Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Hinterland

prasarana, penerapan teknologi baru, komunikasi dengan daerah lain serta adat istiadat di Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Desa Marindal I berada di pinggiran kota besar yaitu kota Medan. Dari segi ekonomi, perekonomian yang dianut oleh masyarakat desa Marindal I adalah perekonomian campuran heterogen. Dengan sendirinya status sosial masyarakat desa Marindal I juga heterogen karena pengaruh dari bidang-bidang pekerjaan yang digeluti oleh masyarakat itu sendiri seperti PNS, ABRI, Karyawan swasta, Jasa, Pertukangan, petani, Wiraswastapedagang, Pembantu Rumah Tangga yang mengharuskan masyarakat desa Marindal I melakukan mobilitas ulang-alik karena bekerja di luar desanya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini menitik beratkan pada tipologi desa Marindal I yang berindikator pada kepadatan penduduk, orbitasi, mata pencaharian penduduk, kelembagaan, swadaya dan gotong royong serta sarana dan prasarana yang terdapat pada desa tersebut serta keadaan sosiologis masyarakat yang ditinjau dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan agraris dan non agraris, dan keadaan rumah, pola perilaku seperti cara berpakaian, sistem kekerabatan serta sistem kegotong royongan.

1.2. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tipologi Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang? Universitas Sumatera Utara 2. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang? 3. Bagaimana pola perkembangan Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Tipologi Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. 2. Untuk mengetahui kehidupan sosial masyarakat Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. 3. Untuk mengetahui pola perkembangan Desa Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan dalam penentuan status Desa Marindal I, apakah desa Marindal I masih berstatus desa atau sudah dapat dikatakan kota kecil. 2. Sebagai masukan pemikiran teoritis bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian pembangunan pedesaan. 3. Menambah wawasan penulis dalam penyusunan karya ilmiah dalam bentuk tesis Universitas Sumatera Utara 4. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Program Pasca Sarjana Jurusan Perencanaan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hinterland

Letak suatu desa pada umumnya jauh dari pusat keramaian. Desa yang terletak di perbatasan kota mempunyai kemungkinan lebih berkembang dibanding desa-desa di pedalaman. Unsur letak menentukan besar kecilnya isolasi suatu desa terhadap desa lain. Desa yang terletak jauh dari kota memiliki lahan yang luas. Penggunaan lahan lebih banyak untuk pertanian tanaman pokok dan tanaman perdagangan daripada untuk gedung-gedung atau perumahan. Desa memiliki fungsi penting bagi perkembangan daerah sekitarnya. Hinterland merupakan daerah belakang yang berfungsi untuk memenuhi atau memasok kebutuhan pangan atau kebutuhan bahan makanan pokok seperti padi, buah-buahan, jagung serta palawija. Desa seperti ini dapat dinyatakan sebagai daerah hinterland dari daerah kota. Penentuan daerah hinterland berupa kecamatan atau desa didasarakan atas jarak atau radius keterikatan desa atau kecamatan pada kawasan sentra produksi baik ekonomi dan pelayanan. Kawasan pedalaman atau hinterland bisa berarti sebagai wilayah dari suatu impor didistribusikan permukiman. Secara geografis homogen dan penduduk tersebar merata. Tempat pusat central place dalam hal ini diasumsi sebagai kawasan permukiman, mempunyai beberapa konsep yaitu: jangkauan range dan ambang threshold. Christaller mengemukakan lima ukurantingkat komunitas yang ada dalam sistem tempat pusat. Kelima ukurantingkat tersebut masing- masing Hamlet semacam dusun kecil atau kawasan permukiman, Universitas Sumatera Utara kemudian Village desa, Town kota kecil, City kota yang lebih besar dan Regional Capital ibukota Propinsi . Daerah belakang menjadi faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan daerah pusat sehingga dipandang sebagai wilayah yang memiliki peran strategis dalam mendukung suatu pembangunan. Penegasan yang ditekankan oleh yunus 2002 bahwa hinterland adalah sebuah daerah yang secara administratif dapat dipisahkan dari daerah pusat dan memiliki karakteristik yang berbeda dengan berorientasi kepada kehidupan masyarakat pertanian. Setiap daerah memiliki potensi untuk menjadi kota. Namun harus diperhatikan bahwa disamping pembangunan kota secara fisik juga sosial, ekonomi, dan budaya harus juga diperhatikan dengan membagi hubungan interelasi aktif denga beberapa daerah disekitarnya sebagai daerah terdekat yang dapat dijangkau dan memiliki hubungan saling mempengruhi antara daerah pusat dengan daerah belakang. Kota merupakan pusat perdagangan, pusat industri, pusat pertumbuhan, simpul distribusi, pusat permukiman atau daerah modal.Sedangkan daerah di luar pusat konsentrasi tersebut dinamakan dengan berbagai istilah, seperti daerah pedalaman, wilayah belakang atau pinggiran hinterland. Daerah perkotaan seperti medan yang sarat akan berbagai fasilitas, prasarana dan sarana secara logis tentu memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat jika dibanding dengan wilayah yang berada di luarnya. Di satu sisi pertumbuhan ini menyebabkan semakin terbukanya kesempatan kerja baru, di sisi lain pertumbuhan ini berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk di wilayah pinggiran yang berbatasan langsung dengan Kota Medan antara lain Kecamatan Percut Sei Tuan Universitas Sumatera Utara di Kabupaten Deli serdang, Kecamatan sunggal di Kabupaten deli serdang dan Kecamatan Deli Tua di Kabupaten Deli Serdang. kawasan yang ditetapkan sebagai penggerak perekonomian wilayah prime mover yang memiliki kriteria sebagai kawasan yang cepat tumbuh dibanding lokasi lainnya dalam suatu provinsi, memiliki sektor unggulan dan memiliki keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar hinterland. Pertumbuhan kawasanandalan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif bagi pertumbuhan daerah sekitar hinterland melalui pemberdayaan sektorsubsektor unggulan sebagai penggerak perekonomian daerah dan keterkaitan ekonomi antar daerah. Pertumbuhan kota meningkat terus dan setelah sampai pada tingkat tertentu mereka memerlukan sumber daya tenaga kerja, modal, dll yang didatangkan dari luar daerah. Dalam hal ini tidak dapat dijelaskan dalam pengertian permintaan barang dan jasa dari daerah hinterland. Diakui bahwa hinterland dan kota berkaitan satu sama lainnya. Tanpa hinterland pertumbuhan kota tidak akan pesat, sebaliknya hinterland tanpa kota juga tidak akan menikmati kemajuan teknologi yang pada umumnya ditransfer dari kota-kota besar. Daerah hinterland yang saling memiliki interaksi antar satu sama lain memiliki fungsi yang sangat penting. Menurut Bintarto Fungsi Daerah Hinterland sebagai berikut. a. Dalam interaksi desa-kota, Hinterland berfungsi sebagai daerah dukung hinterland atau daerah pensuplai bahan makanan pokok, seperti padi, jagung, ketela, kacang, kedelai, buah-buahan, sayur-sayuran, dan daging hewan. Universitas Sumatera Utara b. Daerah Hinterland berfungsi sebagai lumbung bahan mentah raw material dan tenaga kerja man power ditinjau dari sisi potensi ekonomi. c. Dari sisi kegiatan kerja occupation, daerah hinterland dapat berfungsi sebagai desa agraris, desa manufaktur, desa industri dan desa nelayan. Dalam pembangunan desa terutama desa yang menjadi daerah hinterland banyak sekali hambatan diantaranya yang paling mendesak yaitu: a. Memperkecil kesenjangan antara desa dan kota dan antar pelaku pembangunan b. Merubah pola pembangunan dan pendekatan yang bersifat sentralistik dan sektoral menjadi terdesentralisasi dan holistik. c. Meningkatkan kemampuan SDM dan masyarakat untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan desa. d. Meningkatkan pembangunan prasarana fisik dan penyebarannya yang mampu menjangkau ke berbagai pelosok.

2.2. Tipologi Desa