Prosedur atau Cara Perkawinan
32
Artinya: “Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka
Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah”. QS. An-Nahl: 72 2
Untuk menjaga dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah SWT untuk mengerjakannya.
3 Untuk menimbulkan rasa cinta antara suami istri, menimbulkan rasa
kasih sayang antar orang tua dengan anaknya dan antar seluruh anggota keluarga. Rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarga ini akan
dirasakan pula oleh masyarakat, sehingga terbentuklah umat yang diliputi cinta dan kasih sayang.
4 Untuk menghormati atau mengikuti sunnah Rasululllah Saw, beliau
mencela orang-orang yang berjanji akan puasa setiap hari, akan bangun beribadah setiap malam dan tidak akan kawin-kawin
sebagaimana sabda beliau:
ف ء غ ف
Artniya: “maka barang siapa yang benci kepada sunnah-ku bukanlah ia termasuk umatku
”. HR. Bukhari dan Muslim. 5
Untuk membersihkan keturunan. Keturunan yang bersih, yang jelas ayah, kakek, dan sebagainya. Semua itu hanya dapat diperoleh dengan
perkawinan. Dengan demikian akan jelas pula orang-orang yang
33
bertanggung jawab terhadap anak-anak, yang akan memelihara dan mendidik sehingga menjadilah ia seorang muslim yang dicita-
citakan.
35
Agar tujuan seseorang dalam melakukan perkawinan terlaksana dengan baik, maka dianjurkan memenuhi beberapa syarat perkawinan,
salah satu diantaranya adalah usia menikah, hal tersebut di tetapkan dalam pasal 7 Undang-undang No. 1 tahun 1974 yakni calon suami sekurang-
kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang-kurangnya berumur 16 tahun. Sedang dalam penetapan BKKBN usia ideal menikah calon
suami sekurang-kurangnya berumur 25 tahun dan calon istri sekurang- kurangnya berumur 20-21.
36
b. Hikmah Perkawinan
1 Naluri seks merupakan naluri yang paling kuat dan keras yang
selamanya menuntut adanya jalan keluar. Dan kawin adalah jalan alami dan biologis yang paling baik dan sesuai untuk menyalurkan dan
memuaskan naluriah seks ini “Dari abu Hurairah: pernah Nabi saw bersabda: Sesungguhnya
perempuan itu menghadap dengan rupa setan dan membelakangi dengan rupa setan pula. Jika seseorang diantaramu tertarik kepada
seorang perempuan, hendaklan ia datangi isterinya, agar nafsunya dapat tersalurkan.HR. Muslim, Abu Daud dan Tarmidzi.
35
Sayid Sabiq, Fiqh SunahTerjemah M. Galib , Bandung: Al ma’arif, 1994, cet-ke 5, h. 64
36
Sugiri Syarif Kepala BKKBN, Perbincangan dengan detik.com pada hari selasa 12 Mei 2011 di Jakarta
34
2 Kawin adalah jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia,
memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia serta memelihara nasab yang oleh Islam sangat diperhatikan. Sebagaiaman
sabda Rasulullah: Kawinlah dengan perempuan pencinta lagi bisa banyak anak, agar nanti aku dapat membanggakan jumlahnya yang
banyak di hadapan para Nabi pada hari kiamat nanti. 3
Tumbuhnya naluri kebapaan dan ke-ibuan yang saling melengkapi, tumbuh perasaan cinta, ramah, dan sayang dalam suasana hidup
dengan anak-anak. 4
Adanya rasa tanggung jawab yang dapat mendorong ke arah rajin bekerja, bersungguh-sungguh dan mencurahkan perhatian
5 Adanya pembagian tugas istri mengurusi dan mengatur rumah tangga,
membimbing dan mendidik anak-anak, sementara si suami bekerja di luar rumah.
6 Dapat membuahkan tali kekeluargaan, memperteguh kelanggengan
rasa cinta
antara keluarga
dan memperkuat
hubungan kemasyarakatan.
37
37
Wasiun Mika,”
Hukum dan
Perkawinan Menurut
Islam ”,
http:www.jadipintar.com201306Hukum-dan Hikmah-Perkawinan-Menurut-Islam.html, di akses pada 18 Desember 2013