86
86
♦ Hadis-Hadis tentang Bid`ah. 1.
Meneliti Matan Dengan Melihat Kualitas Sanadnya
Hasil penelitian sanad hadis yang telah diteliti, bahwa periwayat hadis yang diteliti dalam sunan Ibnu Mâjah untuk hadis petama, Sahih Muslim untuk
hadis kedua, dan Abi Daud untuk hadis keempat,semuanya berkualitas Tsiqah dan sekaligus memberikan infomasi kepada kita bahwa sanad hadis tersebut sudah
memenuhi salah satu kriteria ke-Sahih-an sanad, kreterianya diantaranya: sanadnya berkualitas Tsiqah yaitu `Adil dan Dabit, terjadi proses pembelajaran
diantara mereka.
2. Meneliti Susunan Lafaz Matan Hadis Yang Semakna.
-
Hadis pertama
Susunan matan dari empat hadis yang telah penulis kutip diatas memiliki persamaan lafaz, Hal ini menunjukan bahwa hadis yang telah diteliti diriwayatkan
secara bi al-lafaz. Adapun perbedaan lafaz yang dimaksudkan adalah:
Makna Matan
Perawi Barang siapa membuat hal baru
dalam urusan kami ini sesuatu yang tidak ada padanya, maka
hal itu tertolak.
ْ ﺴ ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ِﻓ ﺎﺴِﺮْﺴأ
ﺒﺴﺬﺴ ﺎﺴ
ﺴ ْﺴ ِ
ﻪ ِﻓ ﺴﻮُﻬﺴـﻓ
ﱞدﺴﺜ
Bukharî
Barang siapa membuat hal baru dalam urusan kami ini sesuatu
yang tidak ada padanya, maka hal itu tertolak.
ْ ﺴ ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ِﻓ ﺎﺴِﺮْﺴأ
ﺒﺴﺬﺴ ﺎﺴ
ﺴ ْﺴ ُﻪِْ
ﺴﻮُﻬﺴـﻓ ﱞدﺴﺜ
Muslim
Barang siapa membuat hal baru dalam urusan kami ini sesuatu
yang tidak ada padanya, maka hal itu tertolak.
ْ ﺴ ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ِﻓ ﺎﺴِﺮْﺴأ
ﺒﺴﺬﺴ ﺎﺴ
ﺴ ْﺴ ُﻪِْ
ﺴﻮُﻬﺴـﻓ ﱞدﺴﺜ
Ibnu Mâjah
Barang siapa membuat hal baru dalam urusan kami ini sesuatu
yang tidak ada padanya, maka hal itu tertolak.
ْ ﺴ ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ِﻓ ﺎﺴِﺮْﺴأ
ﺒﺴﺬﺴ ﺎﺴ
ﺴ ْﺴ ِ
ﻪ ِﻓ ﺴﻮُﻬﺴـﻓ
ﱞدﺴﺜ
Abi Daud
87
87 Barang siapa yang membuat
hal baru yang bukan urusan kami, maka hal itu tertolak.
ﺴلﺎﺴ ُ ْﺒ
ﻰﺴ ِ ْ ﺴ
ﺴ ﺴﺴ ﺒًﺮْﺴأ
ﻰﺴﺴ ِﺮْﺴ
ﺎﺴِﺮْﺴأ ﺴﻮُﻬﺴـﻓ
ﱞدﺴﺜ
Dari empat matan yang ada ini, terdapat perbedaan lafaz matan yaitu, pada matan periwayatan Abi Daud yang mengikut sertakan Pada jalur Ibn `Isa, dia
menggantikan kalimat
ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
dengan
ﺴ ﺴﺴ
lalu pada kalimat
ﺎﺴ ﺴ ْﺴ
ِ ﻪ ِﻓ
dengan
ﻰﺴﺴ ﺴ
ِﺮْ
ﺎﺴِﺮْﺴأ
akan tetapi dengan perubahan lafaz seperti ini tidak mengubah makna menjadi peredaan makna, dan pada periwayatan Bukharî, Muslim, Ibn Mâjah tidak ada
perbedaan lafaz, dan sudah pasti tidak ada perbedaan makna. Hal ini menunjukan bahwa hads yang menjadi objek penelitian telah diriwayatkan secara lafaz
riwayat bi al-lafzi, karena diriwayatkan lebih dari tiga periwayat pada matannya sama.
-
Hadis kedua
Susunan matan dari empat hadis yang telah penulis kutip diatas memiliki persamaan makna. Perbedaan lafaz memang ada, tetapi tidak menjadikan
perbedaan makna. Hal ini menunjukan bahwa hadis yang telah diteliti diriwayatkan secara lafaz.
Adapun perbedaan lafaz yang dimaksudkan adalah: Makna
Matan Perawi
Sebaik-baik perkataan adalah kitabullah, sebaik-
baik petunjuk adalah petujuk Muhammad
SAW, dan sejelek-jelek perkara adalah hal-hal
yang baru, setiap hal yag baru adalah bidah.
نِﺈﺴﻓ ﺴﺮْـﺴ
ِ ِ ﺪﺴﺤْﺒ
ُبﺎﺴﺘِ ِ
ﻪ ﺒ ُﺮْـﺴ ﺴو
ىﺴﺪُﻬْﺒ ىﺴﺪُ
ﺳ ﺪ ﺴﺤُ
ﺮﺴﺷﺴو ِﺜﻮُُْﻷﺒ
ﺎﺴﻬُـﺎﺴﺴﺪْﺤُ ُﺴو
ﺴ ْﺪِ ﺳ
ﺔ ﺲﺔﺴ ﺴﺴﺿ
Muslim
88
88 Barangsiapa telah diberi
petunjuk oleh Allah, tidak ada yang bisa
menyesatkannya. Barang siapa telah disesatkan
oleh Allah, maka tidak ada yang bisa
memberikan petunjuk kepadanya, sebenar-
benar perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik
petunjuk adalah petunjuk Muhammad SAW, dan
sejelek-jelek perkara adalah hal-hal yang baru,
setiap yang baru adalah bid`ah adalah sesat, dan
setiap hal yang baru adalah bidah dan setiap
bidah adalah sesat, dan setiap kesesatan di dalam
neraka.
ْ ﺴ ِ
ﺪْﻬﺴـ ِ
ُﻪ ﺒ ﺴﺴﻓ
ِ ُ ُﻪﺴ
ْ ﺴﺴو ُﻪِْْ ُ
ﺴﺴﻓ ﺴيِدﺎﺴ
ُﻪﺴ نِﺐ
ﺴﺨﺴﺪْ ﺴأ ِ ِ
ﺪﺴﺤْﺒ ُبﺎﺴﺘِ
ِ ﻪ ﺒ
ﺴ ﺴ ْ ﺴأﺴو ِيْﺪﺴﻬْﺒ
ُيْﺪﺴ ﺳ
ﺪ ﺴﺤُ ﺮﺴﺷﺴو
ِﺜﻮُُْﻷﺒ ﺎﺴﻬُـﺎﺴﺴﺪْﺤُ
ُﺴو ﺳ
ﺔﺴﺴﺪْﺤُ ﺲﺔﺴ ْﺪِ
ُﺴو ﺳ
ﺔﺴ ْﺪِ ﺲﺔﺴ ﺴﺴﺿ
ُﺴو ﺳ
ﺔﺴ ﺴﺴﺿ ِ
ﻓ ِﺜﺎ ﺒ
Al- Nasa`i
Barangsiapa diantara kalian yang hidup
sepeninggalanku, niscaya dia akan menyaksikan
berbagai perselisihan. Maka berpegang
teguhlah kalian kepada sunahku dan sunah
Khulafa` al-Rasyidin yang padapat bimbingan
dan petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham
berpegang teguhlah kepadanya, dan
hendaknya kalian waspada dengan hal-hal
yang baru dalam masalah agama, karena
setiap yang baru dalam masalah agama itu
adalah bid`ah.
ُﻪ ِﺈﺴﻓ ْ ﺴ
ْ ِﺴ ْ ُ ِْ
يِﺪْﺴـ ىﺴﺮﺴـﺴ ﺴﻓ
ًﻓ ﺴِﺘْ ﺒ ﺎ
ﺒًﺮ ِﺜﺴ ْ ُ ْﺴﺴﺴـﻓ
ِﺘ ُ ِ ِ
ﺔ ُ ﺴو ِ
ءﺎﺴﺴُ ْﺒ ﺴ ﱢِﺪْﻬﺴْﺒ
ﺴ ِﺪِﺷﺒﺮ ﺒ ﺒﻮُ ﺴﺴ
ﺎﺴﻬِ ﺒﻮ ﺴ ﺴو
ﺎﺴﻬْـﺴﺴ ِ
ﺬِﺒﺴﻮـ ﺎِ ْ ُﺎ ِﺐﺴو
ِ تﺎﺴﺴﺪْﺤُﺴو
ِﺜﻮُُْﻷﺒ نِﺈﺴﻓ
ُ ﺳ
ﺔﺴﺴﺪْﺤُ ﺲﺔﺴ ْﺪِ
ُﺴو ﺳ
ﺔﺴ ْﺪِ ﺲﺔﺴ ﺴﺴﺿ
Abi Daud
Dua perkataan dan petunjuk, sebagus-bagus
perkataan adalah
ﺎﺴ ِﺐ ﺎﺴ ُ
ِ نﺎﺴﺘﺴْـﺒ
ُم ﺴﺴ ْﺒ ُيْﺪﺴﻬْﺒﺴو
ُ ﺴ ْ ﺴﺄﺴﻓ ِم ﺴﺴ ْﺒ
ُم ﺴ ﺴ ِ
ﻪ ﺒ ُ ﺴ ْ ﺴأﺴو
ِيْﺪﺴﻬْﺒ ُيْﺪﺴ
Ibnu Mâjah
89
89 kalamullah dan sebagus-
bagus petunjuk adalah petujuk Muhammad
SAW, dan sejelek-jelek perkara adalah hal-hal
yang baru, setiap hal yag baru adalah bid`ah.
ﺳ ﺪ ﺴﺤُ
ﺴﺴأ ْ ُﺎ ِﺐﺴو
ِ تﺎﺴِﺪْﺤُﺴو
ِﺜﻮُُْﻷﺒ نِﺈﺴﻓ
ﺮﺴﺷ ِﺜﻮُُْﻷﺒ
ﺎﺴﻬُـﺎﺴﺴﺪْﺤُ ُﺴو
ﺳ ﺔﺴﺴﺪْﺤُ
ﺲﺔﺴ ْﺪِ ُﺴو
ﺳ ﺔﺴ ْﺪِ
ﺲﺔﺴ ﺴﺴﺿ
Terdapat perbedaan Matan hadis di atas antara Muslim, Nasa`i, Abi Daud dan Ibn Mâjah, akan tetapi matan hadis tersebut memiliki maksud yang sama,
yaitu selalu berpegang teguh pada Kalamullah dan petunjuk Rasulullah dan larangan berbuat bid`ah dan setiap bidah adalah sesat, dan setiap kesesatan di
dalam neraka. Penambahaan keterangan makna matan hadis yang diriwayatkan Nasa`i,
Yaitu Barangsiapa telah diberi petunjuk oleh Allah, tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa telah disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang
bisa memberikan petunjuk kepadanya . sedangkan matan hadis pada Abi Daud juga sama menambahkan keterangan lafaz matan hadisnya yaitu Barangsiapa
diantara kalian yang hidup sepeninggalanku, niscaya dia akan menyaksikan berbagai perselisihan. Maka berpegang teguhlah kalian kepada sunahku dan sunah
Khulafa` al-Rasyidin yang padapat bimbingan dan petunjuk. Gigitlah ia dengan gigi geraham berpegang teguhlah kepadanya. Dan untuk periwayatan Imam
Muslim dan Ibnu Mâjah dalam lafaz matan hadisnya yaitu, tanpa ada kata-kata: Setiap kesesatan dalam neraka.
Menurut penulis dari tema yang dikandung oleh matan hadis di atas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nasa`i, Abi Daud dan Ibnu Mâjah memiliki
redaksi Matan hadis yang berbeda. Hal ini menunjukan bahwa yang menjadi objek penelitian telah diriwayatkan secara makna riwayat bi al-ma`na.
90
90 -
Hadis keempat
Susunan matan dari dua hadis yang telah penulis kutip diatas memiliki persamaan lafaz, Hal ini menunjukan bahwa hadis yang telah diteliti diriwayatkan
secara bi al-lafaz. Adapun persamaan lafaz yang dimaksudkan adalah:
Makna Matan
Perawi Orang-orang mu`min,
darah-darah mereka sama. Mereka saling
bantu membantu satu dengan lainnya. Dan
yang paling dekat dengan mereka berusaha
menjamin keamanan mereka. Ketahuilah,
seorang mu`min tidak boleh di bunuh sebab
membunuh orang kafir. Tidak pula dibunuh
orang kafir yang dalam perjalanan damai, selam
dalam masa perjanjian damai dan tidak
melanggarnya. Barangsiapa melakukan
tindak kejahatan, maka hal itu ditanggung
sendiri. Dan barangsiapa yang melindungi
seorang tindak kejahatan, maka baginya
laknat Allah, para malaikat dan semua
umat manusia.
ﺴنﻮُِْﺆُْﺒ ُﺄﺴﻓﺎﺴ ﺴ
ْ ُ ُؤﺎﺴِد ْ ُ ﺴو
ﺲﺪﺴ ﻰﺴﺴ
ْ ﺴ ْ ُﺒﺴﻮِ
ﻰﺴ ْ ﺴﺴو ْ ِﻬِﺘ ِﺬِ
ْ ُﺎﺴْدﺴأ ﺴﺴأ
ﺴ ُ ﺴﺘُْـ
ﺲ ِْﺆُ ﺎﺴ ِ
ﺳﺮِﻓ ﺴﺴو
وُﺛ ﺳ
ﺪْﻬﺴ
ِِ ﺪْﻬﺴِ
ْ ﺴ ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ﺎًﺴﺪﺴ ﻰﺴﺴﺴـﻓ
ِ ﻪِ ْﺴـ
ْوﺴأ ىﺴوآ
ﺎًِﺪْﺤُ ِ
ﻪْﺴﺴﺴـﻓ ُﺔﺴْﺴ
ِ ﻪ ﺒ
ِ ﺔﺴ ِﺋ ﺴﺴْﺒﺴو
ِسﺎ ﺒﺴو ﺴ ِ ﺴ ْ ﺴأ
Al- Nasa`i
Orang-orang mu`min, darah-darah mereka
sama. Mereka saling bantu membantu satu
dengan lainnya. Dan yang paling dekat
dengan mereka berusaha menjamin keamanan
ﺴنﻮُِْﺆُْﺒ ُﺄﺴﻓﺎﺴ ﺴ
ْ ُ ُؤﺎﺴِد ْ ُ ﺴو
ﺲﺪﺴ ﻰﺴﺴ
ْ ﺴ ْ ُﺒﺴﻮِ
ﻰﺴ ْ ﺴﺴو ْ ِﻬِﺘ ِﺬِ
ْ ُﺎﺴْدﺴأ ﺴﺴأ
Abi Daud
91
91 mereka. Ketahuilah,
seorang mu`min tidak boleh di bunuh sebab
membunuh orang kafir. Tidak pula dibunuh
orang kafir yang dalam perjalanan damai, selam
dalam masa perjanjian damai dan tidak
melanggarnya. Barangsiapa melakukan
tindak kejahatan, maka hal itu ditanggung
sendiri. Dan barangsiapa yang melindungi
seorang tindak kejahatan, maka baginya
laknat Allah, para malaikat dan semua
umat manusia.
ﺴ ُ ﺴﺘُْـ
ﺲ ِْﺆُ ﺳﺮِﻓﺎﺴ ِ
ﺴﺴو وُﺛ
ﺳ ﺪْﻬﺴ
ِﻓ
ِِ ﺪْﻬﺴ
ْ ﺴ ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ﺎًﺴﺪﺴ ﻰﺴﺴﺴـﻓ
ِ ﻪِ ْﺴـ
ْ ﺴﺴو ﺴثﺴﺪْ ﺴأ
ﺎًﺴﺪﺴ ْوﺴأ
ىﺴوآ ﺎًِﺪْﺤُ
ِ ﻪْﺴﺴﺴـﻓ
ُﺔﺴْﺴ ِ
ﻪ ﺒ ِ
ﺔﺴ ِﺋ ﺴﺴْﺒﺴو ِسﺎ ﺒﺴو
ﺴ ِ ﺴ ْ ﺴأ
Matan ini menjelaskan tentang bertanggungjawab apabila telah melakukan
tindakan kejahatan dalam hal ini kejahatan diartikan sebagai melakukan hal-hal yang baru dalam urusan agama dari kedua hadis yang diatas tidak ada perbedaan
lafaz, maka penulis menyimpulkan bahwa periwayatan ini al-riwayah bi al-lafaz.
3. Meneliti Kandungan matan Hadis.