Metode Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

54 1999:67.Pengumpulan data sekunder dari penelitian ini menggunakan beberapa teknik, seperti dibawah ini: a. Riset Kepustakaan Library Research Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengunjungi lembaga yang terkait dengan penelitian, seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Perpustakaan UIN, UI, Trisakti, Pusat Referensi Pasar Modal PRPM Bursa Efek Indonesia, kemudian mengumpulkan, membaca dan memahami buku, literatur, laporanjurnal penelitian terdahulu, catatan perkuliahan, internet dan lain sebagainya yang berkaitan dengan topik pembahasan penulis. b. Teknik Dokumentasi Teknik Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari perusahaan, yang terdiri dari: sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan bidang usaha.

D. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + i 55 Dimana : Y : Return Saham I : Jakarta Islamic Index JII II : Indeks LQ45 X1 : Nilai tukar RpUS X2 : Sertifikat Bank Indonesia SBI X3 : Inflasi X4 : PDB i : Faktor pengganggu b : Koefisien regresi dari Variabel independen 2. Uji F Uji secara simultan Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi tersebut. Bila nilai F hitung lebih besar dari F tabel atau tingkat signifikannya lebih kecil dari 5 : 5 = 0.05 maka hal ini menunjukan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan, dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara simultan nilai tukar RpUS, Sertifikat Bank Indonesia SBI, inflasi dan PDB terhadap Return Saham Syariah dan Return Saham Non Syariah. 56 3. Uji T Uji secara parsial Uji T digunkan untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Bila T hitung lebih besar dari T tabel atau nilai signifikan T : 5 0.05 maka H o ditolak dan H a diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini berarti terdapat pengaruh signifikan secara parsial nilai tukar RpUS, SBI, inflasi dan PDB terhadap Return Saham Syariah dan Non Syariah. Semua data diolah dengan menggunakan Minitab 14 for Windows, hasil output Minitab terlampir. 4. Uji Koefisien Determinasi R 2 Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui adjusted R square karena variabel independennya lebih dari 2. 5. Uji Asumsi Klasik Dalam penggunaan analisis regresi agar menunjukan hubungan yang valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi klasik pada model regresi yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara lain : a. Uji multikolinearitas 57 2 1 2 1 2 t n t t a t e e et DW = − = − = Uji Multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan di mana satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel lainnya. Artinya bahwa jika di antara peubah-ubah bebas yang digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Untuk menguji asumsi multikolinearitas dapat digunakan VIF Variance Inflation Factor, di mana Gujarati 2003 mengatakan bila nilai VIF lebih dari 10 berarti terdapat kolinearitas sangat tinggi dan sebaliknya apabila VIF lebih kecil dari 10 maka terjadi multikolinearitas. b. Uji Autokorelasi Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu e t pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya e 1 − t . Prosedur untuk mengetahui adanya masalah autokorelasi pada model regresi dengan melakukan uji Durbin Watson uji Dw. Cara mudah untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat juga digunakan ketentuan sebagai berikut : 58 Tabel 3.1 Tabel Autokorelasi Durbin Watson Kesimpulan Kurang dari 1,10 1,10 dan 1,54 1,55 dan 2,46 2,46 dan 2,90 Lebih dari 2,91 Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan Tidak Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan Ada Autokorelasi Sumber : Muhammad Firdaus 2004:101 c. Uji Heteroskesdastisitas Asumsi ini apabila variasi dari faktor pengganggu selalu sama pada data pengamatan yang satu ke data pengamatan yang lain. Jika ciri ini terpenuhi, berarti variasi faktor peganggu pada kelompok data tersebut bersifat homoskedastik. Jika asumsi itu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan. Penyimpangan terhadap faktor pengganggu sedemikian itu disebut heteroskesdasitas. Model regresi yang baik yang homoskedastik dan tidak terjadi heteroskesdastisitas. Menurut Bhuono 2005:62, cara untuk memprediksi ada tidaknya heteroskesdasitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskesdasitas jika : a Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka 0. b Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. 59 c Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

E. Operasional Variabel Penelitian