83
2007. Berdasarkan rasio likuiditas tersebut yang berada dikisaran angka 1,5 hingga 2,15 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat menjaga
tingkat likuiditasnya, hal tersebut berkaitan dengan kegiatan produksi yang berlangsung terus-menerus sehingga diharuskan menjaga
kestabilan hutang jangka pendek yang biasanya berkaitan dengan pembelian bahan baku produk yang biasanya jangka waktunya kurang
dari satu tahun.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Dalam uji normalitas ini digunakan analisis grafik dan uji Kolomogorov-Smirnov untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak. 1 Analisa grafik dengan Normal Probability Plot Normal P-P Plot.
Uji normalitas data dengan menggunakan SPSS 19.0 menghasilkan grafik sebagai berikut:
84
Grafik 4.6 Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil output dengan SPSS Berdasarkan hasil olah data diatas, dapat dilihat bahwa titik-titik
yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah dengan garis diagonal, hal ini menandakan bahwa model asumsi
regresi memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas struktur aktiva,
profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap variabel terikat struktur modal.
85
2 Uji Kolmogorov-Smirnov
Tabel 4.6 Uji
Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parameters
a,b
Mean .0000000
Std. Deviation .36129115
Most Extreme Differences Absolute
.197 Positive
.197 Negative
-.128 Kolmogorov-Smirnov Z
1.448 Asymp. Sig. 2-tailed
.336 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Output SPSS Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan data dalam
penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Sig. derajat alpha atau 0,336 0,05.
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas diperlukan untuk memperoleh korelasi yang sebenarnya, yang tidak tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain
yang mungkin saja berpengaruh. Istilah dikontrol menunjukkan pada pengertian ditiadakannya pengaruhnya terhadap variabel-variabel yang
dikorelasikan.
86
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Struktur_Aktiva .656
1.524 Profitabiitas
.765 1.307
Ukuran_Perusahaan .813
1.231 Likuiditas
.892 1.121
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil uji Variance Inflation Factor VIF pada hasil output SPSS tabel coefficients, masing-masing variabel
independen memiliki nilai VIF struktur aktiva = 1,524; profitabilitas = 1,307; ukuran perusahaan = 1,231; dan likuiditas 1,121. Sedangkan
nilai Tolerance variabel bebas struktur aktiva = 0,656; profitabilitas = 0,765; ukuran perusahaan = 0,813; dan likuiditas 0,892. Karena masing-
masing variabel bebas memiliki nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,01 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda tidak
terdapat multikoliniearitas antara variabel terikat dengan variabel bebas sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
87
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan metode analisis grafik Scatterplot dan uji Rank-Spearman
Grafik 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
Scatterplot
Sumber : Hasil output SPSS Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa titik-titik sampel
menyebar secara acak, namun adanya pengumpulan data yang terkesan membuat suatu pola tertentu. Hal tersebut akan diperkuat dengan
metode Rank-Spearman.
88
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
Rank-Spearman
Correlations
Res_1 X
1
X
2
X
3
X
4
Spearmans rho Res_1 Correlation Coefficient
1.000 -.012
-.119 -.135
-.116 Sig. 1-tailed
. .467
.195 .166
.201 N
54 54
54 54
54 X
1
Correlation Coefficient -.012
1.000 -.321 -.316
-.158 Sig. 1-tailed
.467 .
.009 .010
.127 N
54 54
54 54
54 X
2
Correlation Coefficient -.119 -.321
1.000 .192
.458 Sig. 1-tailed
.195 .009
. .082
.000 N
54 54
54 54
54 X
3
Correlation Coefficient -.135 -.316
.192 1.000
.065 Sig. 1-tailed
.166 .010
.082 .
.321 N
54 54
54 54
54 X
4
Correlation Coefficient -.116
-.158 .458
.065 1.000
Sig. 1-tailed .201
.127 .000
.321 .
N 54
54 54
54 54
. Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed.
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan hasil tabel diatas, nilai Sig. struktur aktiva X
1
, profitabilitas X
2
, ukuran perusahaan X
3
dan likuiditas X
4
0,05 dengan arah negatif
, karena nilai Sig. α Sig. 0,05 maka pada model ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas Suliyanto, 2011:112.
d. Uji Autokorelasi
Uji otokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut
waktu time-series atau ruang cross section. Salah satu penyebab munculnya masalah autokorelasi adalah adanya kelembaman inertia
89
artinya kemungkinan besar akan mengandung saling ketergantungan interdependence pada data observasi periode sebelumnya dan periode
sekarang. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
otokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson DW. Berikut adalah hasil uji otokorelasi dengan metode Durbin Watson DW pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.9 Uji Durbin Watson DW
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .662
a
.439 .393
.375748 1.429
a. Predictors: Constant, Likuiditas, Ukuran_Perusahaan, Profitabiitas, Struktur_Aktiva b. Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Data diolah Berdasarkan pada tabel diatas nilai Durbin-Watson DW sebesar
1,429. Jika dibandingkan dengan tabel Durbin-Watson dengan jumlah observasi n = 54 dan jumlah variabel independen 4 k = 4 diperoleh
nilai tabel dl lower = 1,378 dan du upper = 1,721. Oleh karena itu nilai DW = 1,429 berada diantara dl = 1,494 dan du = 1,721, maka dapat
disimpulkan terjadi autokorelasi positif. Oleh karena adanya autokorelasi maka nilai standar error dan
nilai t-statistik tidak dapat dipercaya sehingga diperlukan pengobatan. Pengobatan autokorelasi tergantung dari nilai ρ yang dapat diestimasi
dengan beberapa cara seperti di bawah ini:
90
1. Nilai ρ diestimasi dengan Durbin-Watson d
2. Nilai ρ diestimasi dengan Theil-Nagar d
3. The Cohrane-Orcutt two-step Procedures
Tabel 4.10 Pengobatan Uji Durbin Watson.1 DW
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .005
.048 .114
.910 Ut_1
.274 .134
.276 2.049
.046 a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh nilai ρ pada iterasi
pertama sebesar 0,274 yaitu koefisien variabel Ut_1.
Tabel 4.11 Pengobatan Uji Durbin Watson.2 DW
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
.445 .114
3.908 .000
struktur_aktiva_1 -1.515
.472 -.430
-3.207 .002
profitabilitas_1 -1.479
.448 -.409
-3.303 .002
ukuran_perusahaan_1 .029
.036 .100
.828 .412
likuiditas_1 -.214
.053 -.460
-4.009 .000
a. Dependent Variable: struktur_modal_1
Sumber : Data Diolah
91
Berdasarkan hasil output SPSS mem berikan nilai β2 sebesar -
1,515 , nilai β3 sebesar -1,479, nilai β4 sebesar 0,029 dan nilai β5
sebesar -0,214 , sedan gkan nilai β1 = β11-ρ = 0,005 1 - 0,274 =
0,00363.
Tabel 4.12 Pengobatan Uji Durbin Watson.3 DW
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .470
.138 3.400
.001 LagUt
.572 .115
.573 4.987
.000 a. Dependent Variable: Ut
Sumber : Data diolah Berdasarkan hasil outpu
t SPSS diperoleh nilai ρ = 0,572 pada iterasi kedua. Berdasarkan pada perhitungan di atas diperoleh nilai ρ
menurut berbagai metode seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.13 Pengobatan Uji Durbin Watson.4 DW
Metode Nilai ρ
Durbin-Watson d 0,2855
Theil-Nagar d 0,2926
Cochrane-Orcutt Step 1 0,274
Cochrane-Orcutt Step 2 0,572
Sumber: Data diolah Ketiga metode ternyata menghasilkan nilai ρ yang hampir sama.
Untuk itu
penulis memilih
metode Durbin-Watson
d untuk
mentranformasikan persamaan regresi.
92
Tabel 4.14 Pengobatan Uji Durbin Watson.5 DW
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .632
a
.400 .350
.34546 1.880
a. Predictors: Constant, likuiditas, struktur_aktiva, ukuran_perusahaan, profitabilitas
b. Dependent Variable: struktur_modal
Sumber : Data diolah Membandingkan hasil regresi persamaan asli sebelum ada
transformasi dan hasil regresi setelah transformasi ternyata dapat dibandingkan . Pada persamaan asli nilai Durbin-Watson sebesar 1,429
dan terjadi autokorelasi positif, sedangkan pada tabel 4.14 menunjukkkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,880 dengan nilai n = 54 dan k = 4
maka diperoleh: Nilai dl = 1,414 dan 4
– dl = 2,586 Nilai du = 1,724 dan 4
– du = 2,276 Hasil perhitungan pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai DW -
tes berada pada daerah antara du dan 4 - du, 1,724 1,880 2,276 maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala
autokorelasi baik secara positif maupun negatif.
3. Pengujian Hipotesis