Sejarah dan Perkembangan Liga Arab

BAB II LIGA ARAB DAN PERANNYA DI TIMUR TENGAH

Pada bab ini akan dijelaskan dinamika Liga Arab sebagai organisasi regional serta kontribusinya bagi negara-negara anggotanya. Pertama akan dijelaskan mengenai awal mula terbentuknya Liga Arab serta perkembangan yang terjadi didalam Liga Arab. Dilanjutkan dengan pembahasan struktur dan sistem organisasi Liga Arab. Kemudian diakhir bab akan dibahas kontribusi Liga Arab dalam dinamika politik kawasan Timur Tengah.

A. Sejarah dan Perkembangan Liga Arab

Organisasi regional Liga Arab Al-Jam i’a al-Arabiyah didirikan pada 22 Maret 1945. Organisasi ini mempunyai tujuan untuk mengkoordinasikan kebijakan negara-negara anggota serta mempersatukan kebijakan politik mereka serta membangun masa depan bersama yang lebih baik. Liga Arab berkoordinasi tidak hanya dalam bidang politik, namun juga dalam bidang pendidikan, keuangan, hukum, keamanan, budaya, sosial dan komunikasi. 33 Regionalisme yang dibangun Liga Arab tidak hanya berdasar pada letak geografis yang berdekatan, namun juga pada aspek identitas dan budaya. 34 33 Cris E. Toffolo, Global Organizations: The Arab League, New York: Chelsea House, 2008, hal 7 34 Ziyad Falahi, ”Prospek Regionalisme Timur Tengah Pasca-Arab Spring: Telaah terhadap Identitas Kolektif Liga Arab,” Jurnal Kajian Wilayah. Volume 3, nomor 2 2012, hal 193 Ketika Liga Arab didirikan, organisasi regional ini hanya beranggotakan tujuh anggota, yaitu: Mesir, Suriah, Irak, Jordania, Arab Saudi, dan Yaman. Persiapan pembentukan Liga Arab secara formal dimulai pada 6 Oktober 1994 di Alexandria, Mesir. Dari pertemuan tersebut dihasilkan Protokol Alexandria yang intinya berisi mengenai pembentukan Liga Arab, kerjasama di bidang sosial, ekonomi, budaya serta bidang lainnya, dan upaya perlindungan terhadap Palestina. Pasca dihasilkan Protokol Alexandria, terdapat serangkaian negosiasi yang kemudian melahirkan Piagam Liga Arab yang secara formal menandakan berdirinya organisasi Liga Arab pada 22 Maret 1945. 35 Keanggotaan Liga Arab semakin bertambah ketika negara-negara di kawasan tersebut merdeka dari penjajahan serta melihat keuntungan dalam bergabung organisasi tersebut. Selain itu dalam Liga Arab juga terdapat beberapa negara pengamat, yaitu: Armenia, Chad, Turki, Venezuela, India, Eritia. Hingga saat ini negara anggota Liga Arab memiliki luas daerah mencapai 13,5 juta kilometer persegi. Di bawah ini disajikan gambar mengenai keanggotaan Liga Arab dan negara pengamat serta tahun negara tersebut bergabung dalam Liga Arab 36 : 35 Amitav Acharya dan Alastair Iain Johnston, Crafting Cooperation: Regional International Institutions in Comparative Perspective, New York: Cambridge University Press, 2007, hal 190. 36 Toffolo, Global Organizations, hal 10. Gambar 1. Peta Negara Negara Anggota Liga Arab Sumber: Global Organizations: The Arab League, New York: Chelsea House, 2008, hal 7. Liga Arab merupakan organisasi regional pertama yang didirikan, bahkan sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB didirikan secara resmi pada 24 Oktober 1945. Organisasi ini muncul dari ide mengenai Pan-Arabisme, yakni suatu gagasan yang memandang bahwa negara-negara Arab harus bersatu untuk menghentikan dominasi bangsa Eropa. Salah satu upaya Liga Arab untuk merealisasikan ide Pan- Arabisme tersebut adalah dengan membentuk Kerjasama Keamanan dan Ekonomi JDEC yang bertujuan untuk melarang penggunaan senjata dalam penyelesaian konflik antar anggota Liga Arab dan saling membantu ketika terjadi serangan dari luar Liga Arab. 37 Gagasan Pan-Arabisme tersebut kemudian mengalami perkembangan dalam Liga Arab yang terejawantah dalam mempromosikan kepentingan-kepentingan negara Arab dalam bidang politik, ekonomi, militer, keamanan, dan budaya. 38 Organisasi regional yang dibentuk dengan kerangka Pan-Arabisme ini juga ditujukan untuk menjaga kedaulatan negara dan berkomitmen untuk membuat aturan bersama secara konsensus dengan negara-negara anggotanya. Pada tahun 1950an hingga 1960an Liga Arab berupaya menyelesaikan permasalahan serta bekerjasama dengan dilandasi nilai-nilai yang berkaitan dengan Pan-Arabisme yang mengedepankan persatuan negara-negara Arab. Pada masa ini negara-negara anggota 37 Toffolo, Global Organization, hal 18 38 Wan Chen Jun Zhao, “The Arab League‟s Decision-making System and Arab Intergration”, Journal of Middle Eastern and Islamic Studies in Asia, Volume 3, no. 2 2009, hal 59. Liga Arab mulai mengupayakan pembangunan negara dan berusaha mempertahankan keamanan negara mereka. 39 Tujuan lain didirikannya Liga Arab adalah untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan negara Arab di PBB dan organisasi dunia lainnya. Organisasi regional ini juga berusaha untuk menyelesaikan konflik yang muncul di antara negara anggota maupun antara negara anggota dengan negara lain. Hal ini dapat dilihat dari upaya Liga Arab menyelesaikan konflik antara Lebanon dan Suriah yang juga melibatkan Israel. Selain itu, terdapat upaya penyelesaian masalah yang juga dilakukan pada peristiwa genosida di Darfur, Sudan yang menewaskan ratusan ribu jiwa dan mengakibatkan jutaan orang mengungsi. Hal serupa juga dilakukan oleh Liga Arab di Somalia yang mengalami perang sipil serta invasi dari Ethiopia. 40 Pada awal pembentukan organisasi, Liga Arab memandang bahwa terdapat kesamaan masalah yang dihadapi oleh wilayah-wilayah negara berkembang, yaitu perjuangan untuk menghentikan penjajahan dan peningkatan pembangunan ekonomi. Melihat permasalahan tersebut kemudian Liga Arab mendirikan institusi-institusi yang diharap mampu membantu pembangunan ekonomi negara-negara anggota Liga Arab. Sebagai contoh didirikannya Dana Arab untuk Bantuan Teknik kepada Afrika dan negara-negara Arab AFTAAAC. 41 39 Acharya dan Johnston, Crafting Cooperation, hal 213. 40 Toffolo, Global Organization, hal 20. 41 Ibid., hal 20. Selain itu juga terdapat Bank Arab untuk Pembangunan Ekonomi di Afrika BADEA. Bank ini dibentuk untuk menindaklanjuti Konfersensi Tingkat Tinggi Liga Arab di Aljazair pada 28 November 1973 dan bank tersebut mulai beroperasi pada Maret 1975. BADEA didirikan untuk memperkuat perekonomian, keuangan dan kerjasama antara Arab dan Afrika serta mempererat hubungan antara negara-negara yang terlibat didalamnya. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan bantuan keuangan guna mengembangkan ekonomi serta memberikan bantuan teknis untuk negara-negara Afrika. 42 Kemudian pada perkembangannya, Liga Arab juga membentuk institusi lain di bawahnya, program-program, serta mengeluarkan kebijakan regional guna membantu pembangunan negara-negara anggota. Hal ini terlihat pada pembentukan Dewan Sosial dan Ekonomi serta pembentukan Bank Pembangunan Arab yang kini dikenal sebagai Arab Financial Organization. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk Arab Common Market guna membebaskan pajak, memberikan bantuan keuangan, dan perpindahan pekerja secara bebas antar negara anggota Liga Arab. Di bidang perminyakan dibentuk Organisasi Pengekspor Minyak Negara Arab OAPEC yang bertujuan untuk memformulasi kebijakan dalam produksi dan penjualan minyak. Terdapat juga Greater Arab Free Trade Area GAFTA sebagai kebijakan pasar bebas di wilayah Liga Arab yang berlaku pada tahun 2005. 43 42 “Introduction”, Arab Bank for Economic Development in Africa, tersedia di: http:www.badea.orgintroduction.htm diunduh pada 22 september 2014. 43 Toffolo, Global Organization, hal 23-24.

B. Stuktur dan Sistem Organisasi Liga Arab