BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel, pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian, hasil uji coba alat ukur, uji regresi dan prosedur penelitian.
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang diambil menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya Arikunto, 1997.
Asumsi dari penelitian kuantitatif adalah bahwa fakta-fakta dari obyek penelitian memiliki realitas dan variabel-variabel dapat diidentifikasikan, serta hubungannya dapat
diukur. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis korelasional prediktif.
3.2. Variabel Penelitian
Menurut Kerlinger dalam Sevilla, 2006, variabel adalah sebagai konstruk atau sifat properties yang diteliti. Penelitian ini melibatkan dua jenis variabel yaitu
Variabel Bebas Independent Variabel dan Variabel Terikat Dependent Variabel 1. Variabel Bebas Independent Variabel IV, yaitu Dimensi-dimensi religiusitas.
Dimensi-dimensi Religiusitas sebagai berikut : individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari
daily spiritual experience, kebermaknaan hidup dengan beragama religion-meaning, ekspresi keagamaan
sebagai sebuah nilai value, keyakinan belief, memaafkan forgiveness, melatih diri dalam beragama private religious practice, penggunaan agama sebagai
coping religiousspiritual coping, dukungan penganut sesama agama religious support, sejarah keberagamaan religiousspiritual history, komitmen beragama
commitment, mengikuti
organisasikegiatan keagamaan
organizational religious, pilihan agama religious preference.
2. Variabel Terikat Dependent Variabel, yaitu Penerimaan Orang Tua Anak Autis
di Bekasi Barat.
3.3. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
3.3.1. Definisi konseptual Definisi Konseptual menurut Kerlinger dalam Sevilla, 1993 adalah
mendefinisikan suatu konstruk atau variabel dengan menggunakan konstruk-konstruk lain.
Religiusitas Religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang.
Internalisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama baik di dalam hati maupun dalam ucapan. Kepercayaan ini kemudian
diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.
Penerimaan orang tua anak autis Penerimaan orang tua anak autis adalah perhatian, cinta atau kasih sayang serta
sikap pengertian dari orang tua yang ditunjukkan dengan sikap yang penuh bahagia dalam mengasuh anak mereka.
3.3.2. Definisi operasional Menurut Kerlinger dalam Sevilla, 1993, definisi operasional adalah melekatkan
arti pada suatu konstruk atau variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut.
Religiusitas Definisi operasional religiusitas adalah skor yang diperoleh dari pengukuran
religiusitas yang dikemukakan oleh Fetzer 1999 yang terdiri dari dua belas 12 dimensi, sebagi berikut :
a. Merasakan pengalaman beragama sehari-hari daily spiritual experience.
b. Kebermaknaan hidup meaning
c. Ekspresi keagamaan sebagai sebuah nilai value Keyakinan belief.
d. Memaafkan forgiveness.
e. Melatih diri dalam beragama private religious practice.
f. Penggunaan agama sebagai coping religiousspiritual coping.
g. Dukungan penganut sesama agama religious support.
h. Sejarah keberagamaan religiousspriritual history.
i. Komitmen beragama commitment.
j. Mengikuti organisasikegiatan keagamaan organizational religiousness.
k. Pilihan agama religious preference.
Semakin tinggi skor total skala dimensi-dimensi religiusitas yang diperoleh, maka makin tinggi pengaruh religiusitas terhadap penerimaan orang tua. Dan
sebaliknya semakin rendah skor total skala dimensi-dimensi religiusitas yang
diperoleh maka pengaruh religiusitas terhadap penerimaan orang tua makin rendah.
Penerimaan Orang Tua Anak Autis Definisi operasional untuk menyatakan penerimaan orang tua anak autis adalah
terdapatnya aspek-aspek penerimaan orang tua menurut Mussen dan Conger 1963 di golongkan menjadi empat, yaitu :
a. Adanya kontrol, yaitu usaha –usaha untuk mempengaruhi aktivitas orientasi
cita-cita anak, membatasi ketergantungan, agresif dan perilaku untuk terus bermain
b. Tuntutan kematangan, tekanan pada anak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan intelektual, sosial dan emosional
c. Komunikasi jelas antara orang tua dengan anak, contohnya menggunakan alasan untuk menanyakan pendapat anak dan perasaannya
d. Pengasuhan orang tua, meliputi kehangatan cinta, perhatian dan keharuan dan keterbukaan pujian dan kesenangan dalam prestasi anak.
Semakin tinggi skor total skala penerimaan orang tua yang diperoleh, maka makin tinggi penerimaan orang tua terhadap anak autis. Dan sebaliknya semakin
rendah skor total skala penerimaan orang tua yang diperoleh, maka penerimaan orang tua terhadap anak autis makin rendah.
3.4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambillan Sampel