UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 Analisa Senyawa Hasil Amidasi
Dari  hasil  spektrum
13
C-NMR  pada  lampiran  9,  terlihat  adanya sinyal  pada  pergeseran  kimia  166.8  ppm  yang  mengindikasikan  masih
terdapatnya  atom  karbon  karbonil  pada  gugus  ester  unsaturated  pada senyawa N2 tersebut. Berbeda dengan sinyal yang nampak pada spektrum
13
C-NMR asam sinamat, puncak yang muncul pada senyawa N2 ini lebih bergeser ke arah upfield.
Sama  halnya  dengan  yang  terdapat  pada  senyawa  induk  metil sinamat maupun asam sinamat, proton ikatan rangkap olefin juga masih
terdapat pada posisi 2 dan 3 dari senyawa N2 ini
1
H-NMR pada lampiran 10.  Hal  ini  terlihat  dengan  adanya  puncak  doblet  pada  pergeseran  kimia
δ
H
=  6.48  dan  7.63  ppm  dengan  nilai  konstanta  kopling  J  keduanya yakni  15.55 Hz. Suatu  puncak dengan nilai  konstanta kopling J 11  - 18
Hz  dapat  mengindikasikan  bahwa  proton  tersebut  memiliki  konfigurasi trans  Pavia  et  al,  2001.  Sementara  atom-atom  karbon  dari  gugus
aromatik ditunjukkan dengan adanya sinyal pada δ
C
= 127.9 -129.1 ppm.
Proton- proton  dari  senyawa  aromatik  ini  juga  terlihat  pada  daerah  δ
H
= 7.35 ppm dan 7.48 ppm. Dan karbon kuartener dari aromatik juga terlihat
dengan adanya sinyal pada δ
C
= 135.2 ppm. Pada  pergeseran  kimia  δ
H
5.81  ppm  terdapat  sinyal  yang  khas berupa puncak singlet dengan area dibawah puncak yang melebar. Puncak
ini  diduga  merupakan  puncak  dari  proton  pada  gugus  amida  -CONH-. Hal  tersebut  sesuai  dengan  teori  yang  dikemukakan  Pavia  et  al  2001,
bahwa  nilai  pergeseran  kimia  proton  yang  terikat  pada  karbon  di  dekat gugus  amida  memiliki  nilai  pergeseran  kimia  antara  5  -  9  ppm.  Selain
lingkungan  kimia  sekitar  proton  tersebut,  konsentrasi,  temperatur  dan pelarut  yang  digunakan  juga  dapat  mempengaruhi  pergeseran  kimia  pada
spektrum yang diperoleh.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2. Data Pergeseran Kimia Senyawa N2
Posisi
Pergeseran Kimia δ, ppm Asam sinamat
Senyawa N2
13
C-NMR
1
H-NMR
13
C-NMR
1
H-NMR 1
172.8 -
166.8 -
2 117.5  6.49 d, 1H, J = 15.60 Hz  120.2  6.42 d, 1H, J = 15.55 Hz
3 147.2  7.79 d, 1H, J = 16.20Hz  141.7  7.63 d, 1H, J = 15.55 Hz
4 134.2
- 135.2
- 5
128.6 7.57 d, 1H, J = 3.9 Hz
127.9  7.48 d, 1H, J = 1.30 Hz 6
129.1 7.42 t, 1H, J =5.20 Hz
128.6  7.35 m, 1H, J = 7.10 Hz 7
130.9 7.42 t, 1H, J =5.20 Hz
129.1  7.35 m, 1H, J = 7.10 Hz 8
129.1 7.42 t, 1H, J =5.20 Hz
128.6  7.35 m, 1H, J = 7.10 Hz 9
128.6 7.57 d, 1H, J = 3.90 Hz
127.9  7.48 d, 1H, J = 1.30 Hz
- NH-
- -
- 5.81 s, 1H
1’ -
- 40.3  3.39 q, 2H, J = 13.65 Hz
2’ -
- 30.0
1.28 m, 2H, J = 33.7 Hz 3’
- -
26.7 1.28 m, 2H, J = 33.7 Hz
4’ -
- 29.3
1.28 m, 2H, J = 33.7 Hz 5’
- -
29.3 1.28 m, 2H, J = 33.7Hz
6’ -
- 31.9
1.28 m, 2H, J = 33.7 Hz 7’
- -
22.7 1.56 m, 2H, J = 7.10 Hz
8’ -
- 14.1
0.87 t, 3H, J = 7.10 Hz Sementara  puncak
13
C-NMR  maupun
1
H-NMR pada  posisi  1’
hingga 8’ diindikasikan merupakan sinyal-sinyal  dari proton dan karbon suatu  senyawa  alifatik  rantai  panjang.  Dimana  atom  karbon  dari  suatu
gugus metilen -CH
2
- akan muncul dengan puncak pada daerah δ
C
sekitar 15
–  50  ppm. Proton  dari  rantai  hidrokarbon  ini  muncul  pada  daerah  δ
C
1.28  ppm  dengan  puncak  multiplet  yang  mengindikasikan  bahwa  proton tersebut dipengaruhi oleh proton-proton pada atom karbon di sekelilignya.
Puncak tersebut mewakili 10 proton dengan lingkungan kimia yang sama. Sementara proton 2H pada posisi 1’ terlihat pada puncak yang terdapat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada  daerah  δ
H
3.39  ppm.  Puncak  quartet  ini  mengindikasikan  bahwa proton pada posisi tersebut dipengaruhi oleh tiga proton pada atom karbon
tetangganya.  Puncak  tersebut  mengalami  dishelding  bergeser  ke  arah downfield  kemungkinan  disebabkan  adanya  pengaruh  dari  proton
didekatnya  yang  terikat  pada  gugus  karbon  amida  -CONH-.  Biasanya, sinyal dari proton-proton senyawa hidrokarbon tersebut akan muncul pada
daerah δ
H
=  1.2  -  1.4  ppm.  Sementara  p ada  pergeseran  kimia  δ
H
=  1.56 ppm terlihat adanya puncak multiplet yang mengindikasikan terdapatnya 2
proton  yang  dipengaruhi  oleh  tiga  proton  3H pada  posisi  8’  serta    dua
proton  2H  pada  posisi  5 ’. Dan sinyal  pada pergeseran kimia δ
H
=  0.87 dengan  puncak  triplet  mengindikasikan  terdapatnya  tiga  proton  gugus
metil yang overlapping dengan absorbsi proton pada atom C tetangganya. Dari  uraian  tersebut,  dapat  diasumsikan  bahwa  struktur  senyawa  N2
adalah sebagai berikut:
Gambar 4.10 Struktur Senyawa N2 N
-
Oktil sinamamid
Dari  hasil  uraian  diatas  maka  dapat  diasumsikan  bahwa  rumus molekul  senyawa  ini  adalah  C
17
H
25
NO  n-oktil  sinamamid. Penentuan
asumsi  ini  juga  didasarkan  pada  hasil  LC-MS  pada  Lampiran  9  yang memperlihatkan  puncak  ion  molekular  [M+H]
+
=  260.39.  Dari  data tersebut  dapat  diketahui  bahwa  senyawa  N2  ini  memiliki  massa  molekul
relatif  Mr  =  259.39.  Perolehan  massa  molekul  relatif  yang  ganjil  juga dapat  memperkuat  asumsi  bahwa  dalam  senyawa  ini  hanya  terdapat  satu
atom N.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.5 Uji Toksisitas Dengan Metode BSLT