Masyarakat Desa Kota Dr. Rujiman, SE, MA

Dalam sebuah pendekatan kota dari segi morfologi kota seperti dikemukakan conzen dalam yunus 1999 mengemukakan bahwa analisis morfologi kota didasarkan areal yang secara fisik menunjukkan kenampakan perkotaan town scapes. Daerah yang memiliki pusat pembangunan tidak dapat terlepas terhadap daerah belakang hinterland yang ada di sekitar pusat pembangunan tersebut. Pembangunan pada dasarnya untuk menciptakan suasana kehidupan yang harmonis terhadap daerah sekitar akan akan lebih memiliki nilai lebi terhadap percepatan daerah itu sendiri daerah belakang atau hinterland pada dasarnya menjadi salah satu faktor yang bernilai terhadap daerah tujuan. Daldjoni 1987 mengemukakan bahwa besar kecilnya perkembangan suatu daerah sangat ditentukan oleh faktor-faktor geografi yang dimiliki suatu daerah trertentu yang diantaranya yaitu relasi keruangan yang menyangkut lokasi, posisi, luas dan jarak, topografi, iklim, jenis tanah, sumber air, sumber mineral dan relasi daerah tersebut dengan daerah lain.

2.5. Masyarakat Desa Kota

Pola sikap dan tingkah laku seseorang anggota masyarakat itu banyak dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor antara lain dari lingkungan hidup baik lingkungan alami maupun lingkungan social serta faktor keturunan dan pengalaman serta pendidikan dan pengetahuan yang diperolehnya. Lingkungan alami serta lingkungan hidup manusia yang sangat bervariasi kondisi dan letak geografinya turut pula memberi warna kepada watak penghuninya sehingga kemudian memberikan sesuatu ciri khas yang berbeda dengan yang lain. Hal-hal Universitas Sumatera Utara yang menonjol itulah yang kemudian dianggap sebagai ciri khas atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Dalam masyarakat yang modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkoatan. Soekanto 1990 mengemukakan bahwa suatu warga masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat perdesaan lainnya. Sistem kehidupan berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat perdesaan pada umumnya hidup dari pertanian walaupun terlihat adanya tukang kayu, tukang genteng, dan bata, bahkan tukang membuat gula akan tetapi inti pekerjaan penduduk adalah pertanian. Masyarakat desa selalu dikonotasikan dengan ciri tradisional kuatnya ikatan dengan alam, eratnya ikatan kelompok, guyup rukun, gotong royong, alon- alon waton kelakon gremet-gremet asal selamet, paternalistik dan sebagainya, atau yang semakin denan gemeinsyaft atau community. Quin dalam Asyari 1993 menerangkan bahwa yang membedakan antara masyarakat kota dengan masyarakat desa dilihat dari tiga segi yaitu: a. Peranan masing-masing anggota masyarakat pada masyarakat kota yang sudah dewasa, seseorang dapat berperan pada bermacam-macam organisasi yang berbeda-beda sesuai dengan kesanggupannya multiple membership sedangkan didesa individu-individu sangat sederhana b. Lapangan kerja desa bersifat agraris oleh karena itu lapangan kerja warganya adalah bidang pertanian mereka pada umunya masih tergantung kepada keadaan alam. Sedangkan masyarakat kota adalah non agraris oleh karena itu Universitas Sumatera Utara lapangan pekerjaan sangat bervariasi menurut kemampuan mereka dan ada kecendrungan untuk menguasai dan mengendalikan alam. c. Komposisi sosial. Kota mempunyai komposisi sosial yang sangat tinggi sedangkan didesa-desa sebaliknya bersifat homogen. Selanjutnya menurut Faizal dalam Asyari 1993 mengemukakan sebagai masyarakat keluarga. Masyarakat desa dapat juga dikatakan sebagai suatu masyarakat paguyuban karena masyarakat desa itu yaitu a. Saling kenal mengenal dengan baik diantara yang satu dengan dengan lainnya. b. Memiliki keintiman yang tinggi dikalangan warganya. c. Memiliki rasa persaudaraan dan persekutuan yang tinggi. d. Memiliki jalinan emosional yang kuat di kalangan warganya. e. Saling bantu membantu, tolong menolong atas dasar kekeluargaan. Desa sebagai batasan wilayah adalah suatu lingkungan yang dapat mendukung kemampuan suatu masyarakat manusia dalam menunutut kehidupan yang layak menurut kaedah hak-hak asasi manusia Sugiharto, 2006. Gerak penduduk memegang peran dalam proses pembangunan karena dapat membawa perubahan dan pemindahan pikiran-pikiran serta pengalaman- pengalaman uang memungkinkan keberhasilan program-program yang dirancang untuk pemerataan distribusi sumber-sumber nasional. Desa kota merupakan suatu sistem dan keberadaan komuter dapat mempercepat proses difusi suasana kota kedesa. Remitan yang dibawa oleh komuter dari kota merupakan modal dalam menyukseskan program pembangunan keluarga. Makin meningkat frekuensi komuter dari desa kekota, makin cepat pula berhasilnya pembangunan keluarga modern di desa. Universitas Sumatera Utara Peran komuter dalam perubahan struktur kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dipedesaan dapat dilihat dari perubahan pendapatan, status ekonomi, dan mutu kehidupan rumah tangga yang semakin meningkat status dan peran dalam keluarga berubah terutama peranan wanita akan semakin meningkatperbaikan pendidikan dan berbagai aspek sosial lainnya juga mengalami perubahan. Tujuan utama komuter ke kota adalah untuk bekerja agar mendapatkan penghasilan yang dapat dibawa pulang. Bila sebelumnya muncul pandangan bahwa komunitasi ini dapat mengganggu jalannya proses pembangunan, namun kini dianggap sebagai jembatan penghubung antara masyarakat desa yang dianggap masih tradisional dengan masyarakat kota yang sudah modern.

2.6. Kondisi Fisik Rumah Tempat Tinggal