Kesimpulan Diskusi Pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis di Bekasi Barat

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil penelitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini berdasarkan hasil yang diperoleh adalah : 1. Berdasarkan data yang diperoleh dalam uji regresi diketahui koefisien determinasi R Square R 2 menunjukkan nilai sebesar 0.331 atau 33,1. Hal ini berarti dimensi-dimensi religiusitas memberikan sumbangsih sebesar 33,1 terhadap penerimaan orang tua terhadap anak mereka. Dengan demikian 66,9 sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain selain dimensi religiusitas. Hal ini berarti terdapat pengaruh tetapi tidak signifikan dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua. 2. Dari kesebelas dimensi variable religiusitas terhadap penerimaan orang tua yang memiliki sumbangsih secara signifikan hanya satu dimensi yaitu meaning dengan t hitung 13.392 dan nilai t table 4.04. Maka dapat disimpulkan bahwa f hitung dimensi meaning f table, dengan demikian bahwa hanya dimensi meaning yang memberikan pengaruh signifikan terhadap variable penerimaan orang tua. 3. Hasil regresi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa meaning kebermaknaan agama berpengaruh sangat signifikan pada diri orang tua yang memiliki anak autis terhadap penerimaan orang tua pada anak mereka yang autis.

5.2. Diskusi

Berdasarkan kesimpulan di atas, bahwa hanya ada satu dari sebelas dimensi- dimensi religiusitas yang sangat signifikan dalam mempengaruhi penerimaan orang tua. Dimensi tersebut adalah dimensi kebermaknaan hidup meaning. Hal ini sesuai dengan pendapat Zuck dalam Darling-Darling, 1982 yang menyatakan bahwa orang tua yang menghargai terhadap agamanya, maka orang tua lebih menerima anak-anak mereka yang terhambat secara fisik. Hal yang sama juga dikatakan oleh Rahmawati 2009 yang menyebutkan jika oarang tua beragama kuat maka akan berpengaruh kuat pula dengan penerimaan terhadap anak mereka, terutama pada orang tua yang memiliki anak yang mengalami kelainan berkebutuhan khusus. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu dari Zuck dalam Darling- Darling 1982 dan Rahmawati 2009. Namun walau agama religiusitas mempengaruhi dalam penerimaan orang tua terhadap anak mereka yang mengalami kelainan ternyata sangat kecil, ini disimpulkan berdasarkan hasil penelitian yang hanya 33.1 sedang faktor yang lebih besar yaitu 66,9 di pengaruhi oleh faktor lain. Setelah mendapat hasil yang menyatakan bahwa agama religiusitas hanya 33.1 peneliti mencoba menanyakan ke beberapa sampel, ternyata mereka mengiyakan bahwa ada faktor yang lebih mendukung selain agama religiusitas misalkan emosi dan pengetahuan mengenai kelainan anak mereka penyakit anak. Dalam penelitian ini hanya meaning yang berperan secara signifikan dari kesebelas dimensi religiusitas, hal ini berkaitan dengan penelitian sebelumnya oleh Afiatin 2008 yang menyatakan bahwa benar hanya dimensi meaning kebermaknaan dalam dimensi religiusitas yang memberikan pengaruh yang signifikan dengan penerimaan orang tua yang memiliki anak berkelainan khusus. Dalam memaknai agama dan menjalankan ritual keagamaan dapat di samakan dalam kehidupan sehari-hari, khusus dalam hal ini misalnya berhubungan dengan menetapnya pola penerapan terapi yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak mereka. Oleh karena itu dalam penelitian ini meaning mempunyai pengaruh yang signifikan dibanding kesebelas dimensi religiusitas. Hasil dari kesebelas dimensi hanya dimensi meaning yang sangat mempengaruhi, ini disebabkan karena dari kesebelas dimensi setelah di faktorkan ternyata satu sama lain mempunyai persamaan, bisa dikatakan dari sebelas dimensi setalah difaktorkan hanya menjadi lima 5 dimensi. Ini yang mengakibatkan kecilnya persentase yang diperoleh untuk pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis yaitu hanya 33,1. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya tidak menggabungkan antara pengaruh dimensi-dimensi religiusitas terhadap penerimaan orang tua anak autis. Mungkin bisa menggabungkan dimensi-dimensi religiusitas dengan variabel lain atau penerimaan orang tua anak autis dengan variabel lain.

5.3. Saran