Produk-Produk Bank Syariah Mandiri

kondisi keuangan LAZ bersamaan dengan laporan publikasi laporan keuangan bank syariah. Salah satu sumber dana kebajikan juga berasal dari denda-denda nasabah yang wanprestasi atas akad-akad yang tidak terpenuhi. Jika bank syariah dengan status bank devisa, produk-produk yang dimilikinya dalam bentuk mata uang asing valas seperti tabungan dolardeposito USD, pembiayaan dan LC dalam mata uang asing. 57

D. Produk-Produk Bank Syariah Mandiri

1. Tabungan Tabungan terdiri dari, Tabungan BSM, Tabungan Mabrur, Tabungan Pendidikan Investa Cendekia, Tabungan Qurban, Tabungan BSM Simpatik, tabungan BSM Berencana 2. Deposito 58 Deposito terdiri dari, Deposito BSM, dan Deposito BSM Valas. 3. Giro 59 Giro terdiri dari, Giro BSM, dan Giro BSM Valas. 4. Obligasi Bank Syariah Mandiri Obligasi Bank Syariah Mandiri yaitu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan Emiten Bank Syariah Mandiri 57 http;www.lampungpost.comcetakberita.php.id. Diakses 30 Juni 2008. 58 Bank Syariah Mandiri BSM. Laporan Tahunan 2007 ,h.73-75. 59 Ibid,. untuk membayar Pendapatan Bagi HasilKupon dan membayar kembali Dana Obligasi Syariah pada saat jatuh tempo. 5. Pembiayaan Pembiayaan terdiri dari, Pembiayaan Mudharabah BSM, Pembiayaan Murabahah BSM, 60 Pembiayaan Musyarakah BSM, Pembiayaan Talangan Haji BSM, Pembiayaan dengan Skema IMBT Ijarah Muntahiyah Bittamliik, BSM Implan, Pembiayaan Pemilikan Rumah Griya BSM, Pembiayaan Istishna, Pembiayaan Mudharabah Muqayyadah off Balance Sheet. 60 Ibid,. BAB IV PERAN BANK SYARIAH MANDIRI BAGI PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT DI BUKITTINGGI A. Gambaran Umum Kota Bukittinggi Bukittinggi dalam kehidupan ketatanegaraan semenjak zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan dengan berbagai variasinya tetap merupakan pusat Pemerintahan Sumatera bagian Tengah maupun Sumatera secara keseluruhan. Bahkan Bukittinggi pernah berperan sebagai Pusat Pemerintahan Republik Indonesia setelah Yogyakarta diduduki Belanda dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949. 61 Semasa pemerintahan Belanda dahulu, Bukittinggi oleh Belanda selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan, dari apa yang dinamakan Gemetelyk Resort tahun 1828. Belanda telah mendirikan kubu pertahanannya tahun 1825, yang sampai sekarang kubu pertahanan tersebut masih dikenal dengan Benteng Fort De Kock. Kota ini telah digunakan juga oleh Belanda sebagai tempat peristirahatan opsir-opsir yang berada di wilayah jajahannya di wilayah timur ini. Oleh pemerintah Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian Pemerintah militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand karena disini berkedudukan komandan Militer ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama dari Taddsgemente Fort de Kock menjadi Bukittinggi 61 http;www.antara-sumbar.comidindex.php?mod=profil2.Diakses 10 September 2008 Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari Sianok, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu taba dan Bukit Batabuah yang sekarang kesemuanya itu kini berada dalam daerah Kabupaten Agam, di Kota ini pulalah pemerintah bala tentara Jepang mendirikan pemancar Radio terbesar untuk pulau Sumatera dalam rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan perang Asia Timur Raya versi Jepang. Pada zaman perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan. Dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949 ditunjuk sebagai Ibu Kota Pemerintahan darurat Republik Indonesia PDRI , setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda. 62 Selanjutnya sebelum tahun 1958 Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Propinsi Sumatera dengan Gubernurnya Mr. Tengku Muhammad Hasan. 63 Kemudian dalam peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang No. 4 tahun 1959 Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Sumatera Tengah yang meliputi keresidenan-keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau yang sekarang masing- masing Keresidenan itu telah menjadi Propinsi-propinsi sendiri. Setelah keresidenan Sumatera Barat dikembangkan menjadi Propinsi Sumatera Barat, maka Bukittinggi ditunjuk sebagai Ibu Kota Propinsinya, semenjak tahun 1958 secara de facto Ibukota Propinsi telah pindah ke Padang namun secara de yuire barulah tahun 1978 Bukittinggi tidak lagi menjadi Ibukota 62 http;www.bukittinggikota.go.id?module=textfile.id=28.Diakses 10 September 2008. 63 http:id.wikipedia.orgwikiBukittinggi . Diakses 10 September 2008. Propinsi Sumatera Barat, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1979 yang memindahkan Ibukota Propinsi Sumatera Barat ke Padang. Sekarang ini Bukittinggi berstatus sebagai kotamadya sesuai dengan undang-undang No. 5 tahun 1974 tentang Pokok Pemerintah di Daerah yang telah disempurnakan dengan UU NO. 2299 menjadi Kota Bukittinggi. Dengan bermacam ragamnya status maupun fungsi yang diemban Bukittinggi seperti yang diuraikan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Bukittinggi memang cukup strategis letaknya dan ditunjang pula oleh hawanya yang sejuk, karena terletak di jajaran Bukit Barisan. Dilihat dari segi sosial kemasyarakatan, Bukitinggi tidak kurang pula perannya, baik dalam ukuran regional, nasional maupun internasional. Di kota ini sering diadakan rapat-rapat kerja pemerintah, pertemuan-pertemuan ilmiah, kongres-kongres oleh organisasi kemasyarakatan dan lain sebagainya. Pemerintah Daerah dengan Surat Keputusan walikota Kepala Daerah Kota Bukittinggi No.188.45-177-1988 tanggal 17 Desember 1988 menetapkan Hari Jadi Kota Bukittinggi tanggal 22 Desember 1784. 64 Kota Bukittinggi terletak hampir di tengah-tengah pulau Sumatera di atas jajaran Bukit Barisan, dengan konfigurasi fisik berbukit dan berlembah serta berhawa sejuk. Di kota ini terdapat objek-objek wisata alam dengan pemandangan yang indah, dengan luas wilayah 25,239 km 2 yang terdiri dari 27 bukit, di antaranya: Bukit Mandiangin, Bukit Ambacang, Bukit Upang-upang, Bukit 64 http:id.wikipedia.orgwikiBukittinggi . Diakses 10 September 2008. Pauah, Bukit Lacia, Bukit Jalan Aua Dalam Pasa, Bukit Cindai, Bukit Campago, Bukit Gumasik, Bukit Gamuak, Bukit Guguak Bulek, Bukit Sangkuik, Bukit Apit, Bukit Pinang Sabatang, Bukit Malambuang, Bukit Cubadak Bungkuak, Bukit Sarang Gagak, Bukit Tambun Tulang, Bukit Cangang, Bukit Parit Natuang, Bukit Paninjauan, Bukit Sawah Laweh, Bukit Batarah, Bukit Panganak, Bukit Kandang Kabau, Bukit Gulimeh. Lembah yang sangat terkenal adalah Ngarai Sianok yang terletak pada sisi barat Kota Bukittinggi, terdapat jurang yang curam dengan kedalaman 100 M serta mempunyai kemiringan antara 800-900 yang menjadi daya tarik Pariwisata. Di samping itu Kota Bukittinggi dilatarbelakangi oleh tiga gunung yaitu: Gunung Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago, sehingga sebutan Kota Tri Arga sangat populer sebagai julukan untuk daerah ini. Secara geografis Bukittinggi terletak antara 100,210-100,250 BT dan antara 00,76-00,190 LS dengan ketinggian 909 - 941 m di atas permukaan laut, udara sejuk dengan suhu berkisar antara 16,10 -24,90 C. Pada umumnya di kota ini banyak turun hujan, rata-rata 2,381 mmtahun dengan jumlah hujan rata-rata 193 haritahun dan kelembaban hawa berkisar antara min 82,0-90,8 max. 65 2. Pemerintahan a. Visi 65 http:www.kpt-bukittinggi.go.idselayang.phpkependudukan . Diakses 10 September 2008. Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan potensi unggulan daerah Jasa dan Perdagangan, Kepariwisataan, Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan, yang dijiwai oleh Agama dan Adat, Syarak Mangato Adaik Mamakai. b. Misi 1 Mewujudkan masyarakat yang berbudaya dan beradat berdasarkan iman dan taqwa. 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional dalam rangka penyelenggaraan pemerintah yang baik. 3 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana yang mendukung potensi unggulan kota. 4 Meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab dalam rangka pencapaian tujuan pemberian otonomi daerah tersebut. 5 Peningkatan pelaksanaan demokrasi. 6 Peningkatan Iman dan Taqwa. 66 3. Pembagian Wilayah Administratif Kota Bukittinggi berbatasan dengan: Sebelah Utara dengan Kecamatan Tilatang Kamang Sebelah Selatan dengan Kecamatan Banuhampu Sungai Puar Sebelah Barat dengan Kecamatan IV Koto 66 http:www.kpt-bukittinggi.go.idselayang.phpkependudukan . Diakses 10 September 2008 Sebelah Timur dengan Kecamatan IV Angkat Candung Kota Bukittinggi saat ini terdiri atas 3 Kecamatan dengan 24 Kelurahan. Setelah keluarnya Peraturan Pemerintah No.84 Tahun 1999 tanggal 07 Oktober 1999 tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam, Bukittinggi akan mengadakan perubahan batas wilayah dengan memasukkan sebagian Wilayah Kabupaten Agam ke dalam wilayah Kota Bukittinggi, sehingga nantinya Kota Bukittinggi mempunyai luas 145,299 km 2 yang terdiri dari 7 kecamatan dan 58 KelurahanDesa. 4. Kependudukan Kota Bukittinggi mempunyai penduduk menurut data terakhir 100.254 orang2004 dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,14 dan kepadatan rata-rata 3.738 jiwa per-km 2 . 67 Semangat membangun masyarakat Bukittinggi cukup menggembirakan, terbukti dengan meningkatnya kesejahteraan hidup yang umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai, petani, pengusaha industri kecil dan kerajinan serta jasa-jasa lainnya, dengan pendapatan perkapita tahun 2001 Rp. 7.252.442,48. 68 Sebagian besar penduduk kota Bukittinggi beragama Islam sekitar 97,14 dan selebihnya beragama Katolik, Protestan, Budha, Hindu. Penduduk terpadat berdomisili di Kecamatan Guguk Panjang, karena pusat 67 http:id.wikipedia.orgwikiBukittinggi . Diakses 10 September 2008. 68 http www.regionalinvestment.co.id. Diakses 10 September 2008. perdagangan dan kegiatan lain sebagian besar berada di kecamatan tersebut, dengan kepadatan rata-rata 5.787 jiwakm 2 . 5. Julukan Kota Bukittinggi Bukittinggi walaupun kecil, namun banyak menyandang nama atau julukan yang sangat membanggakan warganya, yaitu: Kota Pendidikan, Kota Perjuangan, Kota Jam Gadang, Kota Tri Arga, Kota Wisata, Kota Pelayanan Kesehatan, Kota Jasa Dan Perdagangan. 69 6. Gambaran Umum Perbankan Syariah Di Bukittinggi Bukittinggi termasuk sasaran utama pengembangan perbankan syariah di propinsi Sumatera Barat. Ini dilihat dari potensi daerah Bukittinggi yang merupakan pusat perdagangan di Sumatera Barat. Pada saat sekarang ini telah terdapat enam bank syariah di Bukittinggi, yaitu Bank BNI Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Danamon Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Carana Kiat, Bank Syariah Mandiri. 70 Data mengalami kenaikan sumber data pada tahun 2003 yang hanya terdapat satu bank syariah. Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang merupakan daerah yang cukup pesat pertumbuhan bank syariah. Pada saat ini, jumlah total aset Bank Syariah di Bukittinggi dan Kota Padang Panjang senilai Rp. 25 triliun, dan dana pihak ketiga sebesar Rp. 18 triliun, mengalami kemajuan yang pesat dari tahun 69 http www.regionalinvestment.co.id. Diakses 10 September 2008. 70 http:regionalinvestment.comsipididsaranaperbankan.php?ia=1375is=57 . Diakses 10 September 2008. 2003. Pada tahun 2003 data pihak ketiga cuma sebesar Rp. 6,92 triliun, sedangkan total asetnya senilai Rp. 9,98 triliun. 71

B. Analisis Terhadap Peran Bank Syariah Mandiri Bagi Pengembangan