Stuktur dan Sistem Organisasi Liga Arab

B. Stuktur dan Sistem Organisasi Liga Arab

Dalam organisasi Liga Arab terdapat struktur yang komplek yang terdiri dari beberapa dewan spesial, komite permanen, agensi spesial, dan badan-badan lain. Secara struktur Liga Arab memiliki dua badan yang menjadi pusat dari badan-badan lain, yaitu Dewan Liga Arab dan Komite Spesial Permanen. 44 Dewan Liga keanggotaannya terdiri dari perwakilan setiap negara anggota yang biasanya diwakili oleh masing-masing menteri luar negeri negara anggota Liga Arab. Dewan ini melakukan pertemuan dua kali dalam setahun di markas besar Liga Arab di Kairo, Mesir setiap bulan Maret dan September. Pertemuan tambahan juga dapat digelar jika terdapat dua atau lebih anggota atau Sekretaris Jenderal yang ingin menggelar pertemuan dan mendapat persetujuan dari sepertiga negara anggota. Pada pertemuan yang dilaksanakan setiap bulan Maret tiap tahunnya juga akan dihadiri oleh para kepala negara anggota Liga yang akan membahas mengenai isu-isu regional. 45 Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Liga Arab memunyai sedikitnya lima fungsi utama, yaitu 46 : 1. Sebagai pengambil keputusan untuk menerima anggota baru Liga Arab dan pengeluaran anggota Liga Arab; 44 Marco Pinfari, “Nothing but Failure? The Arab League and the Gulf Cooperation Council as mediators in Middle Eastern Conflicts”. Crisis State Research Center, Working Paper no. 45 Maret 2012 hal 3. 45 Toffolo, Global Organization, hal 46. 46 Andreas Kettis, “EU-League of Arab States relations: Prospects for closer parlementary cooperation”, Policy Briefing European Parliament, Mei 2013 hal 6-7. 2. Sebagai penentu dalam mengawali amandemen piagam atau pakta Liga Arab; 3. Melakukan mediasi guna menyelesaikan permasalahan yang dapat mengakibatkan perang antara negara anggota Liga Arab maupun negara anggota dengan negara non-anggota; 4. Membentuk badan-badan pendukung dan yang berafiliasi dengan Liga Arab; 5. Menetapkan Sekretaris Jenderal. Dewan Liga Arab juga bertugas untuk membuat laporan dan menyusun agenda pertemuan serta membuat kebijakan dan memastikan implementasinya. 47 Selain itu Dewan Liga Arab juga bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik tanpa penggunaan senjata serta pengambilan keputusan yang oleh Dewan Liga Arab didasarkan pada suara mayoritas dalam voting. Dewan juga bertugas melindungi negara yang mendapatkan agresi, dan mengkoordinasikan kerjasama dengan organisasi internasional lain. 48 Dewan Liga Arab memiliki penasihat dalam melaksanakan tugasnya, penasihat tersebut merupakan Komite Spesial Permanen. Komite ini terdiri dari beberapa menteri dari negara anggota dan ditambah dengan beberapa staf teknis. Selain memberikan nasihat terhadap Dewan Liga Arab, komite ini juga memberi nasihat kepada badan badan lain pada Liga Arab dan membantu dewan dalam mengimlementasikan kebijakan yang dihasilkan oleh Liga Arab. Selain itu juga 47 Toffolo, Global Organization, hal 48. 48 Pinfari, “Nothing but Failure?” hal 3. terdapat Dewan Menteri Spesial dari setiap negara anggota yang bekerja untuk memformulasikan kebijakan dan bekerjasama di bidang-bidang tertentu. 49 Untuk menjalankan roda organisasi secara baik dan berkesinambungan Liga Arab membentuk Sekretariat Jenderal. Dalam sekretariat tersebut terbagi menjadi beberapa departemen yang dipimpin oleh asisten Sekretaris Jenderal. Terdapat empat departemen utama di bawah pimpinan Sekretaris Jenderal yang saat ini dipimpin oleh Nabil El Araby, yaitu departemen ekonomi, departemen militer, departemen Palestina, dan departemen administrasi dan keuangan. Sekretaris Jenderal dipilih oleh Dewan Liga Arab dengan menggunakan voting setiap lima tahun sekali. Sekretaris Jenderal bertugas mewakili Liga Arab dalam forum internasional dan mengkoordinasikan posisi Liga Arab dalam isu-isu utama pada tataran internasional serta memediasi konflik yang terjadi antara anggota Liga Arab. 50 Berdasarkan fungsi dan tugas dari masing-masing posisi dalam struktur Liga Arab maka dapat juga di gambarkan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi Liga Arab sebagai acuan organisasi dalam tataran makro. Sedangkan Dewan Liga Arab dan Komite sebagai pembangun kerangka kebijakan yang lebih spesifik. Sementara Dewan Menteri sebagai pemberi nasihat dan saran dalam pembuatan kebijakan. 51 Pada tahun 2005 Liga Arab membentuk Parlemen Liga Arab yang disisi oleh empat perwakilan dari masing-masing negara anggota. Parlemen ini menangani isu- 49 Toffolo, Global Organization, hal 48 50 Ibid., hal 49. 51 Chen Zhao, “The Arab Leagu‟s Decision”, hal 61. isu sosial, ekonomi, dan budaya. Badan ini dipandang lemah karena tidak mempunyai kekuatan untuk mencitpatakan peraturan atau hukum yang mengikat. 52 Meski demikian dengan seiring berjalannya waktu Parlemen ini diharapkan dapat memainkan peran penting dalam Liga Arab seperti halnya Parlemen Uni Eropa yang pada awal berdirinya juga memiliki kelemahan. Parlemen memiliki potensi untuk tumbuh menjadi institusi yang lebih kuat dengan adanya momentum Arab Spring dengan menyuarakan demokrasi, HAM dan keadilan sosial pada negara-negara Arab. 53 Pada proses penentuan kebijakan pada Liga Arab terdapat sistem voting yang dimiliki oleh setiap negara anggota, yaitu satu suara untuk setiap negara anggota. Dibutuhkan dua pertiga suara dalam menentukan sebuah kebijakan yang akan diambil oleh dewan, namun untuk hal-hal yang dianggap penting dibutuhkan konsensus guna menentukan kebijakan tersebut. 54 Selain prinsip konsensus juga terdapat prinsip hukum domestik yang mengisyaratkan bahwa negara anggota memunyai keputusan final dalam isu-isu penting. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses pengambilan keputusan dalam Liga Arab didasarkan pada negosiasi di antara anggota Liga Arab. 55 Organisasi ini tidak memunyai mekanisme untuk memaksa atau mengikat anggotanya 52 Toffolo, Global Organization, hal 51. 53 Kettis, “EU-League of Arab States relations”, hal 8-9. 54 Toffolo, Global Organization, hal 48. 55 Chen Zhao, “The Arab League‟s decision”, hal 61. dengan resolusi yang telah dibuat. Selain itu, kedaulatan nasional negara anggota yang harus lebih dihargai dibanding dengan kebijakan Liga Arab. 56 Dengan demikian kepentingan negara-negara anggota Liga Arab sangat menentukan proses pembuatan kebijakan organisasi. Suatu kebijakan dapat dibuat dan diimplementasikan bergantung pada kepentingan negara-negara anggota Liga Arab. Jika kepentingan negara-negara anggota Liga Arab memiliki kesamaan maka kebijakan akan mudah untuk diciptakan dan diimplementasikan. Namun jika terdapat perbedaan kepentingan antara negara-negara anggota maka kebijakan akan sulit untuk di buat dan dilaksanakan pada Liga Arab. 57 Badan-badan dalam Liga Arab mempunyai tujuan utama untuk bekerjasama guna menyelesaikan masalah anggotanya dan membantu anggotanya tumbuh menjadi kuat dan independen. Tujuan tersebut diupayakan melalui beberapa tugas Liga Arab yaitu 58 : 1. Mempromosikan keamanan negara-negara Arab; 2. Mendukung Palestina; 3. Membantu negara-negara Arab independen dari penjajahan Barat; 4. Mengkoordinasi kebijakan luar negeri anggota Liga Arab; 56 Jonathan Masters, “The Arab League”, Council of Foreign Relations, 26 Januari 2012, tersedia di http:www.cfr.orgmiddle-east-and-north-africaarab-leaguep25967 diunduh pada 19 September 2014. 57 Chen Zhao, “The Arab League‟s decision”, hal 62. 58 Toffolo, Global Organization, hal 44 5. Melarang anggota untuk menggunakan kekerasan di antara anggota dan membantu menyelesaikan konflik di antara anggota dengan damai; 6. Meningkatkan perekonomian dan pengembangan keuangan serta berintegrasi; 7. Mengembangkan pertanian dan industri; 8. Mengembangkan komunikasi dan transportasi; 9. Memelihara budaya dan membangun pendidikan; 10. Mengesampingkan isu-isu nasionalisme paspor, visa, dan ekstradisi kriminal; 11. Mempromosikan kesehatan publik.

C. Peran Liga Arab Dalam Peta Politik Timur Tengah