UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bahan pembantu lain: natrium tiosulfat, DMSO, telur udang Artemia salina Leach, kloroform p.a, asam asetat anhidrat
p.a, n-heksan, etil asetat, etanol, methanol, asam sulfat, diklorometan, minyak goreng, akuades serta air laut yang diambil
dari laut Anyer 50 meter dari garis pantai.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Hidrolisis Metil Sinamat Ernawati. Teni, et.al.,2012
1. Membuat larutan NaOH sebanyak 36.99 g 925 mmol dalam
600 mL etanol 95. 2.
Setelah larut sempurna, ditambahkan metil sinamat sebanyak 50g 308 mmol sedikit demi sedikit sambil diaduk pada suhu
ruang. 3.
Dilakukan pengecekan pada plat KLT setiap 15-30 menit hingga pada menit ke-250 4 jam 10 menit tidak terlihat lagi
spot metil sinamat pada plat KLT. 4.
Hasil reaksi difiltrasi untuk menghilangkan etanol yang tersisa. 5.
Residu dicuci dengan akuades untuk menghilangkan garam yang
terbentuk sementara
filtrat dinetralkan
dengan menambahkan HCl encer hingga terbentuk endapan yang
selanjutnya difiltrasi kembali. 6.
Filtrat yang diperoleh ditambahkan HCl encer dan difiltrasi kembali. Penambahan HCl encer dan filtrasi diulangi hingga
tidak terbentuk endapan putih pada saat penambahan HCl encer tersebut hingga PH = 6.
7. Diperoleh residu berupa asam sinamat yang kemudian
dikeringkan dalam oven dengan suhu 50 C selama 24 jam.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.2 Amidasi Asam Sinamat dimodifikasi dari penelitian Husniati,
et.al., 2010
1. Sebanyak 2 gram Asam sinamat 13.50 mmol dimasukkan
kedalam labu reaksi. 2.
Ditambahkan 2.7 mL Oktilamin 16.20 mmol, 10.80 mmol katalis DCC 2.23g serta DMAP 1.32g.
3. Direaksikan diatas oil bath dengan suhu refluks 60
C dan diaduk dengan pengaduk magnetik.
4. Dilakukan pengecekan pada plat KLT setiap 15-30 menit
hingga pada menit ke-300 5 jam tidak terlihat lagi spot metil sinamat pada plat KLT.
5. Hasil reaksi yang terbentuk didinginkan pada suhu ruang dan
dilakukan preparasi
untuk pemurnian
dengan kolom
kromatografi. 6.
Dari hasil kolom yang belum murni diambil sampel sebanyak 200 mg untuk dimurnikan dengan KLT preparatif.
3.3.3 Uji Toksisitas metil sinamat, Asam Sinamat dan senyawa hasil
reaksi Amidasi dengan metode BSLT Brine Shrimp Lethality
Test McLaughlin, et al.,1998.
Penetasan A. salina Leach : 1.
Disiapkan wadah untuk penetasan larva udang, yang kemudian diberi sekat dan sebagian ditutup dengan
menggunakan alumunium foil. 2.
Wadah yang sudah siap, diisi dengan air laut yang sudah disaring terlebih dahulu.
3. Sebanyak 20 mg telur A. salina Leach dimasukkan pada
bagian wadah yang ditutup dengan alumunium foil, dan diletakkan di bawah pencahayaan lampu dan dibiarkan
sampai 24 jam. 4.
Larva nauplii A. salina Leach yang hidup akan bergerak mengikuti cahaya lampu sehingga akan berpindah dari tempat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang tertutup alumunium foil ke bagian yang terbuka dan terkena cahaya lampu.
5. Larva A. salina Leach yang hidup selanjutnya dipipet dan
dipindahkan kedalam gelas piala, dan dibiarkan lagi hingga 24 jam berikutnya dengan tetap berada di bawah
pencahayaan lampu, hingga larva A. salina Leach berumur 48 jam.
Uji toksisitas terhadap larva A. salina Leach : 1.
Sebanyak 10 ekor larva A. Salina Leach dimasukkan dalam masing-masing lubang uji dengan menggunakan mikropipet
50 µL pengambilan larva dilakukan dua kali sehingga didalam lubang uji terdapat 10 ekor larva A.salina Leach
dalam100 µL air laut. 2.
Ditambahkan larutan metil sinamat dan asam sinamat yang sebelumnya dilarutkan dengan DMSO 10 µL serta senyawa
murni hasil amidasi N2 yang sebelumnya dilarutkan dengan etil asetat 10 µL pada masing-masing lubang uji dengan
konsentrasi larutan uji terdiri atas 50, 100, 200, 500, 1000 dan 2000 ppm. Masing-masing perlakuan dilakukan triplo.
3. Pengamatan dilakukan selama 24 jam dengan menghitung
jumlah larva yang mati dari total larva yang dimasukkan dalam lubang uji.
4. Pengolahan data hasil pengamatan dilakukan dengan cara
analisis probit dari persen mortalitas kumulatif untuk mendapatkan nilai lethal concentration pada 50 hewan uji
LC
50
.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilakukan modifikasi senyawa metil sinamat melalui proses amidasi yang didahului dengan pelepasan gugus ester pada
metil sinamat dan menggantikannya dengan gugus karboksilat yang lebih reaktif reaksi hidrolisis metil sinamat. Senyawa murni hasil reaksi
tersebut selanjutnya diuji aktivitasnya dengan metode BSLT Brine Shrimp Lethality Test. Metil sinamat yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan senyawa murni yang sebelumnya telah diidentifikasi dan dikarakterisasi di Pusat Penelitian Kimia Laboratorium Bahan Alam
Pangan dan Farmasi BAPF Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI kawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan teknologi PUSPIPTEK,
Serpong, Tangerang Selatan. Adapun hasil karakterisasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.1 Reaksi Hidrolisis Metil Sinamat
Proses reaksi hidrolisis metil sinamat dilakukan dengan menggunakan NaOH sebagai hidrolating agent serta etanol 95 sebagai
pelarut. Reaksi dilakukan dengan terlebih dahulu melarutkan NaOH sebanyak 925 mmol 36.99 g dengan etanol 95 pada suhu ruang.
Penambahan metil sinamat sebanyak 308 mmol 50 g dilakukan setelah NaOH terlarut dalam etanol. Perbandingan antara NaOH dan metil sinamat
yang digunakan dalam reaksi ini adalah 3:1. Hal tersebut mengacu pada jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Teni 2012 yang berhasil
mendapatkan rendemen hingga 85. Namun pada penelitian ini, kristal asam sinamat yang diperoleh adalah sebanayak 35.90 gram 240 mmol
dengan rendemen sebesar 79 perhitungan rendemen asam sinamat dapat dilihat pada Lampiran 3.
Reaksi hidrolisis ini berlangsung selama 4 jam 10 menit 250 menit dengan hasil senyawa murni berupa kristal asam sinamat berwarna
putih dengan bau aromatik yang khas. Deteksi awal hasil reaksi hidrolisa