Liberal Institusional Kerangka Teori

dengan berbagai macam kelompok oposisi yang terus berlanjut. Konflik berlanjut dan berdampak pada negara-negara tetangga dan memperluas konflik dan meningkatkan beban ekonomi yang disebabkan dari korban pengungsi. Thesis ini menganalisis rencana pasca konflik yang penting bagi stabilitas regional dan bagi Suriah. Selain itu, menjelaskan suatu skenario setelah konflik usai menuju perdamaian. 17 Perbedaan antara penelitian-penelitian di atas dengan skripsi ini adalah skripsi ini lebih memfokuskan pada kebijakan Liga Arab dalam konflik Suriah yang lebih khusus lagi pada dukungan Liga Arab terhadap pihak oposisi Suriah. Sehingga permasalahan yang akan dibahas lebih spesifik dan mempunyai ruang lingkup yang lebih sempit dibanding dengan penelitian yang telah dilakukan di atas.

E. Kerangka Teori

Untuk membantu menganalisis Kebijakan Liga dalam memberi dukungan kepada pihak oposisi Suriah digunakan teori Liberal Institusional dan Organisasi internasional.

1. Liberal Institusional

Menurut David Baldwin Liberal Institusional atau neo-liberal institutional mempunyai pengaruh terhadap hubungan internasional pada masa kini. Liberal Institusional dipercaya oleh para peneliti untuk melawan pemikiran Realis dan neo- 17 Jacob M. Maddox, Building Peace In A Post- Assad Syria, California : Naval Postgraduate School 2013, hal 1-81. realis. Liberal Institusional mempunyai asumsi bahwa jalan menuju perdamaian dan pencapaian keuntungan adalah dengan membuat negara independen mengumpulkan segala sumber yang ada dalam kedaulatannya untuk menciptakan komunitas yang terintegrasi. Hal tersebut guna mempromosikan pertumbuhan ekonomi atau merespon masalah regional. 18 Liberal Institusional memiliki asumsi mengenai interdependensi internasional, yaitu suatu deskripsi tentang hubungan antara aktor negara dan aktor non negara dalam lingkungan anarki pada dunia politik. Ide inti dari Liberal Institusional adalah kompleks interdependen, yang menurut Keohane dan Nye merupakan suatu dunia dimana aktor selain negara berpartisipasi langsung dalam dunia politik dan tidak ada hirarki isu yang jelas serta kekuatan militer menjadi instrument kebijakan yang tidak efektif. 19 Para peneliti berpendapat bahwa dunia telah berubah menjadi pruralis akibat bentuk aktor yang terlibat dalam interaksi internasional dan aktor yang terlibat tersebut lebih bergantung satu dengan yang lainnya. Kompleks interdependen mempunyai asumsi bahwa dunia identik pada empat karakteristik yaitu: pertama, peningkatan hubungan antara aktor negara dan aktor non-negara. Kedua, agenda baru dalam isu-isu internasional dengan tanpa pembedaan antara high politics dan low politics. Ketiga, terdapatnya berbagai jaringan guna berinteraksi antar aktor lintas 18 John Baylis Steve Smith, The Globalization of World Politics, An introduction to international relations, Third Edition, New York: Oxford University Press Inc. 2001, hal 213. 19 Junita Elias Peter Sutch, The Basic International Relation, New York: Routledge, 2007, hal 72. batas negara. Keempat, penurunan penggunaan kekuatan militer sebagai alat negara. Kompleks interdependen juga memunyai anggapan bahwa globalisasi menghasilkan suatu peningkatan dalam jaringan untuk berinteraksi, sebagaimana jumlah interkoneksi. 20 Liberal Institusional atau Institutional theory mempunyai banyak kesamaan asumsi dengan Neo-realis. Neo-realis memberikan fokus lebih terhadap konflik dan kompetisi serta meminimalkan peluang kerjasama sekalipun dalam sistem internasional yang anarki. Sedangkan Neo-liberal Institutional melihat institusi sebagai mediator guna menghasilkan kerjasama antar aktor dalam sistem. Liberal Institutional memiliki fokus pada isu global governance serta penciptaan dan pemeliharaan institusi yang berkaitan dengan manajemen proses globalisasi. 21 Dengan berakhirnya perang dingin, negara-negara mengubah haluan keamanan pada ancaman terorisme, pengembangan senjata pemusnah masal, peningkatan konflik internal yang mengancam keamanan regional maupun global. Graham Allison mengungkapkan, konsekuensi dari globalisasi adalah keamanan dari terorisme, penjualan obat terlarang yang merupakan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh satu negara. Kesuksesan dalam merespon ancaman keamanan membutuhkan penciptaan tatanan regional dan tatanan global yang mempromosikan 20 Baylis Smith. The Globalization, hal 213. 21 Ibid. kerjasama antar negara dan koordinasi kebijakan untuk merespon ancaman keamanan tersebut. 22 Kaum Liberal Institusional menganggap bahwa peran institusi akan membantu menekan kekacauan anarki internasional, melalui institusi yang dibentuk maka setiap negara memiliki kewajiban untuk mematuhi aturan yang berlaku di antara mereka. 23 Robert Keohane berpendapat bahwa akibat peristiwa serangan teroris 911 di Amerika Serikat telah menciptakan koalisi besar melawan terorisme yang melibatkan banyak negara dan institusi penting regional dan global. Liberal Institusioanl mendukung kerjasama multilateral dan mengkritik preemptive dan uniteralism penggunaan militer. 24 Menurut Baylis dan Smith terdapat beberapa asumsi inti dari Liberal Institusional, yaitu: 1. Negara merupakan aktor utama dalam hubungan internasional, akan tetapi bukan merupakan satu-satunya aktor yang signifikan. Negara merupakan aktor atau instrumen rasional yang selalu berusaha memaksimalkan kepentingannya dalam segala isu. 2. Dalam lingkungan yang kompetitif, negara berusaha memaksimalkan absolute gains melalui kerjasama. Perilaku rasional mengarahkan negara 22 Ibid. 23 Rachamawati, Iva. 2012. Memahami Perkembangan Studi Hubungan Internasional. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. hal 86. 24 Baylis Smith, The Globalization, hal 213. untuk melihat nilai dalam perilaku kerjasama. Negara sedikit memperhatikan pada keuntungan yang didapat dari negara lain dalam kerjasama. 3. Tantangan terbesar untuk menyukseskan kerjasama adalah ketidakpatuhan atau kecurangan yang dilakukan oleh negara. 4. Kerjasama merupakan suatu hal yang tidak pernah tidak bermasalah, akan tetapi negara akan memberikan loyalitas dan sumber daya kepada institusi jika hal tersebut dilihat sebagai sesuatu yang saling menguntungkan dan meningkatkan kesempatan kepada negara untuk mengamankan kepentingan internasionalnya. 25 Perspektif Liberal Institusional lebih relevan dalam area isu dimana negara- negara saling memiliki kepentingan. Institusi diciptakan untuk mengatur perilaku internasional. Pandangan tersebut mungkin kurang relevan dalam area di mana negara-negara tidak saling mempunyai kepentingan. 26

2. Organisasi Internasional