Analisis Sub Rute Distribusi

digunakan dan sebaliknya semakin pendek jarak tempuh maka waktu yang diperlukan dalam melakukan proses distribusi akan semakin singkat. Jarak tempuh dari sub rute distribusi awal dan usulan terdapat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Perbandingan Jarak Distribusi Rute Perusahaan Rute Usulan Rute Jarak meter Horizon Perencanaan I Horizon Perencanaan II Sub Rute Jarak meter Jarak meter 1 35.000 1 42.600 53.100 2 29.000 2 34.900 24.150 3 12.800 3 23.150 29.900 4 19.000 4 58.850 41.900 5 39.400 5 48.700 39.600 6 21.400 6 23.800 12.800 7 23.800 8 22.000 9 37.800 10 21.200 11 23.200 12 22.800 13 23.000 14 20.000 15 29.200 16 22.800 Total 402.400 232.200 201.450 Dari Tabel 6.2 dapat dilihat bahwa rute yang diusulkan memiliki total jarak tempuh yang lebih pendek dibandingkan dengan rute yang digunakan perusahaan, dimana pengurangan total jarak tempuh sebesar 170.200 m pada horizon perencanaan I dan 200.950 m pada horizon perencanaan II. Hal tersebut terjadi karena adanya pengurangan sub rute yang terbentuk sehingga berdampak pada pengurangan jarak total dari rute yang ditempuh dalam melakukan proses distribusi. Dari sub rute yang terbentuk, disempurnakan lagi dengan menggunakan metode nearest neighbour untuk menentukan jarak tempuh yang paling minimum. Penentuan jarak minimum dari sub rute yang terbentuk dengan metode ini dilakukan dengan prinsip bahwa distributor yang pertama dikunjungi adalah distributor yang memiliki jarak terdekat dengan depot. Distributor yang akan dikunjungi selanjutnya adalah distributor yang jaraknya paling dekat dengan distributor yang terakhir dikunjungi. Dengan menggunakan metode ini terjadi perubahan urutan kunjungan distributor yang dilalui pada proses pengiriman barang yang mengakibatkan jarak rute distribusi yang lebih minimum. Kelemahan dari metode ini adalah jika sub rute yang terbentuk memiliki banyak cabang dan arah yang berlawanan, metode ini kurang menghasilkan sub rute dengan jarak yang paling minimum, sehingga perlu menggunakan metode lain yang lebih baik. Pengurangan jarak tempuh tentu akan menghemat waktu tempuh mobil angkut. Estimasi feasibilitas setiap sub rute dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Estimasi Feasibilitas Sub Rute Waktu Distribusi Horizon Perencanaan I Waktu Distribusi Horizon Perencanaan II Waktu Tersedia menit Estimasi Feasibilitas 1 143.2 170.67 360 Feasible 2 135.58 92.74 360 Feasible 3 110.87 123.02 360 Feasible 4 106.02 134.5 360 Feasible 5 129.44 148.15 360 Feasible 6 96.84 109.9 360 Feasible