Fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah Metode pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling

Membuat siswa sehingga merasakan lingkungan sekolah sebagai suasana sekolah seperti rumahnya, dapat memilih program-program yang sesuai dan bermanfaat. 2. Menyadarkan siswa akan pentingnya perencanaan suatu karir dimasa yang akan datang, seperti ketika akan memasuki dunia kerja 3. Membantu siswa dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dapat mempengaruhi masa depannya 4. Membantu dan memberi semangat para siswa dalam memilih tujuan hidup 5. Mendiskusikan dengan para siswa dan orang tua tentang rencana karir para siswa 6. Membantu siswa dalam menentukkan, mengukur dan memahami kapasitas dalam dirinya. 7. Membantu siswa dalam memilih program pendidikan sesuai dengan kemampuannya 8. Menyadarkan para siswa akan pentingnya pelajaran tambahan dalam lembaga-lembaga diluar sekolah 9. Mengarahkan siswa dalam menggunakan waktu luang secara bijaksana serta membantu dalam mengmbangkan bakat yang dimiliki siswa. 10. Membantu siswa dalam memilih cara belajar yang efektif . 13

2. Fungsi Bimbingan dan Konseling di sekolah

Sebagaimana yang telah dipaparkan diatas mengenai konsep bimbingan dan konseling, yang memprioritaskan kepentingan siswa dalam hal pengentasan permasalahan yang dihadapinya dengan cara memberikan bantuan kepada siswa atau klien secara berkelanjutan, yang disusun secara sistematis, terencana dan terarah. Kemudian setelah dipaparkan mengenai tujuan dari bimbingan dan 13 Koestoer Partowisastro, Bimbingan Penyuluhan di sekolah-sekolah, Jakarta, Erlangga : 1985, Hal, 65-67 konseling, dibawah ini beberapa poin tentang fungsi dari bimbingan dan konseling, adapun fungsinya sebagai berikut : a. Fungsi pemahaman b. Fungsi Pencegahan Preventif c. Koordinasi 14 d. Fungsi Pengentasan e. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan 15 f. Fungsi advokasi. 16 g. Fungsi penyaluran h. Adaptasi i. Penyesuaian 17 Dengan Bimbingan dan konseling diharapkan akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul yang akan dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Melalui beberapa fungsi pula ini mulai dari Fungsi pemahaman hingga fungsi penyesuaian, pelayanan bimbingan dan konseling akan menghasilkan layanan yang baik dan efektif sehingga terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang di alami oleh peserta didik Sehingga terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap, dan berkelanjutan.

3. Metode pendekatan dalam Bimbingan dan Konseling

Ada dua bentuk teknik bimbingan dan konseling yaitu: 1. Bimbingan kelompok 18 14 Syamsu Yusuf L.N, Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah SLTP dan SLTA, Bandung. Pustaka bani Quraisy: 2006,h al .57-58 15 Dewa Ketut Sukardi Desak P.E Nila Kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah ; Untuk memperoleh angka kredit. Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2008. hal.8 16 Hallen, A., Bimbingan dan Konseling, . . . , h. 62 17 Syamsu Yusuf A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, . . . . , hal,17 Dalam bimbingan kelompok ini terdapat beberapa teknik didalamnya, adapun teknik sebagai berikut: a Program Home room b Karyawisata field trip c Diskusi kelompok. d Kegiatan kelompok e Organisasi muridsiswa f Sosiodrama g Psikodrama h Pengajaran RemedialRemedial teaching 19 . Beberapa teknik diatas seperti pada Teknik home room program merupakan suatu teknik yang diarahkan untuk dapat mengetahui dan mengenal para siswanya lebih dalam, sehingga kemudian para guru dalam hal ini konselor dapat membantu permasalahan siswa secara efisien. Bentuk kegiatan ini kegiatan ini dilakukan atau diterapkan baik dalam kelas maupun diluar jam-jam sekolah, kemudian ada teknik karyawisata yang diarahkan untuk dapat menjadikan setiap objek didalam karyawisata ini dipelajari sesuai dengan materi sekolah ada pula diskusi kelompok untuk dapat membahas masalah para siswa, baik yang kaitannya dengan orang tua maupun masalah-masalah pribadi.,memberikan bimbingan kelompok agar satu sama lain dapat berpatisipasi dalam kegiatan tersebut.,dan ada pula pembentukkan organisasi siswa, agar para siswa mengetahui bagaimana membangun komunikasi yang efektif antar satu dengan lainnya serta bagaimana menjadi pemimpin. Serta ada teknik sosiodrama, teknik psikodrama dan remedial teaching, kesemuanya ini ditujukan untuk kepentingan para siswa guna memberikan bimbingan yang baik 2. Konseling Individual 18 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Bandung : CV. Ilmu, 1975, h.106110 19 Tohirin Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integras, Jakarta : PT Grafindo Persada,2007 , hal.289-295 Pada umumnya ada tiga teknik yang dikenal dalam konseling individual yaitu: a Non directive Metode ini pertama kali di kemukakan oleh Carl Rogers. Metode pendekatan ini menekankan pada kemampuan manusia untuk menentukan tujuan hidupnya sendiri dan mampu untuk dapat mengembangkan diri sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Konseling non-direktif sering pula disebut ”client-centered counseling”, yang memberikan gambaran bahwa proses konseling yang menjadi pusatnya adalah klien 20 Ciri-ciri hubungan non-direktif: - Hubungan non-direktif ini menempatkan klien pada kedudukan sentral, klienlah yang aktif untuk mengungkapkan dan mencari pemecahan masalah. - Konselor berperan hanya sebagai pendorong dan pencipta situasi yang memungkinkan klien bisa berkembang sendiri. 21 b Directive counseling Teknik ini di pelopori oleh Edmond G Williamson. Dengan teknik ini dalam proses konseling, konselor lebih banyak mengambil inisiatif, sehingga klien tinggal menerima apa yang di kemukakan oleh konselor c Eclectife Counseling Ecelectife Counseling maksudnya menggabungkan kedua teknik diatas dengan mengambil intisari dari penggunaan dari keduanya. 22 20 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di sekolah. Jakarta :Rineka Cipta,2008, h. 121 21 Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Teori KonselingSuatu Ringkasan. Jakarta :Ghalia , Indonesia, 1985, h. 60-61 22 Syahril dan Riska Ahmad Pengantar Bimbingan dan Konseling, . . . , h.89-91

4. Pelayanan-Pelayanan Dalam Bimbingan Dan Konseling