40 Belanja modal digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah berupa
penambahan asset tetap yang manfaatnya lebih dari satu tahun anggaran. Penggunaan anggaran belanja modal diperuntukkan untuk pembangunan dan
pengembangan di sektor-sektor produktif, seperti pendidikan, kesehatan,transportasi dan infrastruktur dalam upaya peningkatan pelayanan
publik dan kesejahteraan masyarakat di daerah-daerah. Rata-rata pengalokasian anggaran belanja modal sebesar Rp 160.554 juta dengan jumlah anggaran modal
tertinggi sebesar Rp 1.201.667 juta dan terendah Rp 20.434 juta dengan standar deviasi Rp 143.495 juta dari rata-rata.
4.2 Model Regresi
Estimasi model regresi data panel dalam penelitian ini terlebih dahulu dilakukan dengan membentuk dua model estimasi, yaitu Fixed Effect Model dan
Random Effect Model. Berikut ini hasil estimasi model Fixed Effect dan Random Effect dengan menggunakan Eviews7 :
Tabel 4.2 Hasil Estimasi Fixed Effect Model
Sumber : Olahan Data EViews7 Lampiran 6 Variable
Coefficient Std. Error
t-Statistic Prob.
PAD 0.791864
0.103041 7.684904
0.0000 DAU
0.495044 0.060734
8.151045 0.0000
DAK 1.792629
0.375887 4.769059
0.0000 PE
-56.54777 19.05195
-2.968084 0.0038
C 36098.28
57179.44 0.631316
0.5294
41
Tabel 4.3 Hasil Estimasi Random Effect Model
Variable Coefficient
Std. Error t-Statistic
Prob. PAD
0.625643 0.036487
17.14704 0.0000
DAU 0.242728
0.033740 7.194128
0.0000 DAK
1.796369 0.296338
6.061881 0.0000
PE -8.116491
1.453643 -5.583550
0.0000 C
-38053.57 13713.26
-2.774947 0.0064
Sumber : Olahan Data EViews7 Lampiran 6
Dari kedua model tersebut kemudian akan dipilih model mana yang paling tepat dan sesuai berdasarkan karakteristik data yang digunakan dalam penelitian.
Untuk menentukan model mana yang terbaik antara Fixed Effect dan Random Effect maka dilakukan uji Hausman Hausman Test. Kriteria yang digunakan
dalam uji Hausman yaitu apabila nilai probabilitas Prob. Cross-section F tingkat signifikansi 0,05 maka model yang terpilih adalah Random Effect Model
REM. Apabila nilai probabilitas Prob. Cross-section F tingkat signifikansi 0,05 maka model yang terpilih adalah Fixed Effect Model FEM.
Tabel 4.4 Hausman Test
Test Summary Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 47.536799
4 0.0000
Sumber : Olahan Data EViews7 Lampiran 6
Berdasarkan hasil output uji Hausman di atas, dapat dilihat perolehan nilai probabilitas Prob. untuk Cross-section random adalah 0.0000 yang nilainya
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0.05. Dari pengamatan di atas maka dapat
42 disimpulkan bahwa penggunaan Fixed Effect Model lebih tepat dibandingkan
Random Effect Model. Dari hasil estimasi Fixed Effect Model FEM pada tampilan tabel 4.2
maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 36.098,28 + 0,7918X
1
+ 0,4950X
2
+ 1,7926X
3
– 56,5478X
4
7.684904 8.151045 4.769059 -2.968084
Catatan : Angka dalam kurung adalah nilai t-Statistik
Persamaan regresi berganda di atas menjelaskan bahwa : 1.
Nilai Konstanta 36.098,28 menunjukkan apabila nilai variabel PAD, DAU, DAK dan Pertumbuhan Ekonomi bernilai nol, maka anggaran Belanja
Modal sebesar 36.098,28 satuan. 2.
Variabel Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh positif terhadap anggaran belanja modal. Nilai koefisien 0,7918 memiliki arti setiap
penambahan 1 variabel PAD akan meningkatkan anggaran belanja modal sebesar 0,7918 satuan.
3. Variabel Dana Alokasi Umum DAU berpengaruh positif terhadap
anggaran belanja modal dengan koefisien senilai 0,4950 yang berarti setiap penambahan 1 variabel DAU maka akan meningkatkan anggaran
belanja modal sebesar 0,4950 satuan. 4.
Variabel Dana Alokasi Khusus DAK berpengaruh positif terhadap anggaran belanja modal. Nilai koefisien 1,7926 menunjukkan setiap
penambahan 1 variabel DAK maka akan meningkatkan anggaran belanja modal sebesar 1,7926 satuan.
43 5.
Variabel Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh negatif terhadap anggaran belanja modal dengan koefisien senilai -56.5478 yang berarti setiap
penambahan 1 pertumbuhan ekonomi maka akan mengurangi anggaran belanja modal sebesar 56.5478 satuan.
4.3 Uji Hipotesis