untuk melihat nilai dalam perilaku kerjasama. Negara sedikit memperhatikan pada keuntungan yang didapat dari negara lain dalam
kerjasama. 3. Tantangan terbesar untuk menyukseskan kerjasama adalah ketidakpatuhan
atau kecurangan yang dilakukan oleh negara. 4. Kerjasama merupakan suatu hal yang tidak pernah tidak bermasalah, akan
tetapi negara akan memberikan loyalitas dan sumber daya kepada institusi jika hal tersebut dilihat sebagai sesuatu yang saling menguntungkan dan
meningkatkan kesempatan
kepada negara
untuk mengamankan
kepentingan internasionalnya.
25
Perspektif Liberal Institusional lebih relevan dalam area isu dimana negara- negara saling memiliki kepentingan. Institusi diciptakan untuk mengatur perilaku
internasional. Pandangan tersebut mungkin kurang relevan dalam area di mana negara-negara tidak saling mempunyai kepentingan.
26
2. Organisasi Internasional
Selain Liberal Institusional perlu juga dipahami mengenai konsep organisasi internasional. Menurut Michael Hass yang dikutip oleh James N. Rosenau, organisasi
internasional memiliki dua pengertian yaitu: pertama, sebagai suatu lembaga atau struktur yang mempunyai serangkaian aturan, anggota, jadwal, tempat, dan waktu
25
Baylis Smith, The Globalization , hal 213-124.
26
Ibid. hal 214.
pertemuan; kedua, organisasi internasional merupakan pengaturan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang utuh di mana tidak ada aspek non-lembaga dalam istilah
organisasi internasional ini.
27
Organisasi internasional memiliki tujuan untuk mengkoordinasikan kegiatan- kegiatan dengan metode melangsungkan koordinasi secara rutin dengan teknik seperti
pembagian tugas-tugas khusus. Hal tersebut dilakukan secara formal dalam struktur resmi beserta aparat lembaga atau secara informal dengan sistem praktek yang tidak
tertulis di mana unit-unit dalam sistem mempunyai peranan yang berbeda seperti peranan sebagai pemimpin dan yang dipimpin.
28
Menurut Clive Archer, organisasi internasional setidaknya memiliki tiga peranan, yaitu:
1. Organisasi internasional sebagai instrumen yang digunakan oleh negara- negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan kepentingan
negaranya. 2. Organisasi internasional sebagai arena atau tempat bertemu bagi anggota-
anggotanya untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi. Organisasi internasional digunakan oleh negara-negara untuk berdiskusi, mengangkat
masalah dalam negerinya, ataupun masalah dalam negeri orang lain.
27
James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research Theory, New York: The Free Press, 1969, hal 131.
28
Ibid., hal 132.
3. Organisasi internasional sebagai aktor independen yang dapat membuat keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau paksaan
dari luar organisasi.
29
Sedangkan menurut A. Le Roy Bennet yang juga dikutip oleh Perwita dan Yani, organisasi internasional memiliki setidaknya dua fungsi, yaitu:
1. Menyediakan hal-hal yang dibutuhkan bagi kerjasama yang dilakukan antar negara dimana kerjasama itu menghasilkan keuntungan yang besar bagi
seluruh bangsa. 2. Menyediakan banyak saluran-saluran komunikasi antar pemerintahan
sehingga ide-ide dapat bersatu ketika masalah muncul ke permukaan.
30
Dalam aktivitas organisasi internasional dapat terlihat beberapa peran yang signifikan, yaitu organisasi inetrnasional sebagai inisiator, fasilitator, mediator,
rekonsiliator dan determinator. Dalam isu-isu tertentu organisasi internasional muncul
sebagai aktor
independen dengan
hak-hak sendiri
untuk mengimplementasikan, memonitor, dan menengahi perselisihan yang timbul dari
adanya keputusan-keputusan yang dibuat oleh negara.
31
Teori Liberal Instutional dan teori organisasi internasional merupakan dua teori yang tepat untuk memahami fenomena kebijakan Liga Arab di Suriah pada
29
Archer Clive, International Organizations, London: Allen Unwin Ltd. 1983, hal 130-141.
30
Anak Agung Banyu Perwita Yanyan Yani, Pengantar Hubungan Internasional Bandung: Rosda Karya, 2006, hal 97.
31
Ibid. hal 95.
tahun 2013. Kedua teori tersebut dapat digunakan untuk memahami perilaku Liga Arab serta negara-negara anggotanya dalam mengambil kebijakan. Pertama-tama
akan dijelaskan permasalahan yang ada, kemudian dielaborasi dengan kedua teori yang ada guna mendapatkan analisis yang tepat.
F. Metode Penelitian