Kromatografi Lapis Tipis KLT

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta digunakan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai macam komponen yang kompleks, baik komponen organik maupun anorganik Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007. Jenis-jenis kromatografi Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam penetapan kadar dan pengujian Farmakope Indonesia adalah Kromatografi Kolom, Kromatografi Gas, Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis, dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Kromatografi kolom memberikan pilihan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif dari suatu campuran Departemen Kesehatan, 1995 Teknik kromatografi umum membutuhkan zat terlarut terdistribusi diantara dua fase, satu diantaranya diam fase diam, yang lainnya bergerak fase gerak. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya, yang terevaluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh aliran suatu pelarut berbentuk cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penjerap, seperti halnya penjerap alumina yang diaktifkan, silika gel, dan resin penukar ion, atau dapat bertindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak. Dalam proses terakhir ini suatu lapisan cairan pada suatu penyangga yang inert berfungsi sebagai fase diam. Partisi merupakan mekanisme pemisahan yang utama dalam kromatografi gas-cair, kromatografi kertas, dan bentuk kromatografi kolom yang disebut kromatografi cair-cair. Dalam praktek, seringkali pemisahan disebabkan oleh suatu kombinasi efek adsorpsi dan partisi Departemen Kesehatan,1995.

2.4.1 Kromatografi Lapis Tipis KLT

Kromatografi Lapis Tipis KLT dikembangkan oleh Izmailof dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda dengan kromatografi kolom yang fase diamnya diisikan atau dikemas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didalamnya, pada Kromatografi Lapis Tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam uniform pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan ascending, atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan. Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30µm. semakin kecil ukuran rata-rata fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya. Penjerap yang paling sering digunakan adalah silica dan serbuk selulosa. Sementara fase gerak pada KLT dapat berupa campuran 2 atau lebih pelarut organik yang perbandingan konsentrasidaya elusinya telah diatur sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh hasil pemisahan yang optimal Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007. Fase gerak akan bermigrasi secara kapiler melewati fase diam. Oleh karenanya beberapa faktor yang harus diperhatikan yang dapat menyebabkan kecepatan migrasi setiap senyawa tidak optimal, antara lain: migrasi fase gerak yang tidak rata karena posisi plat miring chamber belum jenuh, chamber tidak tertutup rapat sehingga fase gerak telah menguap Rouessac. Francis dan Annick. Rouessac, 2000. - Analisis kualitatif KLT dapat digunakan untuk uji identifikasi senyawa baku. Parameter yang digunakan untuk identifikasi adalah nilai Rf Retardation factor. Faktor retardasi dapat didefinisikan sebagai nilai jarak migrasi solut terhadap jarak ujung fase geraknya Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul.Rohman, 2007. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.5 Skema Kromatografi Lapis Tipis Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007 Dua senyawa dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf yang sama jika diukur pada kondisi KLT yang sama Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul.Rohman, 2007. - Analisis kuantitatif Terdapat dua cara yang digunakan untuk analisa kuantitatif dengan KLT: a. Bercak diukur langsung pada lempeng dengan menggunakan ukuran luas atau dengan teknik densitometri. b. Bercak yang diperoleh dikerok, kemudian kadar senyawa yang terdapat dalam bercak tersebut ditetapkan dengan metode analisis yang lain, misalnya dengan metode spektrofotometri. - Analisis preparatif Analisis preparatif ditujukan untuk memisahkan analit dalam jumlah yang banyak. Senyawa hasil pemisahan digunakan untuk dianalisis lebih lanjut dengan spektrofotometri atau dengan teknik kromatografi yang lain Gandjar. Ibnu Gholib dan Abdul Rohman, 2007.

2.4.2 Kromatografi Kolom