55
dan palpasi padasaat pergerakan mandibula, ditemukan sebanyak 86 orang 86 yang mengalami gangguan sendi temporomandibula dan terdapat 14 orang 14
yang tidak mengalami gangguan sendi temporomandibula. Tabel 4
Tabel 4. Prevalensi kehilangan gigi sebagian dengan gangguan sendi temporomandibula pada pasien RSGMP FKG USU berdasarkan kuesioner
dan pemeriksaan klinis Pemeriksaan
Ada Tidak Ada
Jumlah n
n n
Kuesioner 59
59 41
41 100
100 Pemeriksaan
Klinis 86
86 14
14 100
100
4.3 Hubungan Kehilangan Gigi Sebagian Terhadap Gangguan Sendi
Temporomandibula Pada Pasien RSGMP FKG USU Berdasarkan Jumlah Kehilangan Gigi
Hasil penelitian ini menunjukkanpada kelompok kehilangan 1-5 gigi ditemukan 43 orang 79,6 mengalami gangguan temporomandibula dan 11 orang 20,4
tidak mengalami gangguan temporomandibula. Pada kelompok kehilangan 6-10 gigi ditemukan 13 orang 86,7 yang mengalami gangguan sendi temporomandibula dan
2 orang 13,3 yang tidak mengalami gangguan sendi temporomandibula. Pada kelompok kehilangan lebih dari 10 gigi ditemukan 30 orang 96,8 yang mengalami
gangguan sendi temporomandibula dan terdapat 1 orang 3,2 yang tidak mengalami gangguan sendi temporomandibula. tabel 5
Hasil penelitian ini menunjukkan persentase pasien yang mengalami gangguan temporomandibula paling tinggi terdapat pada kelompok kehilangan lebih
dari 10 gigi 96,8 dan paling rendah terdapat pada kasus kehilangan 1-5 gigi 79,6. Data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan persentase
responden yang mengalami gangguan sendi temporomandibula seiring dengan peningkatan jumlah kehilangan gigi. Berdasarkan hasil uji chi-square
56
menunjukkantidak ada hubungan antara jumlah kehilangan gigi dengan gangguan sendi temporomandibula pada kehilangan gigi sebagian dengan nilai p= 0,09
p0,05. Tabel 5 .
Tabel 5. Hubungan kehilangan gigi sebagian terhadap gangguan sendi temporomandibula pada pasien RSGMP FKG USU berdasarkan jumlah
kehilangan gigi
Gangguan STM
Jumlah Kehilangan Gigi p
1-5 6-10
10 n
n n
Ada 43
79,6 13
86,7 30
96,8 0,09
Tidak Ada 11
20,4 2
13,3 1
3,2 Jumlah
54 100
15 100
31 100
.
4.4 Hubungan Kehilangan Gigi Sebagian Terhadap Gangguan Sendi Temporomandibula Pada Pasien RSGMP FKG USU Berdasarkan
Jumlah Kuadran Kehilangan Gigi Posterior
Berdasarkan hasil penelitian ini, pada kelompok kehilangan gigi posterior pada satu kuadran ditemukan sebanyak 13 65,0 orang yang mengalami gangguan sendi
temporomandibula dan terdapat 7 orang 35,0 yang tidak mengalami gangguan sendi temporomandibula. Pada kelompok dua kuadran terdapat 18 orang 85,7
yang mengalami gangguan sendi temporomandibula dan terdapat 3 orang 14,3 yang tidak mengalami gangguan sendi temporomandibula. Pada kelompok tiga
kuadran terdapat 10 orang 83,3 yang mengalami gangguan sendi temporomandibula dan terdapat 2 16,7 orang yang tidak mengalami gangguan
sendi temporomandibula. Pada kelompok empat kuadran terdapat 45 orang 95,7 yang mengalami gangguan sendi temporomandibula dan terdapat 2 orang 4,3
yang tidak mengalami ganguan sendi temporomandibula. Tabel 6
57
Berdasarkan jumlah kuadran kehilangan gigi posteriordiperoleh frekuensi pasien yang mengalami gangguan temporomandibula paling tinggi terdapat pada
kelompok kehilangan gigi posterior yang berjumlah empat kuadran 95,7 sedangkan frekuensi yang paling rendah pada satu kuadran kehilangan gigi posterior
65,0. Uji chi-square menunjukkan ada hubungan antara jumlah kuadran kehilangan gigi posterior terhadap gangguan sendi temporomandibula pada
kehilangan gigi sebagian dengan nilai p= 0,011 p0,05. Tabel 6
Tabel 6. Hubungan kehilangan gigi sebagian terhadap gangguan sendi temporomandibula pada pasien RSGMP FKG USU berdasarkan jumlah
kuadran kehilangan gigi posterior Gangguan
STM Jumlah Kuadran Kehilangan Gigi Posterior
p 1
2 3
4 n
n N
n Ada
13 65
18 85,7
10 83,3
45 95,7
0,011 Tidak Ada
7 35
3 14,3
2 16,7
2 4,3
Jumlah 20
100 21
100 12
100 47
100 Keterangan: hubungan signifikan
4.5 Hubungan Kehilangan Gigi Sebagian Terhadap Gangguan Sendi Temporomandibula Pada Pasien RSGMP FKG USU Berdasarkan
Dukungan Oklusal
Berdasarkan hasil penelitian ini, pada kelompok dukungan oklusal kelas A ditemukan sebanyak 35 orang 77,78 dan sebanyak 10 orang 22,22 yang tidak
mengalami gangguan sendi temporomandibula. Semua responden pada kelompok kelas B1 yaitu sebanyak 7 orang 100 mengalami gangguan sendi
temporomandibula. Pada kelompok kelas B2 terdapat 14 orang 77,78 yang mengalami gangguan sendi temporomandibula dan terdapat 4 orang 22,22 yang
tidak mengalami gangguan sendi temporomandibula. Semua responden pada kelompok kelas B3 diperoleh sebanyak 7 orang 100 yang mengalami gangguan
58
sendi temporomandibula. Hal yang sama juga ditemukan pada kelompok kelas B4 dimana semua responden pada kelas ini yaitu sebanyak 10 orang 100 mengalami
gangguan sendi temporomandibula. Pada kelompok kelas C juga ditemukan semua responden mengalami gangguan sendi temporomandibula yaitu sebanyak 13 orang
100. Pada tabel terlihat bahwa frekuensi pasien yang mengalami gangguan sendi
temporomandibula yang paling tinggi terjadi pada kelompok dukungan oklusal kelas B1, B3, B4 dan C 100 dan frekuensi paling rendah pada kelompok dukugan
oklusal kelas A dan B2 77,78. Berdasarkan hasil uji chi-squaretidak ada hubungan antara kehilangan gigi sebagian terhadap gangguan sendi
temporomandibula berdasarkan dukungan oklusal yang ditunjukkan dengan nilai p=
0,089 p0,05. Tabel 7
Tabel 7. .
Hubungan kehilangan gigi sebagian terhadap gangguan sendi temporomandibula pada pasien RSGMP FKG USU berdasarkan
dukungan oklusal.
Gangguan STM
Dukungan Oklusal p
A B1
B2 B3
B4 C
n n
n n
n n
Ada 35 77,78 7 100 14 77,78 7 100 10 100 13 100
0,089 Tidak Ada 10 22,22 0
4 22,22 0 Jumlah
45 100 7 100 18 100 7 100 10 100 13 100
59
BAB 5 PEMBAHASAN