30 dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari
penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang
melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual
sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat bahwa manajemen memandang
prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka
harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan
harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Brigham dan Houston 2001 :39, faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dapat dibedakan menjadi :
a. Stabilitas penjualan Suatu perusahaan yang mempunyai earning yang relatif
stabil akan dapat memenuhi kewajiban keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak stabil pendapatannya, perusahaan
yang mempunyai pendapatan yang relatif tidak stabil dan tidak dapat diprediksi akan menanggung resiko tidak dapat membayar
angsuran-angsuran hutangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk. Untuk perusahaan public utilities, dimana relatif
mempunyai penjualan yang stabil akan mempunyai kesempatan
31
lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing dibandingkan dengan perusahan industri barang-barang mewah.
b. Ukuran perusahaan Perusahaan yang besar maka setiap perluasan modal saham
hanya akan
mempunyai pengaruh
yang kecil
terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga akan lebih berani untuk mengeluarkan saham baru dalam memenuhi
kebutuhannya untuk
membiayai pertumbuhan
penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil.
c. Struktur aset Struktur aset perusahaan yang fleksibel akan mudah
diperjual-belikan cenderung akan menggunakan leverage yang lebih besar dari pada perusahaan dengan struktur aset yang tidak
fleksibel. Dalam suatu perusahaan, struktur aset akan mempunyai pengaruh terhadap sumber pembelanjaan dengan beberapa cara,
pertama, bagi perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap.
d. Operating leverage
Operating bisnis merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat resiko bisnis. Artinya bahwa semakin besar operating
32
leverage perusahaan, maka semakin besar variasi keuntungan akibat perubahan dan akan berdampak semakin besar pula resiko
perusahaan. e. Tingkat pertumbuhan perusahaan
Ketika hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Hal ini
cukup menjadi alasan karena perusahaan berkemungkinan dihadapkan oleh adanya biaya emisi saham biasanya lebih mahal
jika dibandingkan dengan biaya pengeluaran obligasi. f. Profitabilitas
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian lebih tinggi atas invetasinya lebih
cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil, karena perusahaan dianggap telah mampu menyediakan dana yang cukup
dari laba ditahan atau dana yang dihasilkan internal. g. Pajak
Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai tinggi
bagi perusahaan yang terkena tarif pajakyang tinggi. Ini berarti bahwa semakin tinggi tarif pajak perusahaan, semakin besar pula
manfaat penggunaan hutang. h. Pengendalian
33
Pengaruh hutang
versus saham
terhadap posisi
pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Akan tetapi pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki
pengunaan hutang atau ekuitas karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari
situasi ke situasi yang lain. i. Sikap manajemen
Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi
dari pada struktur modal lainnya, maka manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang
tepat. j. Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penialai kredibilitas
Analisis manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan diakui keberadaannya, namun seringkali sikap pemberi
pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas mempengaruhi keputusan struktur keuangan perusahaan. Ini artinya bahwa
perusahaan membicarakan struktur keuangan dengan pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas serta saran yang
diterima akan sangat diperhatikan dan digunakan oleh perusahaan. k. Kondisi pasar
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya gelombang konjungtur. Apabila
34
gelombang konjungtur meninggi, maka akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Oleh karena itu
seharusnya bila perusahaan ingin mengeluarkan atau menjual sekuritasnya haruslah selalu meyesuaikan dengan keadaan pasar
modal tersebut. l. Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan. Artinya adalah bahwa perusahaan
akan memilih kondisi yang tepat untuk pembiayaan perusahaan apakah melakukan pendanaan dari dalam atau luar perusahaan.
m. Fleksibilitas keuangan Sebagai manajer pendanaan yang baik adalah selalu dapat
menyediakan modal
yang diperlukan
untuk mendukung
operasional perusahaan.
Moeljadi 2006 : 274 mengemukakan bahwa
penentuan struktur modal juga perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Tujuan perusahaan Jika tujuan manajer adalah memaksimumkan kekayaan para
pemegang saham, maka struktur modal yang optimal adalah yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan. Sedangkan apabila
tujuan para manajer memaksimumkan keamanan pekerjaannya, maka struktur modal yang optimal terletak pada leverage rata-rata
perusahaan lain dalam satu industri.
35
2. Tingkat leverage perusahaan yang sama dalam satu industri. 3. Kemampuan dana internal
Penentu utama dana intern adalah tingkat pertumbuhan pendapatan.
Tingkat pertumbuhan
pendapatan yang
tinggi memungkinkan manajemen memperoleh dana yang lebih besar
daripada laba ditahan yang akan mengurangi dana pinjaman. Dengan demikian, kemampuan dana intern ini bukan hanya dipengaruhi oleh
rate of growth, tetapi juga oleh kebijakan pembagian laba. 4. Pemusatan pemilikan dan pengendalian suara
Apabila saham yang ada dalam perusahaan hanya dimiliki oleh sejumlah kecil pemilik, maka manajer akan segan untuk mengeluarkan
saham baru. 5. Batas kredit
Usaha manajemen untuk menyesuaikan struktur modal dengan yang lain diinginkan dipengaruhi oleh sikap kreditor terhadap
perusahaan tersebut. 6. Besarnya perusahaan
Suatu perusahaan yang berukuran besar lenih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan perusahaan kecil.
7. Pertumbuhan aktiva perusahaan Pertumbuhan aktiva dapat dijadikan indikator bagi kesempatan
pengembangan perusahaan pada waktu yang akan datang, sebab dapat
36
memberikan gambaran bagi kebutuhan dana secara total dalam perusahaan tersebut.
8. Stabilitas earning Berhubung dengan variabilitas earnings dapat menjadi ukuran
risiko bisnis suatu perusahaan, maka calon kreditor cenderung memberikan pinjaman kepada perusahaan yang mempunyai earnings
yang relatif stabil. 9. Biaya modal sendiri
Karena biaya modal sendiri dapat merefleksikan harga saham, maka turun naiknya harga saham akan menunjukkan harapan bagi
equity financing yang murah atau mahal yang dapat mengakibatkan dept financing menjadi kurang atau lebih menarik. Perubahan harga
saham akan mempunyai hubungan yang negatif dengan debt to equity ratio.
10. Biaya hutang Jika biaya hutang lebih besar dari rentabilitas aktiva, maka
penambahan hutang akan membawa efek unfavourable bagi rentabilitas modal sendiri.
11. Tarif pajak Karena pembayaran bunga merupakan tax-deducatible bagi
perusahaan, maka dept financing akan lebih menarik daripada equity financing. Dengan demikian, tarif pajak dan debt to equity ratio
dihipotesiskan memiliki hubungan yang positif.
37
12. Perkiraan tingkat inflasi Perkiraan tingkat inflasi akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran dana. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, perusahaan menyenangi dept-financing.
13. Kemampuan dana sumber hutang Penawaran dana secara aggregate terutama dipengaruhi oleh
kebijakan pemerintah. Berkurangnya ketersediaan dana ekstern mengakibatkan dept financing menjadi lebih mahal.
14. Kebiasaan umum di pasar modal Kebiasaan yang kaku di pasar modal, misalnya investor yang
hanya menyenangi surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh bank, perusahaan asuransi dan public utility, akan menyulitkan perusahaan
untuk segera merubah struktur modalnya. 15. Struktur aktiva
Apabila komposisi aktiva suatu perusahaan bersifat capital insentive, maka yang diutamakan adalah equity financing. Artinya,
modal pinjaman hanya merupakan pelengkap, terutama untuk memenuhi kebutuhan dana bagi modal kerja.
5. Struktur Aktiva