Latar Belakang Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, keberadaan sebuah perusahaan dalam peta persaingan perekonomian tengah mengalami persaingan yang sangat tinggi. Baik menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal yang melimpah. Sehingga akan semakin tinggi kompetisi yang akan dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam melakukan pengembangan dan perluasan pasar mereka, dengan demikian diperlukan suatu kebijakan yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar tetap eksis dan berkembang di masa mendatang Bambang Supeno, 2009 : 93 . Karena salah satu indikator suatu negara dapat dikategorikan apakah dalam masa berkembang, apakah sedang berada dalam kondisi maju, atau bahkan dalam masa-masa krisisnya itu dapat dilihat dari kondisi perekonomian mereka. Apabila perekonomiannya dalam keadaan baik maka hal tersebut dapat mencerminkan bahwa negara tersebut dalam keadaan baik, begitu pula sebaliknya apabila perekonomian suatu negara sedang dalam keadaan yang buruk maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut sedang mengalami suatu permasalahan M. Toyib Daulay, 2009 : 190. Dengan dihadapkan pada situasi seperti saat ini , maka suatu perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dan bersaing tidak hanya perusahaan di wilayah domestik yaitu dengan perusahaan yang ada di dalam negara tersebut tetapi juga 2 harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang masuk dari luar, ataupun produk-produk asing yang berasal dari luar negeri. Karena dengan adanya globalisasi seperti saat ini maka pihak asing dapat mendirikan perusahaan yang mereka inginkan di negara tertentu, terutama dengan adanya perjanjian zona perdagangan bebas maka perusahaan dari luar bebas menjual hasil produk mereka tanpa dikenakan pajak bea cukai sehingga harga barang menjadi sama atau bahkan lebih murah dibanding harga biasanya Farah Margaretha dan Aditya Rizky Ramadhan, 2010 : 119. Dalam keadaan seperti ini membuat perusahaan berusaha dapat mengatur strategi untuk dapat bersaing dan mengembangkan perusahaan mereka tidak hanya pada tingkat regional tetapi juga internasional. Tidak terkecuali bagi perusahaan makan dan minuman, mereka akan menghadapi tingginya persaingan dari perusahaan lain dalam industri tersebut. Hal ini terkait dengan semakin banyak produk-produk makanan dan minuman impor yang berdatangan sehingga menyebabkan semakin banyak jenis produk makanan dan minuman yang ada. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi, khususnya sektor makanan dan minuman di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang diminati oleh para investor, alasannya adalah sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia, karena pendirian perusahaan makanan dan minuman yang semakin banyak diharapkan dapat memberikan prospek yang menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Devi dan Ni Putu, 2012 :2. Selain itu prospek yang dimiliki oleh 3 perusahaan sektor ini sangat baik karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan makanan dan minuman dalam hidup. Selain itu tingkat konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah penduduknya, sehingga konsumsi masyarakat akan bertambah sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia tiap tahunnya. Ini merupakan hal yang baik karena melihat fenomena jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah pada tiap tahunnya. Tabel 1.1 Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 1990 1995 2000 2010 Jumlah Penduduk 179.378.946 194.754.808 206.264.595 237.641.326 sumber : www.bps.go.id Berdasarkan data tersebut dapat dilihat pertumbuhan penduduk Indonesia yang jumlahnya yang bertambah signifikan ditiap tahunnya, dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut maka penjualan yang akan dihasilkan juga akan bertambah. Hal ini dapat dilihat pada tabel penjualan perusahaan makanan dan minuman pada periode 2007-2012. Tabel 1.2 Daftar Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman dalam juta rupiah Perusahaan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Akasha Wira Internasional Tbk 131.549 129.542 134.438 141.084 147.729 220.955 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 483.734 489.172 533.194 705.220 1752.802 2747.623 Cahaya Kalbar Tbk 812.635 1.963.638 1.194.544 718.205 1.238.169 1.123.519 Indofood Sukses Makmur Tbk 27.858.304 38.799.279 37.140.830 38403.360 45.332.256 50.059.427 Mayora Indah Tbk 2.828.440 3.907.674 4.777.175 7.224.165 9.453.866 10.510.626 Prashida Aneka Niaga Tbk 600.060 713.114 592.358 928.527 1.246.291 1.305.117 Sekar Laut Tbk 237.050 313.125 276.312 314.146 344.435 401.724 Siantar Top Tbk 600.330 624.401 627.115 762.613 1.027.684 1.283.736 Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk 1.126.800 1.362.607 1.613.928 1.880.411 2.102.384 2.809.851 4 sumber : Indonesian Capital Market Directory Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penjualan perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2007-2012 secara keseluruhan mengalami peningkatan, ini artinya perusahaan pada sektor tersebut selalu mengalami pertumbuhan disetiap tahunnya, sehingga sektor makanan dan minuman memiliki prospek yang baik pada tahun-tahun berikutnya. Sedangkan struktur modal perusahaan makanan dan minuman adalah sebagai berikut: Grafik 1.1 Rata-rata Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman Sumber : Indonesia Capital Market Directory Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa struktur modal perusahaan makan dan minuman mengalami fluktuasi pada dari tahun 2007-2012. Yaitu pada tahun 2007 sebesar 98, pada tahun 2008 turun menjadi 94, pada tahun 2009 kembali mengalami penurunan sehingga menjadi 50, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan manjadi 66 diikuti pada tahun 2011 mengalami stagnasi pada posisi 66 dan pada 2012 mengalami peningkatan 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 2007 2008 2009 2010 2011 2012 rata-rata struktur modal rata-rata struktur modal 5 sebesar 2 menjadi 68. Padahal jika dilihat penjualan yang mengalami tren meningkat maka seharusnya akan dibarengi dengan penggunaan tingkat yang tinggi pula sebagai modal tambahan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan penjualan produk. Namun kenyataannya justru penggunaan justru mengalami tren penurunan. Sehingga variabel struktur modal ini diambil sebagai variabel dependen dalam penelitian ini, untuk mengetahui faktor apa sajakah yang berperan dalam mempengaruhi struktur modal tersebut. Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan melalui harga pasar perlembar saham perusahaan yang juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aktiva. Hal itu karena pada dasarnya keputusan suatu bisnis dinilai berdasarkan dampak yang ditimbulkan terhadap saham Moeljadi, 2006 : 25. Jika dikaitkan dengan permasalahan persaingan global yang telah disebutkan, maka perusahaan akan menghadapi persoalan yang semakin kompleks. Yaitu bagaimana perusahaan agar dapat mencapai tujuan mereka di dalam persaingan yang sangat tinggi, maupun bagaimana meningkatkan nilai perusahaan guna memaksimalkan kesejahteraan pemilik. Sehingga strategi yang harus dilakukan perusahaan juga akan semakin kompleks pula, baik itu kegiatan yang berhubungan dengan produksi maupun kegiatan pemasarannya. Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah aspek pendanaan atau permodalan. Aspek modal sangat erat kaitannya dengan kegiatan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan 6 perusahaan akan dapat berjalan dan berkembang dengan baik apabila didukung dengan dana yang cukup sesuai kebutuhan yang diperlukan. Perusahaan yang baik dalam bidang permodalan apabila sebagian besar modal yang digunakan untuk investasi maupun operasional modal kerja berasal dari dana internal. Namun dengan keterbatasan sumber dana internal yang dimiliki maka perusahaan dalam melakukan ekspansi untuk dapat lebih berkembang harus mencari elternatif pendanaan yang berasal dari dana eksternal perusahaan Bambang Supeno, 2009 :93. Ini artinya untuk dapat mengembangkan perusahaannya dan meningkatkan produktifitas diperlukan sebuah sumber dana yang banyak, akan tetapi karena terbatasnya sumber dana internal yang dimiliki perusahaan membuat perusahaan mencari dana lain dari luar perusahaan, kombinasi antara dana yang bersumber dari internal dan eksternal perusahaan inilah yang disebut struktur modal. Kebutuhan modal perusahaan dapat dipenuhi baik dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan. Sumber internal adalah sumber yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal tidak diambil dari luar perusahaan melainkan dari sumber dana yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri yaitu dalam bentuk laba yang tidak dibagikan atau laba ditahan. Sumber internal ini sering dianggap sebagai sumber utama perusahaan untuk membiayai investasi dalam aktiva tetap atau pengeluaran modal, terutama bagi perusahaan yang mempunyai resiko usaha yang besar. Sedangkan sumber dana eksternal adalah sumber dana yang diambil dari dana eksternal meliputi hutang dan modal dari pemilik perusahaan. Modal dari perusahaan didapatkan 7 dengan menjual surat berharga kepada masyarakat umum melalui pasar modal Asih Suko Nugroho, 2006 :8. Dalam suatu perusahaan, manejemen keuangan yang dijalankan oleh seorang manajer keuangan memegang peranan penting untuk mengetahui bagaimana komposisi yang tepat sehingga dapat digunakan secara optimal oleh perusahaan dalam kegiatan operasional dan produksi. Salah satu peran manajer adalah upaya menjaga kelangsungan usaha untuk menyediakan dana dengan tetap memperhatikan faktor likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah, 2006 :17. Manajer keuangan dalam menjalankan perannya yang berhubungan dengan penyediaan modal perusahaan adalah dengan berpedoman pada salah satu fungsi keuangan, yaitu yang berkaitan dengan struktur modal dimana aspek yang diperhatikan dalam pendanaan yang diperlukan perusahaan tidak hanya pada seberapa besar dana itu didapat kemudian dialokasikan untuk investasi, tetapi juga dengan tetap memperhatikan faktor likuiditas perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, dan juga seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan dari dana yang telah didapat. Menurut Myers, yang mengemukakan teori struktur modal yang dikenal dengan balance theory dalam Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah 2006 : 19. Berkaitan dengan pengaruh hutang maka balancing menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditentukan dengan penambahan hutang, hutang memiliki manfaat dan biaya perimbangan antara manfaat dan biaya, inilah yang mengantarkan pada struktur modal optimal. Hutang menguntungkan perusahaan 8 karena pembayaran bunga diperhitungkan sebagai biaya dan mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga jumlah pajak yang dibayar perusahaan berkurang. Hutang selain mempunyai segi positif, juga mempunyai segi negatif yaitu meningkatkan peluang untuk bangkrut dengan segala aspeknya. Myers dan Donaldson, dalam Murdika Alamsyah 2006 : 7 dalam teori tentang asimetri informasi a symetric information theory, manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan investor di pasar modal. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimumkan nilai pemegang saham saat ini maka ada kecenderungan bahwa : jika perusahaan mempunyai prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan, dan jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana. Lebih lanjut Murdika Alamsyah mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemen keuangan dalam menentukan sumber pendanaan adanya faktor yang mempengaruhi sumber pendanaan tersebut, diantaranya adalah tingkat pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, profitabilitas, struktur saingan dan karakteristik industri. Menurut Brigham dan Houston 2001 : 39, menyatakan bahwa bebarapa faktor penting dalam menentukan struktur modal capital structure decisions meliputi beberapa faktor, diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi 9 pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan struktur modal dapat diukur dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio Asih Suko Nugroho, 2006 : 6. Pemilihan struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan, selain dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya hutang atau modal sendiri, ada faktor lain yang secara umum dapat mempengaruhi sumber pendanaan, diantaranya seperti size perusahaan, pembayaran deviden, penjualan, aset perusahaan, pertumbuhan perusahaan, keuntungan profitabilitas, pajak, manajemen, leverage, likuiditas, non debt tax, resiko bisnis dan lain sebagainya. Dari beberapa faktor tersebut pengaruhnya terhadap struktur modal dan kinerja keuangan tidaklah sama, tentunya tergantung pada jenis perusahaan atau usahanya masing-masing dimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan atau beroperasi Bambang Supeno, 2009 : 93. Banyak penelitian yang dilakukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi strktur modal. Namun dari beberapa penelitian terdahulu ada ketidaksonsistenan hasil penelitian, dimana ada variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan pada penelitian lainnya variabel tersebut tidak memiliki pengaruh. Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai struktur modal antara lain dilakukan oleh Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning 2009 yang menggunakan lima variabel independen sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu company scale, profitabilitas, growth, non-debt tax shield, dan fluidity. Hasil 10 penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal dan fluidity berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan untuk variabel company scale, growth dan non-debt tax shiled tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Christina dan Johan Halim 2008. Christina dan Johan menggunakan empat variabel independen sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas, company’s size dan devidend payout. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal, variabel size berpengaruh positif terhadap, sedangkan pembagian deviden tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Penelitian lain yang dilakukan berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah penelitian yang dilakukan oleh Faruk Hossain dan Ayub Ali 2012. Faruk dan Ayub menggunakan sepuluh variabel independen untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal, yaitu profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, ukuran perusahaan, stabilitas penjualan, non-debt tax shiled, devidends payout, likuiditas, kepemilikan manajerial dan klasifikasi industri. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas, struktur aktiva, likuiditas dan kepemilikan manajerial berpengaruh secara negatif terhadap struktur aktiva. Variabel non-debt tax shield berpengaruh positif terhadap struktur aktiva. Dan variabel pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, stabilitas penjualan dan pembagian deviden tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan pada variabel klasifikasi perusahaan dibagi 11 menjadi enam industri, yaitu dimana dua industri tidak mempengaruhi sedangkan empat industri lainnya berpengaruh terhadap struktur modal. Dari beberapa faktor diatas dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas. Dari variabel tersebut diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, kesejahteraan pemilik modal dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Berdasarkan pendapat diatas dan hasil penelitian terdahulu mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang berbeda antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya. Hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2012 ”.

B. Perumusah Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 133

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur model pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa efek Indonesia

0 49 109

Pengaruh Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 12 140

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010– 2012)

0 11 16

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

0 0 2

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106