Hukum dan Hikmah Walimatul Urs Hukum Memenuhi Undangan Walimatul Urs

40

BAB III GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DESA BILLA

A. Letak Geografis

Nusa Tenggara Timur disebut juga dengan Flobamora, yaitu propinsi yang terdiri dari tiga kepulauan besar, yakni pulau Flores, pulau Sumba dan pulau Timur. Secara astronomis, Nusa Tenggara Timur terletak antara 10°36’14”- 10°39’58” LS dan 123°32’23”–123°37’01”BT. 44 Propinsi ini dibatasi oleh laut Flores di sebelah Utara, Negara Timor-Timur atau Timor Leste, Provinsi Maluku dan Laut Banda di sebelah Timur, kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan di sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 45 Lokasi yang dijadikan objek penelitian oleh penulis adalah desa Billa, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Jarak antara lokasi penelitian ke kota kecamatan ± 8 Km, ke Ibu Kota Kabupaten 110 Km dan ke Ibu Kota Provinsi 170 Km. Adapun desa-desa yang berbatasan dengan lokasi penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten TTU 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Oe’ekam 44 Badan Pertanahan Nasional Kota Kupang, Profil Pemerintah Kota Kupang,http:kupangkota.go.id?page_id=5132, di akses pada tanggal 17 Januari 201 4 45 Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Batas Wilayah NTT , http:id.wikipedia.orgwikiNusa_Tenggara_Timur, di akses pada tanggal 1 April 2014 40 41 3. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Fatukopa 4. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Abi. Luas areal desa Billa secara keseluruhan adalah ± 174. 532 ham2. 46 Dari keseluruhan luas areal desa Billa di atas, 45 wilayahnya merupakan deretan perkebunan dan 25 lagi wilayahnya merupakan deretan pekarangan dan pegunungan yang terjal dan sungai-sungai yang dalam, yang sulit untuk ditempuh bila menggunakan kendaraan yang beroda dua maupun beroda empat, sejauh ini masyarakat masih menggunakan berjalan di atas kedua belah kaki untuk menempuh jarak tersebut. Apabila kita melihat kondisi fisik wilayah desa Billa seperti di atas, maka ini akan sangat berpengaruh terhadap proses pembangunan di daerah ini. Pengaruh yang sangat menonjol dari kondisi fisik di atas adalah sulitnya membuat jalan atau jembatan layang yang menghubungkan antara masyarakat yang bertempat tinggal jauh dari lokasi desa Billa. Jalur transportasi yang menghubungkan antara Rukun-rukun Tetangga RTRW diwilayah desa Billa kecamatan Amanuban Timur ini hanyalah melalui jalan kaki. Hal ini mengakibatkan terisolirnya masyarakat desa dari informasi-informasi pembangunan. Hal ini dapat disaksikan melalui pembangunan rumah-rumah penduduk yang 50 beratapkan rumput alang-alang dan berdinding pelepah pohon gawang. 46 Ishak S. Sos, Profil Desa Billa 2014 42 Kondisi fisik wilayah desa Billa yang tergolong menantang, tidak saja menghambat jalur transportasi bagi warga desa Billa, tetapi menghambat juga transportasi bagi para aparat pemerintah di tingkat kecamatan dalam mensosialisasikan program kerjanya. Pejabat kantor urusan Agama KUA kecamatan Amanuban Timur yang berperan menerbitkan perkawinan umat Islam, ia juga merasa kesulitan dalam menjangkau seluruh wilayah RTRW di desa Billa Kecamatan Amanuban Timur ini. Berikut adalah kutipan pembicaraannya dengan penulis pada tanggal 18 Februari 2014 di kantornya ”Luas wilayah yang harus dilayani oleh KUA kecamatan Amanuban Timur ditambah dengan kondisi jalan yang tidak memadai, merupakan hambatan tersendiri dari keterbelakangan pembangunan di wilayah kecamatan Amanuban Timur secar a umum dan khususnya adalah wilayah RT Tuble’o desa Billa ini. Bisa dibayangkan, apabila musim hujan telah tiba maka sungai-sungai akan meluap dan tidak ada orang menyebrang dikarenakan tidak ada jembatan penghubung antara wilayah tersebut. Pejabat yang bertugas di KUA ini tidak saja menertibkan perkawinan umat Islam, tetapi kami selalu dihubungi oleh warga yang beragama Islam bila mereka mendapatkan musibah kematian sanak keluarga atau terkena persoalan yang berhubungan dengan agama. Dan hingga saat ini, kami hanya memiliki beberapa orang sebagai tenaga honor untuk mendampingi petugas kami apabila ada kunjungan kerja ke daerah. Sebab kami sendiri bukan merupakan orang asli daerah ini, maka kehadiran tenaga kerja tersebut sangat 43 dibutuhkan sebagai penunjuk daerah yang akan dituju serta batas-batas wilayah kekuasaan KUA Kecamatan Amanuban Timur ”. 47 Dari kutipan hasil pembicaraan di atas, dapat dimengerti bahwa keterbelakangan warga Tuble’o desa Billa diakibatkan oleh tidak adanya interaksi antara warga masyarakat perkotaan dengan warga di pedesaan atau RTRW setempat. Untuk mengetahui hasil pembangunan di wilayah desa Billa, maka dapat dilihat melalui tabel berikut yang menampilkan tentang penggunaan tanah pada wilayah desa Billa. Tabel I Desa Billa Menurut Penggunaan Tanah No Jenis Penggunaan Tanah Luas Tasnah Ha 1 Pekarangan dan pegunungan 25. 440 ham2 2 Perkebunan 31. 800 ham2 3 Pemukiman 1. 272 ham2 4 Sawah 113 ham2 5 Perkantoran 1. 30 ham2 6 Kuburan 1 ham2 7 Luas prsarana umum Lainnya 2 ham2 Total Luas 174. 532 ham2 Sumber : Data Monografi desa Billa keadaan Februari 2014 Pembagian daerah secara administratif desa Billa terbagi 4 Dusun, 9 Rukun Warga dan 22 Rukun Tetangga yang rinciannya seperti yang tertera dalam tabel berikut 47 Wawancara penulis dengan M. Akhyar Liunokas sebagai staf KUA kecamatan Amanuban Timur pada tanggal 18 Februari 2014