Struktur Novel Geni Jora

Seorang perempuan yang cantik. Penggambaran Kejora yang cantik terdapat di dalam kutipan sebagai berikut: Kejora namaku. Mataku belok, seperti boneka cantik dari negeri Antah. Dari kedua mata belok itu, keluar tatapan dingin yang membayangkan sebuah taman penuh pisau dan gergaji, peninggalan dari seseorang, yang terburu-buru mendapat giliran membuka kunci pintu neraka. 6 Kecantikan Kejora juga diakui oleh temannya, Nadia. Sebagaimana kutipan berikut: “Kamu tidak adil, Kejora,” kata Nadia. “ayo ceritakan, alam seperti apa yang telah melahirkan gadis cantik sepertimu. Terlepas bagaimana Zakky mengagumimu, seperti Da Vinci, aku adalah juga pengagum kecantikan.” 7 Dan ciri fisik kedua mata Kejora juga terdapat di kutipan berikut: Ia suka memandang mataku, kedua mata belokku dengan pandangannya yang jauh. Misteri dan eksotik, katanya 8 b. Zakky Hedouri Zakky adalah seseorang yang menjadi salah satu tokoh penting dari novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Hal ini karena ia adalah seseorang yang dekat dan menimbulkan konflik dengan sang tokoh utama, yaitu Kejora. Berikut adalah penggambaran dari tokoh Zakky. Seorang putra dari mudirul ma‟had yaitu pemimpin pesantren. Kudengar dari beberapa sumber bahwa Elya menjadlin hubungan khusus dengan salah seorang putra mudirul ma‟had yang bernama Zakky. 9 Seorang pemuda yang suka minum khamar. Hal ini menimbulkan kontradiksi dari sosoknya yang seorang putra kiyai, yang menerapkan syariat Islam secara tegas dengan kebiasaanya meminum khamar. 6 Ibid., hlm. 47 7 Ibid., hlm. 30 8 Ibid., hlm. 143 9 Ibid., hlm. 129 “Maksudmu, makanan di sini? Aku hanya memakai referensi Zakky. Apa yang dia suka, aku mencobanya. Setiap hari aku makan nasi bukhori dan salatah. Jika bersama Zakky atau ada teman lain, baru aku mencoba maghshee, marrak, atau barnia wa lahm. Tetapi kau tid ak akan mengerti.” “Tentang apa?” “Kegemaran Zakky minum khamar” Mendengar bicaraku, Elya malah tertawa. 10 Penggambaran Zakky oleh Kejora, sebagai pemuda yang menaruh perhatian besar terhadap Kejora. Aku terperangah. Memandang laki-laki di sebelahku dengan pikiran kacau. Kuingat dua tahun lalu, saat pertama kudengar nama laki-laki ini dari mulut Hilwa Bahmid. Inilah dia, Zakky Hedouri yang merindukan Elya Huraibi untuk dijadikan istri, yang membuatku cemburu dan berpikiran negatif padanya, bahkan membenci sebelum mengenalnya. Setelah Elya datang ke Damaskus dan mungkin telah bertemu denganya, Zakky telah merengkuh hatiku untuk luapan cinta kasihnya. Malangnya, aku tak punya senjata untuk menangkis syair-syair majnun-nya yang semuanya jelek itu. Ia memiliki perhatian terhadap seni sama besarnya dengan perhatiannya terhadap kesehatanku, makanan yang kutelan, dan buku-buku yang kubaca. Semuanya mengingatkanku pada Elya. Zakky menemuiku saat aku berada di Gurun Sahara, di tengah lautan manusia asing yang belum kukenali karakter dan bahkan nama-nama mereka. Ia yang mengenalkan nama-nama, jalan dan lorong-lorong, kota-kota. Ia yang memilihkan makana dan menerangkan gizi yang dikandungnya. Ia mengajakku shopping, rekreasi, nonton konser, mengikuti konferensi, melahap buku-buku di perpustakaan. Ia suka memandang mataku, kedua mata belokku dengan pandangannya yang jauh. Misteri dan eksotik, katanya. Dan ia sangat suka karena aku ternyata lulusan pesantren yang dikelola Abi-nya. Dan ia sangat suka karena ternyata aku sang juara, bintang pelajar yang diimpikannya. 11 Seorang aktivis dengan segudang prestasi Namun, sebagai laki-laki, mahasiswa S-2 di sebuah universitas terkenal di Damaskus, mantan ketua dari kelompok kajian 10 Ibid., hlm. 148 11 Ibid., hlm. 143 agama yang cukup prestisius di Teqiyeh El-Sulaimaniyeh, Zakky cukup mengerti bagaimana mendudukkan posisi dalam berbagai situasi. 12 Dan penggambaran lainnya juga terdapat dalam kutipan sebagai berikut: Sebagai mahasiswa rantau, putra dari seorang mudirul ma‟had, direktur pesantren yang cukup beken, sebenarnya tidak menjadikan Zakky berkocek tebal. Namun sebagai muthawwif, pemandu haji setiap musim haji, dan kepandaiannya menjalin link dengan berbagai donatur pesantren atau founding dari Timur Tengah, terutama Kuwait dan Arab Saudi, maka Zakky bisa terus berlimang di antara kilauan dinar. 13 Peran Zakky dalam konflik cerita sangat penting karena ia adalah gambaran puncak dominasi laki-laki yang pada akhirnya bisa ditundukkan oleh Kejora, bahkan takut ditinggalkan oleh Kejora. “Demi kesetaraan? Tidak, Yang. Masing-masing dari kita akan terikat hanya pada satu cinta, satu pasangan. Ini adalah komitmen kita. Sampai kapanpun, aku hanya ingin, kaulah satu-satunya yang memilikiku, dan tidak ada untuk yang lain. Hanya kau. Wallahi ” Dielusnya punggung jemariku. Mesra. Pelan dibawanya jemari itu ke bibirnya. Cup Aku terkesiap dan refleks menarik tangan cepat-cepat. “Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamanya” 14 Lewat peran Zakky, Kejora membuktikan kepada keluarganya bahwa perempuan tidak bisa begitu saja dipandang sebelah mata. Sebagaimana tertulis dalam kutipan sebagai berikut. 12 Ibid., hlm. 31 13 Ibid., hlm. 159 14 Ibid., hlm. 260 Tak ada. Hanya kecewa. Maka, jika ditonjok hidungmu, ganti tonjok hidungnya. Jika dia meninjumu, tinju dia dengan kekuatan yang sama. Sebagaimana Zakky mengiris hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka berdarah-darah karena cemburu. Baru tahu rasa dia. Saat kuasa melihat wajah saingannya. Semoga dia taubatan nasuha. 15 c. Elya Huraibi Elya adalah seorang perempuan yang tegar, mandiri dan juga dewasa. Hal ini tergambarkan oleh Kejora di kutipan sebagai berikut: Seperti malam-malam yang silam, aku dan Elya berjalan mengitari malam, mengitari dunia kami yang kecil dan terbatas degan percakapan yang terus mengalir. Tak jarang kebosanan melampaui tangga puncak. Kepada Elya, semua keluh kesah kutumpahkan. Sebaliknya, Elya sama sekali tidak pernah mengeluh. Aku kagum oleh ketegaran dan sikap mandirinya. 16 Umur Elya empat tahun lebih tua dibandingkan Kejora. Elya masuk pesantren setelah setahun mengenyam Sekolah Lanjutan Atas. Sementara aku lulusan Sekolah Dasar. Jadi, kami terpaut hampir empat tahun. 17 Elya adalah seorang perempuan yang penuh wibawa. Sonya menutup wajahnya dengan selimut dan membalikkan wajahnya ke arah tembok. Tak sepatah katapun keluar dari bibirnya. Sudah menjadi rahasia umum, tak satu pun geng urakan di pesantren ini yang berani menatap mata Elya, apalagi menjawab serbuan kata-katanya, ketajaman lidahnya. Kurasa, seluruh yang dimiliki Elya menimbulkan wibawa. Lihat saja bagaimana ia melangkah. Seakan tengah menuruni anak tangga, ia berjalan di antara para santri lain, seperti purnama. Dialah matahari di antara cahaya suram di sekitarnya. 18 Elya adalah sahabat karib Kejora. Sebagaimana terdapat dalam dialog antara Elya dan Kejora sebagaimana berikut: 15 Ibid., hlm. 269 16 Ibid., hlm. 113 17 Ibid., hlm. 113 18 Ibid., hlm. 115 “apa pun yang terjadi, Jora,” kata Elya, “kau adalah sahabatku, dan akan tetap menjadi sahabatku. Kita akan tetap berbagi suka dan duka untuk menghadapi ketidakadilan ini. Dan aku berjanji, aku akan tetap berpihak padamu, membela dan mengasihimu.” 19 Elya adalah seorang perempuan yang memiliki kelebihan- kelebihan. Seperti yang digambarkan Kejora dalam kutipan berikut: Aku ingin menghindar, tetapi tidak bisa. Seperti dalam kesempatan yang lain, aku selalu ingin menghindari Elya dan pertanyaan-pertanyaanya, pesona senyum dan nada romantis suaranya, pembelaan dan pujiannya, penampilannya yang elegan dan pandangannya yang tegas menantang. Elya memiliki sebuah kekuatan, mungkin karisma, pesona yang memancar dari aura batinnya. Tak dapat kumungkiri, kecemerlangannya Elya lebih tinggi, membias dari kecerdasan otak dan kejelitaan. 20 Peran Elya dalam konflik cerita ialah penting karena Elya adalah sahabat karib Kejora. Elya juga lah yang mengenalkan sosok Zakky ketika di pesantren dulu. Dan Elya juga adalah sosok yang sempat disukai oleh Zakky sehingga Kejora cemburu padanya. d. Nenek Nenek adalah nenek dari Kejora yang selalu menjunjung tinggi nilai patriarki. Peran Nenek dalam konflik cerita adalah orang yang selalu mendoktrin Kejora mengenai bagaimana seharusnya perempuan bersikap. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan dari pandangan Kejora terhadap neneknya sebagai berikut: Pyyarrr ... segelas susu ambyar. Dengan tergopoh nenekku datang dan menyuruh Yuk Blakinah untuk membersihkan pecahan kaca. Dari atas kursinya, nenekku mulai ceramah. Bahwa perempuan harus selalu mau mengalah. Jika perempuan tidak mau mengalah, dunia ini akan balik berantakan seperti pecahan kaca. Sebab, tidak ada laki-laki yang mau mengalah. 19 Ibid., hlm. 125 20 Ibid., hlm. 69 Laki-laki selalu ingin menang dan menguasai kemenangan. Oleh karena itu, perempuan harus siap mengalah. “jadi, selama ini nenek selalu mengalah?” “itulah yang harus nenek lakukan, Cucu.” 21 Pandangan hidup nenek yang menjalani konsep patriarki terhadap gender perempuan, terdapat pada kutipan sebagai berikut “Ini kan, nilai rapor sekolahan, Cucu. Berapa pun nilai Prahara di sekolahan, sebagai laki-laki ia tetap rangking pertama di dunia kenyataan. Sebaliknya, kau. Berapa pun rangkingmu, kau adalah perempuan dan akan tetap sebagai perempuan.” 22 e. Kedua Paman Jora Hasan dan Khalil Kedua paman adalah asisten Ayah Kejora. Sebagaimana tertulis dalam kutipan berikut: Kedua pamanku itu merupakan asisten Ayah untuk urusan- urusan bisnisnya. Mereka tinggal tidak jauh dari rumahku. Hampir tiap sore, mereka main badminton atau memancing di kolam ikan di kebun belakang. 23 Kedua paman adalah orang yang mempunyai perbuatan amoral. Peran kedua paman ini dalam cerita adalah salah satu contoh laki-laki yang walau sudah berbuat amoral, namun sebagai perempuan haruslah mengalah seperti yang Nenek sering katakan. Perbuatan amoral kedua paman terdapat pada kutipan berikut: Masih jelas dalam ingatanku, sehabis main badminton, kulihat kedua pamanku yang masih bersimbah peluh tengah mengajak ngobrol Lola di atas kursi panjang di samping lapangan badminton. Sore itu, senja hampir turun, tetapi pandanganku masih terlalu jelas untuk mengintip tangan Paman Hasan yang memegang pundak Lola, dan secepat kilat Lola menepisnya. Kulihat Paman mengucapkan sesuatu dan Lola menggeleng. Paman bangkit berdiri di belakang Lola, tetapi tangannya menjulur cepat ke arah payudaranya. Lola tersentak, tetapi Paman Khalil di sampingnya malah terbahak. 24 21 Ibid., hlm. 81 22 Ibid., hlm. 82 23 Ibid., hlm. 88 24 Ibid., hlm. 90 Dan kedua paman ini juga digambarkan dalam dialog antara Lola dan Kejora sebagai berikut: “Peristiwa yang mana maksudmu, Kak?” “Kalau tidak ada Wak Tiwar sore itu, pasti ia telah memerkosaku.” Aku tersentak. “Ia juga hendak memerkosamu? Di mana, Kak?” “Di samping kolam ikan. Saat aku baru saja keluar dan naik dari berenang. Ia mendekapku dari belakang. Tiba-tiba Wak Tiwar berdehem-dehem sambil membawa cangkul di bawah pohon pisang emas.” 25 Perbuatan yang diterangkan dalam kutipan di atas adalah perbuatan yang tidak terpuji. Kedua paman yang dipercaya oleh ayah Kejora dan Bianglala ternyata berani mencoba memperkosa Lola. Sehingga dari peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa kedua paman adalah seseorang yang tidak baik. f. Bianglala Lola Dalam pengamatan Kejora, kakaknya adalah sosok perempuan yang pendiam namun menyimpan rahasia, sebagaimana terdapat dalam kutipan berikut: Aku merinding. Tak kusangka, kakakku Bianglala yang pendiam, ternyata dalam dirinya menyimpan magma. Tak dapat kubayangkan saat magma itu meledak, seratus prahara bakal menderak-derak, melantakkan Paman Hasan si biludak burik. Pastilah dia kian burik saja setelah memperoleh bencana. Aku senang mendengar ucapan kakak ku dan “hari pembalasan” itu terus kutunggu-tunggu. 26 Wanita penyuka malam. Sebagaimana tertulis dalam kutipan sebagai berikut: Melihat keseriusan Lola dan penderitaannya, aku pun bungkam. Seperti Lola, aku mulai menyukai malam. Di saat semua terlelap, pintu kebebasan kubuka, dalam khayalan dan 25 Ibid., hlm. 112 26 Ibid., hlm. 112 mimpi-mimpi. Bersama Lola, aku sering duduk di luar rumah, di halaman tengah saat langit tanpa bulan. Mendebgar kesiur angin malam, daun-daun dari pohon-pohon yang rindang di mana dari celah-celahnya, mengintip ratusan, bahkan jutaan bintang 27 Kejora dan Bianglala hidup dalam keluarga yang menerapkan patriarki terhadap gender wanita. Hal ini berdampak pada kebebasan mereka dan banyak larangan untuk bersosialisasi dunia luar. Maka dari itu, waktu malam dianggap menjadi waktu di mana mereka merasa bebas. Peran Bianglala dalam cerita juga penting karena dari Bianglala, Kejora mengetahui kebusukan perilaku pamannya. Bianglala juga salah satu perempuan yang disukai Zakky dan membuat Kejora cemburu sehingga menimbulkan konflik antara Zakky dan Kejora. g. Ayah Kejora Bapak Haji Thalib bin Shalihunnas bin Zamrudin Otoriter dan taat pada agama terdapat pada kutipan sebagai berikut: “Bangun dalam sepertiga malam, itu sangat bagus, tetapi bukan untuk mencari sensasi. Bangun malam adalah qiyamul mullail, tahajud Tafakur Bukan keluyuran membikin berita heboh, mengganggu para tetangga, mengganggu saudara- saudaranya yang tengah nyenyak tidur. Itu namanya merusak malam. Sekaligus merusak nama baik Ayah. Paham?” “Paham, Yah.” “Dan kau, Lola. Awasi adikmu Jika sekali lagi bikin sensasi, tahu hukuman apa yang bakal Ayah jatu hkan?” 28 Menerapkan poligami dalam keluarganya. Kupikir, ibuku tertekan menjadi istri kedua. Itu bisa kubaca dari ekspresi wajahnya yang senantiasa masam melihat Ibu Fatmah pulang dari luar kota bersama Ayah. 29 27 Ibid., hlm. 91 28 Ibid., hlm. 96-97 29 Ibid., hlm. 97 h. Ibu Jora Ibu Jora diceritakan oleh Kejora sebagai sosok ibu dari istri kedua ayahnya. Walau demikian, Ibu Jora adalah sosok perempuan sederhana. Sangat berseberangan dengan sosok istri kedua kebanyakan. Hal ini terdapat pada kutipan sebagai berikut: Ibuku adalah perempuan sederhaana yang mengelola rumahnya menjadi sebuah kastil indah bagi anak-anak dan suaminya. Ia tidak pernah kemana-mana. Iaa melangkahi pintu besar hanya di waktu takziah, pesta pernikahan, atau menjadi imam shalat Jumat di langgarmushola yang khusus perempuan. Tdak seperti ibu tiriku, ibu jarang sekali ke luar kota untuk pelesir bersama Ayah ataupun menghadiri acara- acara di mana Ayah selalu hadir bersama Ibu Fatmah. Hampir seluruh waktu ibuku habis untuk anak-anaknya. Kamilah, putra-putrinya, hiburan terbesar baginya. Kupikir, ibuku tertekan menjadi istri kedua. Itu bisa kubaca dari ekspresi wajahnya yang senantiasa masam melihat Ibu Fatmah pulang dari luar kota bersama Ayah. Sekalipun banyak hadiah untuknya, takk dapat menghapus kesedihan yang memancar dari perasaan jiwa yang tertekan. 30 Pengaruh menjadi istri kedua terhadap anak-anaknya adalah menimbulkan traumatik sendiri terhadap Kejora khususnya. Hal ini terlihat dari Kejora yang melarang Zakky untuk berpoligami jika kelak sudah menikah. Bahkan jika Zakky berani, Kejora mengancam akan melakukan hal yang sama. i. Prahara Nama Prahara yang berarti angin ribut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan adik laki-laki Kejora yang selalu diberikan kebebasan oleh keluarganya untuk keluar rumah dan bermain. Beda dengan perlakuan yang didapat oleh anak perempuan di keluarga itu. Bahkan walau Prahara adalah seorang adik, Prahara sebagai laki-laki mempunyai kekuasaan di atas Kejora. 30 Ibid., hlm. 102 Diceritakan dalam sebuah dialog, bahwa Prahara adalah tukang nyontek. Sebagaimana tertulis dalam dialog antara Kejora dan Prahara berikut: “Seluruh kampung tahu, kamulah ahlinya nyontek.” Jawabku. “Tetapi, Nenek tidak tahu.” “Akan kubeberkan semua rahasiamu, termasuk surat peringatan dari Ibu guru.” 31 Diceritakan sebagai „parasit’. Sebagaimana Kejora menjabarkannya dalam dialog sebagai berikut: “Apa itu „parasit’ dan apa itu „klorofil’?” Prahara mengejek. “Parasit itu jamur „gatal’, persis seperti kamu. Hidupnya nebeng melulu, nggak bisa mandiri. Baju dicucikan, makan diambilkan, tempat tidur dibersihkan, minum dibikinkan. Beda dengan klorofil, tahu?” 32 Hal di atas terjadi karena hasil didikan memanjakan Prahara secara berlebihan. Sehingga didikan yang demikian membuat Prahara terbuai hingga tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik meskipun begitu keluarga tetap membanggakan Prahara. j. Asaav Muscovic Seorang teman yang dikenalkan Zakky kepada Kejora. Sosok pria kelahiran Belorussia keturunan Yahudi. Sebagaimana terdapat pada kutipan berikut Assav tertawa. Ringan saja. Lalu berkisah sedikit mengenai masa lalunya. Bahwa ia adalah Yahudi kelahiran Belorussia. 33 Asaav memiliki beberapa karakter layaknya etnis Yahudi. Di antaranya serius menekuni bidang tertentu. Sebagaimana tertulis pada kutipan sebagai berikut: Minatnya terhadap agenda acara Al Mezzah setinggi Mount Hermon. Jika sudah membicarakan sajak-sajak klasik Abul A’la Al-Maa’arri, penyair masyhur Suriah abad ke-10, Asaav lebih memilih tidur di Al-Mezzah daripada di apartemen. 31 Ibid., hlm. 81 32 Ibid., hlm. 87 33 Ibid., hlm. 174 Seperti adatnya etnis Yahudi, menekuni sesuatu di bidang adalah tidak main-main. Segala sesuatu dikerjakan untuk menjadi pakar. 34 Seseorang yang suka humor Biasanya, orang Yahudi pintar dalam berdagang dan pelitnya minta ampun. Tapi Asaav lain. Ia membawa sebagian kebiasaan bangsa Yahudi yang suka humor. Termasuk diplomasi dan mau menang sendiri. Ini dia. Turunan Yitzak Shamir. 35 Berikut adalah salah satu lelucon Asaav sehingga Kejora tertawa terbahak-bahak. “Suatu hari”, Asaav berkisah, “seseorang dengan dua bungkusan datang pada seorang Rabi. Rabi itu bertanya, bungkusan apa itu? Orang itu menjawab, saya ingin menjual dua barang ini. Maukah anda membelinya? Rabi kembali bertanya, barang apakah itu? Kitab Suci, jawab orang itu. Berapa harganya? Tanya Rabi. Gratis, jawab orang itu. Dengan serta- merta, Rabi berkata, aku beli keduanya” Begitu Asaav selesai bicara, kami menggelombang dalam tawa tak berkesudahan. 36 Peran Asaav dalam konflik cerita menjadi penting karena Asaav adalah sosok laki-laki yang dengan segala pesonanya bisa membuat Kejora kagum kepadanya sehingga mampu membuat Zakky cemburu dan melahirkan pertikaian di antara keduanya.

3. Latar Setting

Latar dalam novel ini dibagi menjadi dua bagian yaitu latar tempat dan waktu.

a. Latar Tempat

1 Moroko Moroko adalah tempat kedua yang dikunjungi Kejora setelah Damaskus. Sebagaimana terdapat pada kutipan berikut: 34 Ibid., hlm. 175 35 Ibid., hlm. 175 36 Ibid., hlm. 180 Setelah Damaskus, inilah perjalanan kedua yang menggetarkan jaringan syarafku, Maroko. Sebuah tempat penuh kontras dan keindahan yang menakjubkan. Negara modern dengan jiwa bersahaja. Lebih dari separuh buminya adalah sahara, taman Allah sebagaimana legenda Arab yang tetap terjaga. Menandingi sahara yang perkasa, Pegunungan Atlas membentang bagai tulang punggung Maroko. 37 2 Tangier Nama sebuah kota tua dekat dengan pesisir Spanyol yang dibangun di atas daerah berbukit-bukit. Sebagaimana terdapat pada kutipan berikut: Inilah Tangier. Kota tua yang dibangun di atas daerah berbukit-bukit —terletak di pilar-pilar Hercules, delapan mil dari pesisir Spanyol. 38 Tangier juga merupakan tempat bandara Boukhalef berada. Sebagaima tertulis di kutipan sebagai berikut: Akhirnya, waktu membalik kenyataan. Bahwa mimpi tidak selamanya bersembunyi di belakang tembok angan- angan. Ia hadir di sini. Menungguku di bandara Tangier, Boukhalef, dalam perjalanan menuju bumi Muhammad paling barat. 39 Tempat ini menjadi penting dalam konflik keseluruhan karena merupakan tempat di mana Kejora akan memulai petualangannya di Spanyol untuk menghadiri konferensi. 3 Apartemen di Amman, Yordania. Apartemen di Amman Yordania adalah tempat Zakky dan Kejora menginap untuk berlibur. Apartemen menjadi penting dalam cerita karena ketika mereka menginap di apartemen yang sama, namun mereka tidur di kamar yang berbeda. Dan di sini juga 37 Ibid., hlm. 11 38 Ibid., hlm. 12 39 Ibid., hlm. 11 terdapat kutipan keteguhan iman Kejora untuk tidak berbuat yang tecela. Sebagaimana terdapat dalam kutipan sebagai berikut. Aku melanjutkan langkah menuju kamarku sendiri dan mengunci pintu dengan takjub, karena menyadari, tepatnya baru menyadari, alangkah beratnya “bertempur melawan syahwat”. Dan ketika tangan itu terus mengetuki pintuku, menekan-nekan belnya, sebenarnya pertempuran baru saja dimulai. Sepenuhnya aku menyadari bahwa manusia lengkap memiliki tiga jenis nafsu. Tiga macam yang saling berebut tempat untuk memonopoli. Masing- masing memiliki keindahan untuk dipamerkan. Aku bimbang. 40 4 Cassablanca Kota yang digambarkan Kejora sebagai salah kota yang terpenting di dunia karena keunggulan-keunggulannya. Sebagaimana terdapat pada kutipan berikut: Aku masih memiliki sekitar tiga puluh enam jam lagi untuk menikmati embusan angin dari kota terpenting di dunia ini, Cassablanca. Sebuah kota yang menggabungkan Hollywood dengan kitab Injil, kata Michael Wolfe. Pencakar langit yang menjulang, Masjid Hassan II yang menakjubkan dengan nuansa Islam tradisional yang khas, arena olahraga George Raft, restoran-restoran Italia yang mewah milik para Yahudi, merupakan be berapa hal yang mewarnai kota paling sibuk di seantoro jagat ini. 41 5 Kampus al-Akhawayn Merupakan tempat konferensi. Sebagaimana terdapat pada kutipan berikut Hari ini, semesta langit berwarna cerah. Terlihat dari beranda kamar lantai lima Riad Salam, tempat kami menginap selama konferensi berlangsung. Tak ada mendung menggantung, berarak, atau menggulung dalam rupa begawan, monster, atau raksasa. Tak terlihat awan bersisik ikan tanda pesta para nelayan di lautan karena 40 Ibid., hlm 162 41 Ibid., hlm. 41 ikan-ikan mengambang di permukaan. Sangat berbeda dengan seluruh kesimpulan yang dihasilkan sidang konferensi selama sepekan di Ifrane, kampus Al- Akhawayn. 42 Kampus al-Akhawayn menjadi penting dalam cerita karena menunjukan keaktifan Kejora dalam mengikuti konferensi sebagai wujud perempuan yang memiliki wawasan keilmuan dari berbagai sumber. 6 Pesantren Tempat Kejora menuntut ilmu. Sebagaimana tertulis di kutipan sebagai berikut: Saat pertama kali masuk pesantren, aku menghuni kamar nomor 24 yang memuat enam ranjang tingkat dan ena lemari, tentu saja dengan penghuni dua belas santri baru, dengan bermacam karakter dan penampilan. 43 7 National Art Gallery Merupakan tempat diadakannya pameran. National Art Gallery menjadi penting dalam cerita karena merupakan tempat Kejora dan Elya akhirnya tidak sengaja bertemu setelah sekian lama terpisah. Sebagaimana tertulis dalam kutipan berikut: Di depan National Art Gallery, kami berhenti. Terlambat sekian menit dari rancangan acara. Semua serba terburu- buru. Zakky menabrak mobil yang parkir di sampingnya. Itulah mobil Elya. 44 8 Rumah Zakky Rumah Zakky adalah tempat di mana Kejora menginap setelah pulang dari Damaskus. Sebagaimana tertulis di kutipan sebagai berikut: 42 Ibid., hlm. 34 43 Ibid., hlm. 59 44 Ibid., hlm. 146 Dua hari lalu, dari Damaskus, kami langsung pulang ke rumah Zakky. Aku bersikeras untuk tidur di pesantren, tapi adik perempuan Zakky berminat mengenalku dengan menyiapkan kamarnya untukku bermalam. 45 Di rumah Zakky menjadi penting dalam cerita karena Kejora bisa bertemu adik Zakky yang memiliki pandangan yang sama tentang laki-laki dan dapat mengenal keluarga Zakky lebih baik lagi, terutama terhadap Najwa, adiknya Zakky.

b. Latar waktu

1 Malam Latar waktu di saat malam adalah waktu yang sangat sering dipakai menjadi bagian dari isi cerita. Hal ini dikarenakan banyaknya aktivitas yang berlangsung ketika malam. Dan Kejora, si tokoh utama, pun sangat menyukai waktu malam. Sebagaimana tertulis dalam kutipan sebagai berikut: Selagi aku berpikir tentang aktivitas mereka, kurasakan getaran ringan dari bawah tidur di mana aku tengah duduk bersandar. Sekalipun dingin malam kian merasuk, tak ada angin kencang atau aroma wangi tanjung. 46 Kegiatan yang dilakukan ketika malam di antaranya ketika Kejora melaksanakan ibadah tahajud, lalu terjadi sesuatu, seperti ada yang bergerak di bawah tempat tidurnya. Dan ternyata itu adalah Elya. Kutipan berikutnya tentang latar malam sebagai berikut Kulihat jauh di depan sana sebuah langkah terayun, menuju mushala. Seorang santri, ta‟mirah mushala, tengah siap membangunkan mimpi para santri dengan alunan ayat-ayat suci Al- Qur’an. Elya merangkulku dengan sayang. 47 45 Ibid., hlm. 191 46 Ibid., hlm. 67 47 Ibid., hlm. 77 Latar malam di atas adalah ketika santri baru dibangunkan dari tidur. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan santri telah dimulai dari awal mereka bangun tidur. Berikut latar malam dan kegiatan ibadah tahajud dilaksanakan. Sonya diam membisu. Bahkan dibenamkannya wajahnya ke bawah bantal. Kami pun tidak peduli. Setelah mencium harum aroma kopi bikinan Elya, aku melangkah. Kami shalat tahajud di mushala dan mengitari malam bersama penuh sesak kata-kata. 48 Jam tidur kami adalah pukul sepuluh malam, tetapi satu jam sebelumnya, ada bel berbunyi yang merupakan bel peringatan bagi santri-santri yang suka keluyuran untuk segera memasuki kamar masing-masing. Di atas pukul sepuluh malam, tak ada satu santri pun yang boleh berada di luar kamar, kecuali untuk keperluan ke kamar mandi. Baru di atas pukul dua belas malam, diperbolehkan keluar untuk qiyamul lail atau belajar di mushala, di kelas, atau di tempat-tempat yang terang, seperti di atas jalan layang yang membentang antara kamar enam hingga kamar khusus para ustadzah atau di atas panggung pertunjukan dengan lampu yang cukup terang. 49 Selain latar malam yang berlangsung di pesantren, berikut latar malam yang terjadi ketika Kejora berada di rumah. “Sudah Sudah. Semua harap pulang. Ini waktu malam. Lebih baik shalat malam daripada memburu trenggiling yang tidak jelas arahnya” 50 Kutipan di atas adalah kejadian di halaman rumah Kejora menjadi heboh ketika malam hari sedang memburu trenggiling. 2 Tahun 1982-1993 Hal ini terdapat pada judul tiap bab dalam novel. Sang penulis novel, Abidah El Khalieqy menuliskan waktu dan tempat peristiwa berlangsung di tiap-tiap judul bab. 48 Ibid., hlm. 116 49 Ibid., hlm. 62 50 Ibid., hlm. 94

4. Alur

Novel Geni Jora menggunakan alur campuran. Hal ini tersurat pada alur cerita dari runtutan cerita yang maju-mundur. Tahapan yang ada pada alur novel Geni Jora, yaitu: 1 Tahap awal: tahap awal sebuah cerita biasanya disebut sebagai tahap perkenalan. Tahap perkenalan pada umumnya diberi sejumlah informasi penting yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. 51 Novel Geni Jora memiliki alur campuran sehingga pada tahap awal dibuka dengan perjalanan kedua Jora ke Maroko lalu perkenalan diri Jora dan tokoh lainnya pada tahapan selanjutnya. Setelah Damaskus, inilah perjalanan kedua yang menggetarkan jaringan sarafku, Maroko. Sebuah tempat penuh kontras dan keindahan yang menakjubkan. 52 Lalu cerita berlanjut ke masa ketika Jora di pesantren. Di ma‟had inilah Jora bertemu dengan sahabatnya yang bernama Elya Huraibi. Cerita terus berpindah dari satu masa ke masa yang lain. Hal ini terlihat dari judul bab yang dipakai. Bab 1 dimulai dari tahun 1993 dan di bab 4 kembali ke masa di tahun 1989. Begitupun seterusnya. Di tahap perkenalan, Kejora dikenal sebagai anak dari istri kedua dan keluarganya menerapkan konsep patriarki terhadap wanita. Hal ini dapat dilihat dari sosok Nenek di rumahnya menerapkan konsep demikian. Kejora adalah tokoh yang ingin mematahkan konsep bahwa wanita berada di bawah pria. 2 Konflik Tahap ini merupakan tahap tengah cerita yang dapat juga disebut sebagai tahap pertikaian, menampilkan pertentangan dan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya, menjadi semakin meningkat, semakin menegangkan. Konflik yang dikisahkan, 51 Nurgiyantoro, op. cit., hlm. 142 52 Abidah, op. cit., hlm. 11 seperti telah dikemukakan di atas, dapat berupa konflik internal, konflik yang terjadi dalam diri seorang tokoh, konflik eksternal, konflik atau pertentangan yang terjadi antartokoh cerita, antara tokoh protagonis dengan tokoh antagonis, dan keduanya sekaligus. 53 Kakak kandungku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan calon suamiku. Ini keterlaluan. Jika kemarin, sepanjang perjalanan menuju rumah, Zakky yang cemberut terus, kini ganti aku yang memerankan semuanya. Lebih hebat dan membara. 54 Konflik awal terjadi ketika Zakky terlihat terarik dengan Lola. Dan pun sebaliknya begitu. Setelah kejadian itu, Kejora pun semakin dekat dengan sahabat Zakky, Asaav. Hal ini terdapat pada kutipan sebagai berikut: Namun, aku tak membutuhkan itu. Aku sedang mengincar yang lain. Lebih dari sekedar senyuman. Apa salahnya menggantikan posisi Zakky di hatiku? Dan apa salahnya jika diriku akan menggenapi bagian dirinya yang kurang? Bukankah kau mendambakan perempuan sepertiku, Asaav? Sebagaimana kau pernah bercerita pada Zakky? 55 3 Klimaks Ketika Zakky tidak bisa menahan sifat play boy-nya dan melirik ke Lola dan Elya. Jora kepalang cemburu terhadap Zakky. Sehingga Jora seolah tidak percaya lagi dengan apapun yang Zakky katakan. Bisa dikatakan pada tahap ini, Jora seolah sudah menyerah dengan semua masalah-masalah yang bertubi di antara hubungannya dengan Zakky. Pada tahap ini, Kejora memiliki krisis kepercayaan terhadap Zakky. Hal ini tertulis dalam kutipan sebagai berikut. Seribu kali kau katakan bahwa kau telah berubah. Pihak mana akan percaya? Jika kenyataannya, kau masih main mata dengan Bianglala? Membikin perjanjian perjumpaan di Yogyakarta? Hampir tiap hari kau juga menelepon Elya Huraibi, sahabat paling kusayangi? Sekali-kali tidak Aku tak percaya dengan semua kisah perubahanmu yang dramatis itu. 53 Ibid., hlm. 145 54 Ibid., hlm. 215 55 Ibid., hlm. 230 Kupikir, Elya benar saat mengatakan bahwa sang petualang tidak sepenuhnya bisa ditaklukkan. 56 4 Antiklimaks Tahapan di mana adanya penurunan dari tahap klimaks untuk sampai pada akhirnya mencapai tahap akhir atau tahap penyelesaian. Tahapan antiklimaks yang terkait dengan permasalahan antara Zakky dan Kejora dimulai dengan bertemunya empat orang di El-Shareque. Masing-masing mengklarifikasi tentang hubungannya kepada Kejora. Sebagaimana tertulis dalam kutipan sebagai berikut: “Kita akan bicara? Aku dan kau?” “Ya. Kita berempat,” Zakky melirik Elya. Masih cukup tajam mataku saat melihatku terheran-heran dengan semuanya. “Tafadhali Ijlisi Ayo duduk Kita sarapan dulu, lalu bicara. Oke?” “Apa yang ingin kau bicarakan?” aku tak sabar. “Tentang kita. Hubungan kita. Cinta kita. Tapi, makanlah dulu. Ayo” 57 5 Akhir Tahapan di mana segala permasalahan mulai terselesaikan, semua konflik mulai ditemui jalan keluarnya atau akhir ceritanya. Tahapan akhir atau penyelesaian dari konflik yang terjadi pada Kejora dengan Zakky terdapat pada kutipan sebagai berikut: “Aku tidak akan poligami. Ini janjiku. Jika aku mengingkarinya, kau boleh melakukan hal yang sama. Dan itu adalah hukuman paling menyakitkan untukku. Aku tidak siap. Dan tidak akan pernah siap menyaksikan kau dengan yang lain, Jora. Aku ingin kau hanya untukku. Selamanya” 58 Pada kutipan tersebut, akhirnya Zakky pun berjanji tidak akan melirik wanita lain bahkan poligami. Zakky sadar betul, bahwa jika Jora melakukan hal yang sama, Zakky tidak akan sanggup menjalani hidup tanpa Kejora. Hal ini berkaitan dengan perasaan traumatik yang 56 Ibid., hlm. 241 57 Ibid., hlm. 247 58 Ibid., hlm. 260 dialami oleh Kejora ketika melihat ibunya seperti tertekan karena menjadi istri kedua. Di akhir cerita pun, Jora seperti di atas angin karena telah berhasil membuat Zakky bertekuk lutut. Kejora membuktikan eksistensinya untuk menjadi wanita yang tidak boleh begitu saja mengalah atas perbuatan laki-laki. Sebagaimana tertulis dalam kutipan berikut. Tak ada. Hanya kecewa. Maka, jika ditonjok hidungmu, ganti tonjok hidungnya. Jika dia meninjumu, tinju dia dengan kekuatan yang sama. Sebagaimana Zakky mengiris hatiku, kuiris pula hatinya hingga luka berdarah-darah karena cemburu. Baru tahu rasa dia. Saat kuasa melihat wajah saingannya. Semoga dia taubatan nasuha. 59

5. Sudut Pandang

Sudut pandang yang dipakai dalam novel Geni Jora menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama dan tokoh utama Kejora sebagai pencerita. Hal ini terlihat dari seluruh isi cerita. Sebagaimana tertulis dari kutipan berikut Aku mendesah pelan. Perlahan-lahan, kukumpulkan seluruh nyaliku untuk bangkit, berdiri tegak kembali atas kebenaran. Kupandangi langit kelam. Bertaburan bintang-bintang, menatapku dengan bahasa diam seolah ingin mengatakan bahwa merekalah saksi atas kebohongan tuduhan Sonya kepadaku. Wahai sahabat-sahabat malamku. Berdirilah tegak di sampingku, dukung kata-kata untuk diucapkan. Akhirnya, aku tak sabar pada suasana mengambang seperti itu. 60 Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama ditandai dengan kata ganti “aku”. Kata ganti “aku” menimbulkan dampak pembaca langsung terlibat dalam penghayatan dan perasaan batin aku Kejora.

6. Gaya Bahasa

Pengarang menggunakan beberapa majas dalam penulisannya. Di antara majas tersebut antara lain majas perbandingan, majas pertentangan, 59 Ibid., hlm. 269 60 Ibid., hlm. 120 dan majas pertautan. Majas perbandingan adalah majas yang menggunakan perbandingan untuk menarik perhatian orang terhadap sesuatu yang hendak disampaikan. 61 Majas perbandingan yang terdapat dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy, salah satu contohnya adalah personifikasi. Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang yang tidak bernyawa seolah-seolah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. 62 Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut: Lalu di manakah aku kini? Di sebuah titik bumi di antara dua pohon palem, yang daun-daunnya menyembunyikanku dalam rongga malam, batangnya mengaburkan sosokku dari pemandangan, hingga lenyaplah diriku dari sorotan kamera para penghuni planet lain yang tengah mengembara. 63 Majas personifikasi ini terlihat karena seolah-olah daun tersebut bisa bertingkah laku seperti manusia. Bisa menyembunyikan sesuatu. Sesekali, kami menengadah ke langit. Saat sesosok bintang terjungkal dari kursinya. 64 Majas personifikasi ini terlihat karena seolah-olah bintang bisa duduk dan kemudian terjungkal dari kursi yang tengah didudukinya. Majas berikutnya yang terdapat dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy adalah majas pertentangan. Majas pertentangan adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan cara mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain, 65 yang termasuk majas pertentangan salah satu contohnya adalah hiperbola. 61 Tajuddin, Noor Ganie, Buku Induk Bahasa Indonesia Pantun, Puisi, Syair, Peribahasa, Gurindam, dan Majas, Yogyakarta: Araska, 2015, hlm. 197 62 Ernawati, Waridah, Kumpulan Majas, Pantun, Peribahasa Plus Kesusastraan Indonesia, Jakarta:Penerbit Ruang Kata Imprint Kawan Pustaka, 2014, hlm. 12 63 Abidah, op. cit., hlm. 65 64 Ibid., hlm. 69 65 Ganie, op. cit., hlm. 196 Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dalam hal jumlah, sifat, dan ukurannya. Tujuannya untuk memberi penekanan pada suatu pernyataan atau suatu situasi untuk memperhebat, atau meningkatkan kesan atau pengaruh. 66 Hal ini dapat dilihat dalam kutipan sebagai berikut: Boleh jadi enam atau sepuluh tahun lagi di pesantren, mereka akan tetap seperti itu, terbata-bata dengan lidah menyeret gajah saat melafalkan kalimat suci. 67 Lidah menyeret gajah berarti teramat sulit. Kutipan ketika Kejora menyindir Sonya yang walau sudah lama menjadi santri, tetapi karena ketidaksungguhannya belajar, untuk melafalkan ayat suci saja susah. Apakah yang tengah terjadi dengan diriku? Terserang demam? Diganggu jin? Saat Elya meletakkan tangannya di punggung jemariku, kurasakan dua arus kekuatan yang menghempas, melesat, atau menyedot aliran nadi di sekujur tubuhku. 68 Kalimat „kurasakan dua arus kekuatan yang menghempas, melesat, atau menyedot aliran nadi di sekujur tubuhku ’ berarti sangat dahsyat dan luarbiasa. Kalimat yang digunakan Bencana fitnah menyebar seperti kuman epidemik, seperti virus SARS, kadang seperti bencana Cernobyl, kadang seperti racun sianida, yang membuatmu mati perlahan-lahan dengan membenturkan kepalamu ke segenap penjuru, hingga muncrat dan terurai seluruh isi kepalamu, hingga bergetar seluruh jaringan saraf. Dan kau adalah ayam yang disembelih, mati perlahan-lahan secara mengenaskan, penuh kesakitan dan ketakutan, sakit di atas sakit bin mahasakit. 69 Majas di atas mengungkapkan fitnah yang terasa cepat sekali menyebar dan sangat mematikan. Bencana Cernobyl adalah bencana yang terjadi karena ledakan nuklir dan sampai sekarang masih menjadi wilayah 66 Ibid., hlm. 244 67 Abidah, op. cit., hlm. 75 68 Ibid., hlm. 78 69 Ibid., hlm. 128 yang berbahaya untuk ditinggali. Sedangkan racun sianida adalah racun yang sangat berbahaya. Reaksinya terhadap manusia sangat mematikan dan cepat sekali efek yang ditimbulkan. Majas lainnya yang terdapat dalam novel Geni Jorakarya Abidah El Khalieqy adalah majas pertautan. Majas pertautan adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan cara mempertautkan dengan yang lainnya. 70 Salah satu majas pertautan adalah metonimia. Metonimia ialah majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya. 71 Contoh majas metonomia dalam kutipan sebagai berikut. Jangan tanya betapa sempit kursi ini. Dan alangkah pengapnya Cadilac tua ini. 72 Majas metonimia ini terlihat dari penyebutan mobil dengan merk Cadilac sebagai pengganti. Jaguar merah itu melaju dengan hati-hati. 73 Jaguar merupakan nama merk dari sebuah mobil kijang.

B. Nilai Pesantren

Novel Geni Jora adalah salah satu novel karya Abidah El Khalieqy yang meraih berbagai penghargaan. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengetahui nilai pesantren yang terdapat dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy. Pesantren yang terdapat di dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy termasuk dalam jenis pesantren tradisional. Pada pesantren ini pengajaran pendidikan menggunakan sistem pengajaran non-klasikal. Selain itu dasar utama 70 Ganie, op. cit., hlm. 196 71 Ibid., hlm. 231 72 Abidah, op. cit., hlm. 187 73 Ibid., hlm. 141 yang diterapkan adalah penguasaan Al-Quan yang dilanjutkan dengan memperdalam bahasa Arab sebagai alat untuk memperdalam buku-buku tentang fiqh hukum Islam, usul fiqh pengetahuan tentang sumber-sumber dan sistem jurisprudensi Islam, hadist sastra Arab, tafsir tauhid teologi Islam, tarikh sejarah Islam, tasawuf dan akhlaq etika Islam. 74 Nilai pesantren dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy dapat diketahui melalui kutipan-kutipan dialog antartokoh dan aktivitas yang berlangsung selama Kejora menempuh pendidikannya di pesantren. Hal ini agar memberikan gambaran secara penuh bagaimana nilai pesantren yang terkandung dalam novel Geni Jora yang dapat diteladani peserta didik kelak. Nilai pesantren yang terdapat dalam novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy memiliki beberapa nilai. Di antaranya: a. Kesederhanaan Pesantren identik dengan kesederhanaan. Hal ini mendasari tiga kebutuhan pokok seorang manusia yaitu sandang, pangan, dan papan. Kesederhanaan juga berarti Zuhd, yang artinya menjauhkan diri dari sifatnya yang keduniawian. Salah satu nilai pesantren yang terdapat pada novel Geni Jora karya Abidah El Khalieqy adalah jiwa kesederhanaan. Pesantren tempat di mana Kejora menuntut ilmu, mengedepankan jiwa kesederhanaan sebagai salah satu identitas pesantren. Hal ini terbukti dengan adanya peraturan bagi kalangan santri, terutama santri baru. Sebagaimana tertulis pada kutipan berikut Setiap seorang santri melewati ruangan di pintu ketiga ini, Encik Barkah akan menggerayangi seluruh badannya, seperti seorang petugas kepolisian yang tengah menggerayangi seseorang yang dicurigai, untuk memastikan tidak terdapat barang curian atau barang terlarang dalam lipatan tubuhnya. Di sini, barang terlarang bisa berupa surat cinta atau gaun-gaun mahal yang terlarang. Encik Barkah akan menyita barang-barang tersebut jika kebetulan 74 Elka, Desty Ariandy, Pondok Pesantren di Yogyakarta, dalam jurnal http:e- journal.uajy.ac.id296232TA11660.pdf diakses pada tanggal 15 Agustus 2016. menemukannya di antara para santri dan ia akan melaporkan temuannya pada wakil direktur. 75 Gaun-gaun mahal mengindikasikan hidup yang jauh dari kata sederhana, sehingga dilarang pemakaiannya di dalam lingkungan pesantren. Di pesantren Kejora menuntut ilmu, jiwa kesederhanaan dipupuk dari hal yang dasar terlebih dahulu, yaitu cara berpakaian. Hal ini tertulis dalam kutipan sebagai berikut: Di tangan Encik Barkah, tak ada satupun surat cinta yang lolos, apalagi gaun-gaun mahal dan keren. Semua gaun yang dipakai di pesantren merupakan baju sederhana dengan bawahan sarung perempuan, sebagai bentuk penerapan kehidupan sederhana dan menjauhi model kehidupan musrifin alias jorjoran. 76 Pakaian sederhana yang dipakai oleh santri dalam kesehariannya, diharapkan akan membentuk jiwa kesederhanaan kepada tiap-tiap santri. Pemakaian baju sederhana dengan bawahan sarung sudah menjadi hal yang lazim dipakai di kebanyakan pesantren. Selain membuat santri seragam, tujuan lainnya tentu ingin mengingatkan kepada santri bahwa seseorang di mata Tuhan dibedakan hanya dari kadar ketakwaan, bukan dari materi yang menempel pada jasadnya. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia dari tiga kebutuhan pokok lainnya, sandang dan papan. Dari kebutuhan pokok yang terbiasa sederhana, lembaga pesantren berharap akan memberi dampak kesederhanaan pada aspek lainnya. Selain pakaian, kebanyakan pesantren menerapkan hal yang sama dengan asupan makanan yang dimakan oleh para santri. Bahkan menu makanan pun tidak terlalu beragam. Dari segi papan pun demikian. Apabila para santri memiliki kamar sendiri di rumahnya, maka di pesantren para santri akan memiliki kamar yang dihuni lebih dari satu orang. Seperti yang tertulis dalam kutipan berikut. Ranjangku ada di bawahnya. Di pesantren kami, setiap kamar dihuni enam atau delapan santri. Kami memakai ranjang tingkat untuk tidur dan lemari tingkat juga untuk menyimpan pakaian dan buku-buku. Satu kamar biasanya memuat tiga ranjang tingkat dan 75 Ibid., hlm. 60 76 Ibid., hlm. 61 lemari dua pintu. Kamar yang memuat empat ranjang tingkat akan dihuni delapan santri dan seterusnya. 77 b. Ukhuwah Islamiyah Nilai ukhuwah islamiyah tentu salah satu yang mendasari kehidupan yang terdapat dalam pesantren. Hal ini dimaksudkan salah satunya agar kelak ketika terjun di masyarakat, santri bisa menjalin persatuan umat, dimulai denganukhuwah islamiyah yang dipupuk dari menjadi santri. Salah satu bentuk penanaman nilai ukhuwah islamiyah dalam pesantren adalah dengan tidak membeda-bedakan suku ataupun asal santri lainnya berasal. Pesantren menerima semua santri dari berbagai daerah bahkan negara. Hal itu sesuai dengan kutipan dalam novel sebagai berikut. Saat pertama kali masuk pesantren, aku menghuni kamar nomor 24 yang memuat enam ranjang tingkat dan enam lemari, tentu saja dengan penghuni dua belas santri baru, dengan bermacam karakter dan penampilan. Kami datang dari seluruh penjuru negeri ini, dari Bogor, Sumbawa, Padang, Bali, Kalimantan, Jakarta, Kendari, ambon, bahkan juga dari Malaysia, India, dan Brunei. Terdapat juga beberapa santri dari Pattaya, Thailand. 78 Kemajemukan yang terdapat dalam kehidupan pesantren, menjadi gambaran awal bagaimana santri menyikapi perbedaan karakter, sifat, dan watak temannya. Kehidupan pesantren yang berlangsung selama 24 jam, 7 hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun akan memberi pelajaran mengenai perbedaan tersebut. Di sinilah tugas santri bersama agar dapat menjalin ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah yang berarti persaudaraan Islam adalah jiwa yang mengganggap saudara seagamanya bak saudaranya sendiri. Seperti dalam kutipan berikut. “Masa kau tidak tahu? Aku kan berguru padamu, membaca dirimu, membaca bakat dan keinginan-keinginan tersembunyimu. Sebab itu, aku mengagumimu, Jora. Dalam setiap keindahan dan kebaikan, agaknya Tuhan selalu berpihak kepadamu. Dia 77 Ibid., hlm. 58 78 Ibid., hlm. 59