Langkah-langkah untuk menganalisis novel Geni Jora dalam penelitian ini adalah melalui pembacaan secara heuristik untuk
mengetahui secara keseluruhan dan makna yang tersurat di dalam novel Geni Jora. Selanjutnya, melalui pembacaan hermeneutik untuk
mengetahui unsur intrinsik yang terdapat di dalam novel dan mengetahui nilai pesantren dalam novel Geni Jora. Kemudian,
pembahasan analisis unsur intrinsik novel dan diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan sastra di kelas XI SMA. Langkah
terakhir, menarik kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian.
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Novel
Karya sastra merupakan sarana pendidikan yang memiliki bermacam- macam bentuk, seperti puisi, cerpen, novel, gurindam, prosa dan drama. Dalam
hal ini penulis memfokuskan pada salah satu karya sastra berupa novel. Kata novel berasal dari berasal dari Bahasa Italia novella yang dalam bahasa Jerman:
novelle. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa novel adalah “karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya
dengan menonjolkan watak dan sifat setiap perilaku.
2
Novel merupakan salah satu karya sastra imajinatif atau rekaan tetapi ada pula novel yang diciptakan berlatar dari realita atau pengalaman di masa lalu
yang dituangkan oleh pengarang. Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia yang diidealkan. Dunia tersebut merupakan dunia imajinatif yang dibangun
melalui berbagai unsur intirinsiknya seperti peristiwa, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang tentu saja ke semuanya bersifat imajinatif.
3
Oleh karena bentuknya yang panjang, novel tidak dapat mewarisi kesatuan padat yang dipunyai cerpen. Novel juga tidak mampu menjadikan topiknya
menonjol seperti prinsip mikrokosmis cerpen. Sebaliknya, novel mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan
yang melibatkan banyak atau sedikit karakter, dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam yang lebih mendetil. Ciri khas novel ada pada
kemampuannya untuk menciptakan satu semesta yang lengkap sekaligus rumit. Ini berarti bahwa novel lebih mudah sekaligus lebih sulit dibaca jika dibandingkan
1
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, hlm. 11
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm.788
3
Nurgiyantoro, op. cit., hlm. 4