77
bidang makanan Perusahaan memproduksi susu kental manis, susu bubuk, dan konsentrat buah-buahan tropis. Perusahaan memasarkan
hasil produksinya dengan cara penjualan langsung direct selling, melalui pasar modern modern trade. Penjualan langsung dilakukan
ke toko-toko, PD, kios-kios,dan pasar tradisional lain dengan menggunakan armada milik Perusahaan. Penjualan tidak langsung
dilakukan melalui agen atau distributor yang tersebar di seluruh wilayah kepulauan Indonesia. Perusahaan juga melakukan penjualan
ekspor ke beberapa negara. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia,
tanggal 15 Mei 1990 Perusahaan memperoleh ijin untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham Initial Public Offering
sebanyak 6.000.000 saham dengan harga perdana Rp. 7.500,- per saham.
http:www.britama.comindex.php201206sejarah-dan-profil- singkat-ultj.
B. Hasil Analisis dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dijelaskan mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam model
yang digunakan dalam penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 19.0 dan Microsoft Excel 2007 untuk
78
0,00 0,20
0,40 0,60
0,80 1,00
1,20
rata-rata struktur
modal
mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel- variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang
digunakan dalam model analisis regresi berganda, yaitu variabel struktur modal Y sebagai variabel dependen, variabel struktur aktiva X
1
, profitabilitas X
2
, Ukuran Perusahaan X
3
dan likuiditas X
4
sebagai variabel independen. Penjelasan dari masing-masing variabel adalah:
a. Struktur modal
Grafik 4.1 Tabel 4.1
Struktur Modal Struktur Modal
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik diatas rata-rata struktur modal perusahaan
makanan dan minuman mengalami fluktuasi dari tahun 2007 sebesar 98, pada tahun 2008 turun menjadi 94, pada tahun 2009 kembali
mengalami penurunan sehingga menjadi 50, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan manjadi 66 diikuti pada tahun 2011
mengalami stagnasi pada posisi 66 dan pada 2012 mengalami peningkatan sebesar 2 menjadi 68. Struktur modal tersebut
dipengaruhi dengan variabel independen yaitu variabel struktur aktiva, Tahun
rata-rata struktur
modal 2007
0,98 2008
0,94 2009
0,50 2010
0,66 2011
0,66 2012
0,68
79
0,00 0,50
1,00
rata-rata struktur aktiva
rata-rata struktur
aktiva
profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi dapat disebabkan oleh pengaruh tinggi
rendahnya struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan tingkat likuiditas.
b. Struktur aktiva
Grafik 4.2 Tabel 4.2
Struktur Aktiva Struktur Aktiva
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik diatas, rata-rata struktur aktiva perusahaan
makanan dan minuman juga mengalami fluktuasi dari tahun 2007 sampai 2012, yaitu pada tahun 2007 sebesar 48, pada tahun 2008
turun sebesar 2 menjadi 46, pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 82, ini artinya pada tahun 2009 perusahaan
makanan dan minuman memiliki peningkatan aset yang cukup tinggi, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pertumbuhan perusahaan
yang menyebabkan perusahaan meningkatkan aset mereka, dengan semakin besar aktiva tetap yang digunakan maka perusahaan dapat
Tahun rata-rata
struktur aktiva
2007 0,48
2008 0,46
2009 0,82
2010 0,41
2011 0,39
2012 0,38
80
0,00 0,02
0,04 0,06
0,08 0,10
20 07
20 08
20 09
20 10
20 11
20 12
rata-rata profitabilitas
rata-rata profitabilit
as
menjamin aktiva tetapnya untuk mendapatkan pinjaman. Sedangkan pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 41 diikuti pada tahun
2011 turun 2 menjadi 39 dan pada 2012 turun kembali sehingga menjadi 38.
c. Profitabilitas
Grafik 4.3 Tabel 4.3
Profitabilitas Profitabilitas
Sumber : data diolah Berdasarkan grafik di atas tingkat profitabilitas yang dihasilkan
perusahaan mengalami peningkatan selama periode 2007 hingga 2012. Pada tahun 2007 perusahaan menghasilkan keuntungan sebesar 1 dan
mengalami peningkatan keuntungan sebesar 3 sehingga pada tahun 2008, rata-rata keuntungan perusahaan menjadi 4. Kemudian pada
tahun 2009 meningkat menjadi 7, sedangkan pada periode 2010 mengalami penurunan sebesar 1 menjadi 6, pada 2006 mengalami
stag di posisi 6 dan pada tahun 2012 rata-rata keuntungan perusahaan naik menjadi 8. Hal ini menunjukkan perusahaan makanan tidak
Tahun rata-rata
profitabilitas
2007 0,01
2008 0,04
2009 0,07
2010 0,06
2011 0,06
2012 0,08
81
6,00 6,50
7,00 7,50
8,00
20 07
20 08
20 09
20 10
20 11
20 12
rata-rata ukuran perusahaan
rata-rata ukuran
perusahaan
terkena dampak yang cukup signifikan akibat krisis global yang terjadi pada tahun 2008, hal tersebut dapat kita lihat pada tingkat keuntungan
yang semakin meningkat selama periode krisis global tersebut berlangsung.
Pada tahun 2012 keuntungan yang dihasilkan pengalami peningkatan sebesar 2 yaitu menjadi 8, yang merupakan tingkat
keuntungan tertinggi dalam lima periode. Hal ini dikarenakan tingkat perekonomian yang mulai stabil yang menyebabkan para konsumen
meningkatkan konsumsi mereka. d. Ukuran perusahaan
Grafik 4.4 Tabel 4.4
Ukuran Perusahaan Dalam Juta Ukuran Perusahaan
Sumber : data diolah Dari grafik di atas rata-rata ukuran perusahaan pengalami
peningkatan secara berturut-turut selama periode 2007 hingga 2012, yakni sebesar 6,72 juta pada tahun 2007, 6,92 juta pada tahun 2008
meningkat lagi sekitar 0,22 menjadi 6,94 pada tahun 2009 yang Tahun
rata-rata ukuran
perusahaan 2007
6,72 2008
6,92 2009
6,94 2010
7,15 2011
7,36 2012
7,57
82
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
20 07
20 08
20 09
20 10
20 11
20 12
rata-rata likuiditas
rata-rata likuiditas
kemudian menjadi 7,15 juta pada tahun 2010 terus hingga mencapai 7,36 pada tahun 2011 dan 7,57 juta. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan makanan dan minuman terlihat membaik, dimana jumlah aset yang dimiliki perusahaan terus meningkat selama lima tahun
tersebut, yang artinya hal ini menunjukkan bahwa banyak investor yang beralih menanamkan modal mereka pada perusahaan sektor makanan
dan minuman yang terbukti lebih mampu bertahan dari dampak krisis ekonomi, dengan begitu perusahaan dapat meningkatkan aset mereka
agar dapat meningkatkan angka produktifitas sehingga dapat meningkatkan angka keuntungan perusahaan.
e. Likuiditas
Grafik 4.5 Tabel 4.5
Likuiditas Likuiditas
Sumber : data diolah Dari grafik diatas rata-rata tingkat likuiditas perusahaan tertinggi
pada tahun 2008 yaitu sebesar 2,15 kali dalam membayar kewajiban jangka pendek ataupun hutang yang segera jatuh tempo dan yang
terendah terjadi pada tahun sebelumnya sebesar 1,48 kali pada tahun Tahun
rata-rata likuiditas
2007 1,48
2008 2,15
2009 2,11
2010 1,85
2011 1,71
2012 1,67
83
2007. Berdasarkan rasio likuiditas tersebut yang berada dikisaran angka 1,5 hingga 2,15 hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sangat menjaga
tingkat likuiditasnya, hal tersebut berkaitan dengan kegiatan produksi yang berlangsung terus-menerus sehingga diharuskan menjaga
kestabilan hutang jangka pendek yang biasanya berkaitan dengan pembelian bahan baku produk yang biasanya jangka waktunya kurang
dari satu tahun.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik