memelihara taraf kesejahteraan sosial.
71
Menurut ILO, jaminan sosial adalah jaminan yang diberikan kepada masyarakat melalui suatu lembaga tertentu yang dapat membantu anggota masyarakat
dalam menghadapi resiko yang mungkin dialaminya, misalnya jaminan pemeliharaan
69
“Universal Declaration of Human Rights 1948-1998”, http:www.wunrn.comreferencepdfuniv_dec_hum_right.pdf., diakses pada 27 Agustus 2010.
70
Loc.cit.
71
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kesehatan atau bantuan untuk mendapat pekerjaan yang bermanfaat. Di samping itu, ILO juga menyebutkan ada tiga kriteria yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan
dapat dikatakan program jaminan sosial.
72
a. Tujuan berupa perawatan medis yang bersifat penyembuhan atau pencegahan
penyakit, memberikan bantuan pendapatan apabila terjadi kehilangan sebagian atau seluruh pendapatan, atau menjamin pendapatan tambahan bagi
orang bertanggung jawab terhadap keluarga. b.
Terdapat undang-undang yang mengatur tentang hak dan kewajiban lembaga yang melaksanakan kegiatan ini.
c. Kegiatan diselenggarakan oleh suatu lembaga tertentu.
73
Menurut Redja yang dikutip oleh Purwoko, salah satu tujuan dari penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk mempertahankan daya beli masyarakat
dalam menghadapi terjadinya ketidakamanan ekonomi.
74
Kenyataannya sebelum suatu masyarakat mencapai kondisi ekonomi yang aman, seringkali diawali dengan kondisi ketidakamanan ekonomi sebagai
konsekuensi yang logis dari masalah kebijakan makro ekonomi. Kebijakan yang luas tersebut salah satu diantaranya penyebab munculnya perbedaan pendapat antara
golongan masyarakat atas dan masyarakat bawah. Akibatnya terjadi ketidakamanan
72
Ibid., hal. 181.
73
Moh. Syaufi Syamsuddin, “Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kerja Wanita”, Informasi Hukum, Kamis, 09 November 2006, dikutip Adrian Sutedi, Ibid.
74
Bambang Purwoko, Towards A Social Security Reform : The Indonesian Case, Jakarta : Jamsostek, 1999, hal. 6, dikutip Redja dalam Adrian Sutedi, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
ekonomi, yang apabila terus dibiarkan dapat menimbulkan konflik atau disintegrasi di dalam masyarakat.
75
Asuransi sosial adalah program perlindungan dasar bagi pekerjaburuh beserta keluarganya terhadap resiko sosial dalam kaitannya dengan hubungan industrial
seperti kecelakaan kerja, kematian, kesehatan, dan hari tua. Program tersebut tidak sepenuhnya dibiayai oleh pemberi kerja, namun pekerjaburuh juga ikut membayar
iuran. Jenis asuransi komersial yang seutuhnya dibiayai sendiri oleh peserta sesuai dengan jenis asuransi yang diikutinya.
76
Menurut Kertonegoro, asuransi komersial merupakan cara lain untuk mengurangi resiko sosial dan ekonomi yang dilakukan oleh pihak swasta. Meskipun
bagi yang menjadi peserta asuransi ini terlebih dahulu dilakukan seleksi terutama menyangkut kesehatan dan usia, namun tetap mengandung semangat gotong-royong
sebagai bentuk distribusi resiko.
77
Jaminan sosial dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah ”social security”. Istilah ini untuk pertama kalinya dipakai secara resmi oleh Amerika Serikat dalam
suatu undang-undang yang bernama ”The Social Security Act of 1935”. Kemudian dipakai secara resmi oleh New Zealand pada tahun 1938 sebelum secara resmi
dipakai ILO International Labor Organization. Menurut ILO : ”Social Security pada prinsipnya adalah sistem perlindungan yang diberikan
oleh pemerintah untuk para warganya, melalui berbagai usaha dalam
75
Adrian Sutedi, Ibid.
76
Ibid.
77
Sentanoe Kertonegoro, Jaminan Sosial : Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta : Mutiara, 1982, hal. 37, dikutip Adrian Sutedi, Ibid., hal. 182.
Universitas Sumatera Utara
menghadapi resiko-resiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinyasangat berkurangnya penghasilan”.
78
Sedangkan Kennet Thomson, seorang tenaga ahli pada Sekretariat Jenderal
International Social Security Association ISSA di Jenewa, dalam Regional Training Seminar ISSA di Jakarta bulan Juni 1980, mengatakan bahwa :
”Jaminan sosial dapat diartikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko atau peristiwa-
peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan untuk memberikan pelayanan medis danatau
jaminan keuangan terhadap konsekuensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak”.
79
Sejalan dengan dua pengertian di atas, Undang-Undang No. 6 Tahun 1974
tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial, pada Pasal 2 ayat 4 mengatakan bahwa
80
: ”Jaminan sosial sebagai perwujudan dari sekuritas sosial adalah seluruh
sistem perlindungan dan pemeliharaan kesejahteraan sosial bagi warganegara yang diselenggarakan oleh pemerintah danatau masyarakat guna memelihara
taraf kesejahteraan sosial”. Kalau diperhatikan ketiga pengertian di atas, maka nampaknya ketiga
pengertian tersebut memberikan pengertian jaminan sosial dengan begitu luas, seakan-akan jaminan sosial itu sendiri telah mencakup bidang pencegahan dan
pengembangan, bidang pemulihan, dan penyembuhan serta bidang pembinaan. Ketiga bidang ini kalau dikaitkan lebih jauh lagi apa yang dinamakan perlindungan buruh,
sehingga amat luaslah ruang lingkupnya. Kalau membicarakan jaminan sosial bagi pekerja dengan bertumpu pada definisi di atas, maka yang dimasukkan ke dalam
78
Zainal Asikin, et.al., Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, hal. 78, dikutip Surya Perdana, Ibid., hal. 58.
79
Ibid.
80
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
jaminan sosial ini hal-hal yang bersangkutan dengan : Jaminan Sosial; Kesehatan Kerja; dan Keselamatan serta Kesehatan Kerja.
81
Pada hakikatnya Program JAMSOSTEK dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti
sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang. Di samping itu, Program JAMSOSTEK mempunyai beberapa aspek antara lain
82
: a.
Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya; dan
b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan
tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja. JAMSOSTEK dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi
resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya
bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain.
83
Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan Program JAMSOSTEK dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda membantu yang
tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.
84
81
Ibid.
82
Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Edisi 1, Cetakan 1, Jakarta : Sinar Grafika, 2009, hal. 122.
83
”Visi dan Misi”, Op.cit.
84
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
A. Landasan Yuridis