Masalah Hukum Level Ekstra Media
Setiap institusi pers memiliki ideologi yang menjadi landasan setiap kegiatan mereka. Segala tindak tanduk kerja jurnalis harus disesuaikan dengan ideologi
mereka, termasuk dalam membuat berita. Ideologi yang dianut oleh Republika adalah ideologi pemiliknya. Yakini,
berkebangsaan, kerakyatan dan keislaman yang bertujuan mempercepat terbentuknya
“civil society”.
Ideologi Republika adalah ideologi pemiliknya, PT. Abdi Bangsa, yaitu: kebangsaan, kerakyatan dan keislaman; dengan tujuan
mempercepat terbentuknya “civil society”. Orientasi inilah yang sehari-hari dituangkan Republika dalam bentuk informasi dan sajian
lainnya. Republika menampilkan islam dengan wajah moderat.”
68
Namun bila kita lihat Republika merupakan institusi Dakwah yang berorientasi pada Agama Islam, maka sudah pasti beritanya pun disesuaikan
dengan kaidah Islam. Seperti yang telah ditemukan penulis tentang ideologi sebuah berita pada edisi 09 November 2011 pada saat mantan Direktur
Eksekutif IMF Sri Mulyani berkunjung ke Istana Negara bertemu dengan Presiden SBY, hampir setiap media ramai-ramai meliputnya, bahkan ada
beberapa media cetak yang memuat berita ini menjadi berita utama, seperti media cetak Rakyat Merdeka dan Seputar Indonesia yang menjadika berita
Sri Mulyani ini menjadi Headline. Sedangkan media cetak Republika yang merupakan koran nasional yang
dilahirkan pada 4 januari 1993 ini memiliki headline yang berbeda. Republika memuat berita yang dijadikan headline adalah berita mengenai 3 Mubalig Pahlawan
Nasional H. Abdul Malik Karim Amrullah, KH. Idham Chalid, dan Sjafruddin
68
Wawancara melalui Email denga Syahruddin El-Fikri Wakil Redaktur di Republika, pada Jumat, 18 Januari 2013 pukul 14:41 WIB.
Prawiranegara yang pada hari selasa 8 November 2011 diberikan tanda gelar pahlawan indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dewakili oleh
ahli waris di istana Negara. Memang jarang sekali media massa yang membahas atau meliput berita
mengenai gelar 3 pahlawan mubalig yang diberikan oleh Presiden SBY, apa lagi dijadikan berita utama, sedangkan hari besar Pahlawan Nasional itu jatuh pada
tanggal 10 Novenber. Menurut analisa penulis pada makna judul berita headline pada edisi rabu, 9
November 2011 yang berjudul “3 Mubalig Pahlawan Nasional” telah membentuk opini pembaca. Karena pemberian tanda gelar pahlawan yang diberikan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terdapat 7 tokoh dan yang 4 tokoh Ki Sarmidi Mangunsarkoro, I gusti Ketut Pudja, Sri Susuhunan Pakubuwono X dan Ignatius
Joseph Kasimo Hendrowahyono lainnya tidak diberitakan lebih mendalam tentang sejarahnya, hanya tiga tokoh saja yang dibahasnya. Di sini jelas sekali bahwa
Republika hanya sekedar ingin memberikan pengetahuan tentang Mubalig yang diberikan gelar pahlawan kepada pembaca, khsusnya genarasi muda yang diharapkan
Republika bisa lebih memahami perjuangan pahlawan, lead “Generasi muda belum
paham perjuangan pahlawan” Kemudian isi berita headline pada edisi 09 November 2011 jelas sekali
dipengaruhi oleh ideologi Republika, maka itu Republika hanya membahas lebih dalam mengenai 3 Tokoh saja, karena 3 tokoh tersebut merupakan penggerak partai
Masyumi dan ketua Nahdlatul Ulama. Sedangkan 4 tokoh lagi mempunyai perbedaan etnis dengan tiga toko tersebut dan jauh dari ideologi Republika.
Di sinilah Republika sangat berperan dalam menyampaikan dakwahnya, yang sesuai dengan ideologi di dalam Republika sendiri. Karena jika bukan Republika,