12
2.3 Struktur APBD
Dengan dikeluarkannya kebijakan otonomi derah, maka akan membawa konsekuensi terhadap berbagai perubahan dalam keuangan daerah, termasuk
terhadap struktur APBD. Sebelum UU Otonomi Daerah dikeluarkan, struktur APBD yang berlaku adalah anggaran yang berimbang –dimana jumlah
penerimaan atau pendapatan sama dengan jumlah pengeluaran atau belanja. Kini struktur APBD mengalami perubahan, bukan lagi anggaran berimbang, tetapi
disesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. Artinya, setiap daerah memiliki struktur APBD sesuai dengan kapasitas keuangan atau pendapatan masing-masing
daerah. Struktur APBD berdasarkan PP Nomor 105 Tahun 2000 tentang
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah terdiri atas sebagai berikut :
1. Pendapatan Daerah
2. Belanja daerah
3. Pembiayaan
2.4 Pendapatan Asli Daerah PAD
Berdasarkan Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah pasal 1 angka 18, yang dimaksud dengan
Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber yang dimiliki daerahnya sendiri yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Menurut Halim 2004 mengenai pengertian Pendapatan
13 Asli Daerah PAD yaitu “pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua
penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, yang dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu pajak daerah, retribusi daerah,
hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah”. Ahmad Yani 2008,
mengemukakan bahwa pendapatan asli daerah yaitu “pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan lain asli daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali
pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi”.
Adapun sumber-sumber Pendapatan Asli daerah PAD yaitu : 1.
Pajak daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Pajak daerah sebagai salah satu sumber pandapatan
yang dominan bagi daerah diharapkan menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah,
untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, daerah mampu mewujudkan tujuan pelaksanaan otonomi
14 daerah, yaitu mampu mengatur dan mengurus rumah tangganya secara
mandiri. 2.
Retribusi daerah Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Daerah kabupatenkota diberi peluang dalam menggali potensi sumber- sumber keuanggannya sendiri dengan menetapkan jenis retribusi selain
yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
3. Hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan hasil yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari
pengelolaan APBD. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan ini mencakup :
a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerahBadan Usaha Milik Daerah BUMD. b.
Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik pemerintah Badan Usaha Milik Negara BUMN.
c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta atau
kelompok usaha masyarakat.
15 4.
Lain-lain PAD yang sah Lain-lain PAD yang sah merupakan penerimaan daerah yang tidak
termasuk dalam jenis pajak daerah, retribusi daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan.
Lain-lain PAD yang sah terdiri dari : a.
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan b.
Jasa giro c.
Pendapatan bunga d.
Penerimaan atas tuntutan ganti kerugian daerah e.
Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah
f. Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing g.
Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanaan pekerjaan h.
Pendapatan denda pajak i.
Pendapatan denda retribusi j.
Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan k.
Pendapatan dari pengembalian l.
Fasilitas sosial dan fasilitas umum m.
Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan n.
Pendapatan dari angsurancicilan penjualan
16
2.5 Dana Alokasi Umum DAU