1
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Upaya pembangunan pedesaan telah dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui berbagai kebijakan dan program-
program. Upaya-upaya itu telah menghasilkan berbagai kemajuan yang dirasakan oleh sebagian masyarakat pedesaan. Namun masih banyak wilayah pedesaan yang
belum berkembang secepat wilayah lainnya. Pembangunan desa merupakan bagian yang penting dari pembangunan nasional, mengingat kawasan pedesaan
masih dominan dan lebih dari setengah penduduk indonesia masih tinggal di kawasan pedesaan.
Arti penting pembangunan pedesaan adalah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang selaras dengan pelestarian lingkungan hidup dan
konversi sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan antara kawasan umum dalam kawasan pedesaan, dan kepentingan umum dalam kawasan pedesaan
secara partisipatif, produktif dan berkelanjutan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat Peraturan Menteri Dalam Negeri no 51 Tahun 2007 tentang
Pembangunan Pedesaan berbasis Masyarakat . Dalam pembangunan desa, hal yang perlu diketahui, dipahami dan diperhatikan adalah berbagai kekhususan yang
ada dalam masyarakat pedesaan. Tanpa memperhatikan adanya kekhususan tersebut mungkin program pembangunan yang dilaksankan tidak akan berjalan
seperti yang diharapkan. Kekhususan pedesaan yang dimaksud adalah bahwa
2
masyarakat desa relatif sangat kuat keterikatannya pada nilai-nilai lama seperti budaya adat istiadat maupun agama. Nilai-nilai lama atau yang disebut dengan
budaya tradisional itu sendiri sangat dan selalu terkait dengan proses perubahan ekonomi, sosial dan politik dari masyarakat pada tempat dimana budaya
tradisional tersebut melekat. Kelembagaan lokal merupakan salah satu elemen penting dalam
pembangunan desa. Tanpa adanya kelembagaan lokal, infrastruktur tidak akan dapat dibangun atau dipertahankan. Jasa pelayanan masyarakat tidak dapat
dilakukan secara maksimal dan pemerintah tidak akan dapat memelihara atau mempertahankan arus informasi yang dibutuhkan masyarakat. Dengan demikian
kelembagaan lokal merupakan faktor dominan , terutama dalam penggerakan partisipasi masyarakat. Kelembagaan lokal tradisional mempunyai kekuatan yang
tidak dimiliki oleh institusi formal yang ada yaitu kedekatannya dengan masyarakat tingkat bawah dan peka dengan kebutuhan masyarakat. Keberadaanya
sangat menentukan sekali akan keberhasilan sebuah pembangunan. Kerapatan Adat Nagari KAN merupakan lembaga lokal yang ada di
daerah Minangkabau atau Sumatera Barat. Kerapatan Adat Nagari ini merupakan kerapatan niniak mamak pemangku adat yang telah ada dan diwarisi secara turun
temurun sepanjang adat yang berlaku di masing-masing Nagari yang ada di Minangkabau dan merupakan lembaga tertinggi dalam penyelenggaraan adat di
nagari. Keberadaan Kerapatan Adat Nagari di dalam sebuah pemerintahan nagari sangat dibutuhkan mengingat Kerapatan adat nagari ini merupakan salah satu
unsur yang menentukan perkembangan pertumbuhan ekonomi, sosial dan
3
kesejahteraan didalam sebuah masyarakat. Selain itu Kerapatan Adat Nagari juga menjadi tempat untuk memberi masukan dan pertimbangan kepada pemerintah
nagari dalam masalah pembangunan. Pembangunan yang dilaksanakan di pemerintahan nagari juga merupakan hasil persetujuan dari kerapatan adat nagari
karena lembaga ini yang tahu bagaimana keadaan masyarakatnya. Adanya istilah “babaliak ka nagari” menjadi suatu gagasan agar
pembangunan yang dilakukan di daerah Sumatera Barat dimulai dari tingkat yang paling bawah yaitu nagari. Pemerintahan dilaksanakan dari tingkat yang paling
dekat dari masyarakat itu sendiri sehingga pembangunan akan mudah untuk di laksanakan. Akan tetapi pembangunan yang dilakukan di tingkat pemerintahan
nagari tidak akan berjalan sesuai yang diinginkan apabila peran lembaga lokal kurang maksimal. Seharusnya lembaga lokal memiliki fungsi yang sangat
membantu pemerintah agar kesejahteraan masyarakat nagari itu dapat dicapai. Ada berbagai pendapat yang berkembang dalam masyarakat tentang
Kerapatan Adat Nagari, ada yang berpendapat kalau Kerapatan Adat Nagari hanya melakukan fungsinya sebagai pengurus tanah saja, tanpa ada membantu
pemerintah dalam hal pembangunan lainnya. Di lain pihak menyatakan kalau Kerapatan Adat Nagari mempunyai fungsi dalam pembangunan. Selain juga untuk
menyelesaikan permasalahan tanah, Kerapatan Adat Nagari juga memberikan kontribusi yang banyak untuk pembangunan tertutama didalam Nagari.
Adapula yang berpendapat, Kerapatan Adat Nagari hanya tinggal sebagai nama saja. Tidak ada melakukan aktivitas apapun, sehingga dapat dikatakan kalau
4
lembaga lokal ini telah lama tidak berfungsi. Sehingga tidak ada memberikan kontribusi yang jelas bagi masyarakat tertutama bagi pembangunan Nagari.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul : Peran Kerapatan Adat Nagari KAN dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin, Kecamatan Lima Kaum ,
Kabupaten Tanah Datar. I.2. Rumusan Masalah
Agar penelitian ini memiliki arah yang jelas dalam menginterpretasikan fakta dan data ke dalam penulisan skripsi ini, maka terlebih dahulu dirumuskan
masalahnya. Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, peneliti
merumuskan masalah yaitu “Bagaimana Peran Kerapatan Adat Nagari KAN dalam Pembangunan Nagari di Nagari Baringin Kecamatan Lima Kaum,
Kabupaten Tanah Datar”.
I.3. Tujuan Penelitian