Pengertian Novel Nilai Pesantren dalam Novel Geni Jora Karya Abidah El Khalieqy dan Implikasinya Pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas XI SMA
menjadi; tokoh utama dan tokoh tambahan, dilihat dari segi peranan atau tingkat pentingnya tokoh dalam sebuah cerita ada tokoh yang tergolong
penting dan ditampilkan terus menerus sehingga terasa mendominasi sebagian besar cerita. Sebaliknya, ada tokoh yang hanya dimunculkan
sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itu ungkin dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh yang disebut pertama adalah tokoh
utama, sedang yang kedua adalah tokoh tambahan.
12
Dilihat dari watak yang dimiliki tokoh, dapat dibedakan menjadi tokoh protagonis dan antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang
wataknya disukai pembaca. Biasanya berwatak baik dan positif. Sedangkan, tokoh antagonis adalah tokoh yang wataknya dibenci
pembaca. Biasanya memiliki watak buruk dan negatif.
13
Seseorang yang membaca sebuah novel, biasanya akan tertarik akan persepsi, penafsiran dan pemahaman tokoh-tokoh yang dihadirkan
pengarang. Kadangkala perwatakan dalam sebuah novel dipaparkan dalam dua golongan yang berlawanan, „baik’ dengan „buruk’ atau „simpatik’
dengan „tidak simpatik’. Bahkan sering pula nampak dikategorisasikan
sebagai tingkatan- tingkatan „kebaikan’ dan „keburukan’, yang semuanya
itu menunjukkan kepada pembaca bahwa di antara kita tidak seorangpun yang sempurna.
14
c. Latar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung.
15
Latar di dalam sebuah karya sastra merupakan tempat peristiwa sebuah cerita berlangsung. Latar dapat juga dapat diartikan
sebagai waktu atau masa berlangsungnya suatu peristiwa karena latar itu sekaligus merupakan lingkungan yang dapat berfungsi sebaagai
12
Nurgiyantoro, op. cit., hlm. 258-267
13
Siswanto, op. cit., hlm. 143-144
14
Rahmanto, op. cit., hlm.71
15
Stanton, op. cit., hlm.3
metonomia atau metafora untuk mengekspresikan para tokoh.
16
Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian
tempat dan hubungan waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Tahap awal suatu karya pada umumnya berupa pengenalan,
pelukisan, atau penunjukan latar, namun hal tersebut tak berarti bahwa pelukisan dan penunjukan latar hanya dilakukan pada tahap awal cerita.
Cerita berkisah tentang seseorang atau beberapa orang tokoh. peristiwa-peristiwa dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau
dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan
yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra membangun latar cerita.
17
Pendapat Abrams yang dikutip dari buku Teori Pengkajian Fiksi, latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat,
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Stanton mengelompokkan latar, bersama dengan tokoh dan
plot, ke dalam fakta cerita sebab ketiga hal inilah yang akan dihadapi dan dapat diimajinasi oleh pembaca secara faktual jika membaca cerita fiksi
18
. Latar sendiri dikategorikan menjadi tiga bagian, yakni latar tempat, latar
waktu, latar sosial. Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu,,
mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas.
19
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan
dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan
dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan
16
Rene Wellek dan Austin Warren, op. cit., hlm. 290-291
17
Sudjiman, op. cit., hlm. 44
18
Nurgiyantoro, op. cit.,hlm. 209
19
Ibid.,hlm. 225