Pengertian Khitbah Konsep Pelaksanaan Pra Nikah atau Khitbah Sebagai Syariat Islam.

17 yang menghalangi menikah. Oleh karena itu dianjurkan adanya prosedur khitbah lamaran, yaitu: 13 a. Cara Memandang. Hukum syara’ mensunahkan seseorang untuk memandang kepada wanita yang hendak dilamarnya. Demikian pula, si wanita yang dilamar disunahkan memandang kepada pria yang melamarnya, sebelum menyatakan menerima lamaran itu. Sebagaimana Al-Mughirah bin Syu’ban pernah melamar seorang wanita. Masalah ini disampaikannya kepada Rasul Saw, kemudian bersabda kepadanya: ئ ف , ف Artinya: “Pergi dan pandanglah wanita itu. Sebab, memandang disini akan menjadi bumbu bagi berdua .” Sedangkan jumhur ulama berpendapat, bahwa pria boleh memandang wajah dan dua telapak tangan si wanita yang dilamarnya sebab, memandang wajah bisa mewakili kecantikan seorang wanita, sedangkan memandang kedua telapak tangan bisa mewakili subur tidaknya tubuh seorang wanita. b. Mengenal Sifat Setiap pernikahan yang terjadi tanpa melalui proses memandang terlebih dahulu maka akibatnya adalah kekecewaan. Memandang sebelum menikah tidak terbatas hanya mengenal cantik atau tidaknya, tetapi juga 13 Mahmud Ash-Shabbagh. Keluarga Bahagia Dalam Islam, Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1993, h. 65 18 mencakup proses mengenal sifat-sifat yang lain dengan minta informasi kepada orang-orang yang bisa dipercaya dari kalangan kerabat, seperti ibu dan saudaranya. Informan yang dimintai untuk memberikan penilaian harus menguasai persoalan agar tidak terjebak yang menyebabkan si mempelai tidak mantap setelah menikah dan mendambakan wanita yang bukan istrinya. Sebagaimana Rasulullah Saw mengutus sebagian wanita agar mereka mengetahui aib-aib yang tidak nampak oleh mata. Selain, itu juga Nabi Muhammad Saw mengutus Ummuh Salamah kepada seorang wanita. Beliau bersabda: “Lihatlah daerah tumitnya. Cium pula ma’atifnya atau awaridhnya. ” Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad, al-Hakim, Al-Thabrani dan Al- Baihaqi. Ma’atif di sini, berarti daerah di sekitar leher. Sedangkan awaridh berarti gigi yang terletak di bagian mulut yakni, gigi yang terletak antara gigi dengan rahang. Tetapi yang dimaksud kutipan hadits tersebut adalah mencium bau mulut. 14 c. Menguatkan Lamaran Jika kedua belah pihak setuju untuk menjadi suami istri maka lamaran di sini bisa diterima oleh kedua belah pihak. Dan masing-masing pihak berusaha untuk memperkokoh hubungannya dengan orang lain 14 Mahmud Ash-Shabbagh. Keluarga Bahagia Dalam Islam, Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1993, h. 67 19 sedemikian rupa demi memperkuat hubungan baru. Seringkali setelah proses melamar selesai, kemudian diikuti dengan pemberian mahar, seluruhnya atau sebagian. Atau dilanjut dengan pemberian hadiah-hadiah dan pemberian lain bertanda adanya hubungan keluarga yang baru. Tetapi, hal tersebut bukan berarti memperbolehkan pasangan calon pengantin tersebut untuk berduaan, selama belum menyatakan akad nikah.

3. Asas-asas yang Benar Memilih Istri

Prinsip-prinsip yang benar untuk memilih calon suami atau istri. Al- Qur’an menjadikan unsur ketaqwaan sebagai ukuran bagi prinsip yang kuat yang tidak bisa digantikan dengan ukuran yang lain, karena agama Islam telah menetapkan kriterea orang yang melamar antara lain, yaitu: a. Jika ia saleh atau shalihah bertaqwa kepada Allah Sebagaimana Allah SWT berfirman : ..........  ......... Artinya: “ sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.. .”QS. Al-Hujuraat: 13. 15 b. Wanita-wanita yang sendirian dan berkaitan dengan harta Allah SWT berfirman :                     15 Mahmud Ash-Shabbagh. Keluarga Bahagia Dalam Islam, Jakarta: CV. Pustaka Mantiq, 1993, h. 70