Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 sesuai dengan Maqâsid al-Syarî’ah al-‘Ammah, dalam rangka menarik kemaslahatan, menolak kemafsadatan dan menegakkan, kehidupan sesempurna mungkin. 6 Konsep maslahah mursalah tidak hanya terbatas pada masalah ibadah tetapi juga masalah muamalah. Dan kali ini penulis berusaha menyoroti konsep maslahah mursalah dari sisi muamalah, dalam hal ini lebih ditekankan pada kegiatan perwakafan khususnya mengenai Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Dalam sejarah Indonesia, wakaf telah dikenal dan dilaksanakan oleh umat Islam sejak agama Islam masuk di Indonesia. sebagai suatu lembaga Islam, wakaf telah menjadi salah satu penunjang perkembangan masyarakat Islam dan juga merupakan sarana dan modal yang amat penting dalam memajukan perkembangan agama. 7 Di Indonesia, legalisasi wakaf mengalami perkembangan cukup penting, perwakafan pernah diatur dalam Undang-Undang No.5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria dimana negara secara resmi menyatakan perlindungan terhadap harta wakaf. Dalam pasal 49 ayat 3 dikatakan bahwa perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur menurut peraturan pemerintah yakni Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1961 tentang pendaftaran tanah, lalu terbitnya Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik. 6 Musthafa Ahmad al-Dzarqa, Hukum Islam dan Perubahan Sosial, Alih Bahasa: Ade Dedi Rohaya, Jakarta: Riora Cipta, 2000, h. 33 7 Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, perkembangan pengelolaan Wakaf di Indonesia,Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 h. 1 5 Peraturan ini tergolong sebagai peraturan yang pertama yang memuat unsur-unsur subtansi dan teknis perwakafan, kemudian hadirnya intruksi presiden No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, aturan ini membawa beberapa pembaharuan dalam pengelolaan wakaf, pembaharuan ini pada dasarnya merupakan elaborasi dan prinsip pembaharuan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah PP No. 28 tahun 1977 tentang Perwakafan tanah miik. Perkembangan terakhir adalah dengan disahkanya Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf pada tanggal 20 Oktober 2004 serta Peraturan Pemerintah tentang pelaksanaan Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah Indonesia menaruh perhatian serius terhadap lembaga wakaf serta mensiratkan kesungguhan pemerintah untuk memperkokoh lembaga hukum Islam menjadi hukum nasional dalam bentuk transformasi hukum. 8 Lahirnya Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf ini mungkin terkait dengan motif politik, ekonomi, dan tertib hukum sekaligus. Selain bermaksud untuk mengakomodasi kepentingan sosial-religius umat Islam, pemerintah menyadari bahwa berkembangnya lembaga wakaf dapat meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat Islam. Karenanya, tidaklah mengherankan pemerintah, diwakili oleh Departemen Agama, memainkan peranan yang 8 Tuti A. Najib, Ridwaan al-Makassary, Wakaf, Tuhan, dan Agenda Kemanusiaan: Studi tentang Wakaf dalam Perpektif Keadilan Sosial di Indonesia, Jakarta, Center for the Study of religion and Culture CSRC, 2006, Cet. Pertama, h. 86-89 6 signifikan dalam memfasilitasi lahirnya Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. 9 Keterlibatan pemerintah untuk mengatur masalah perwakafan merupakan atas dasar kepentingan kemaslahatan al-Maslahah al-Mursalah. Karena hal tersebut sudah menyangkut kepentingan umum masyarakat banyak jika tidak akan menimbulkan ketidaktertiban, sesuai kaidah fiqhiyah “Pemerintah berkewajiban mengatur kepentingan masyarakat berdasarkan kemaslahatan.” 10 Sebagai hukum Islam yang bercorak khas Indonesia, sudah tentu kaidah hukum maupun pola pikir yang mendasari Undang-Undang Wakaf No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf akan menunjukan beberapa perbedaan dengan hukum Islam yang diberlakukan di negara-negara lain, sekalipun sifat dasar dan subtansi hukumnya tetap sama bersumber pada al-Qur’an dan sunnah. karena pada dasarnya fleksibelitas ajaran Islam terletak pada nilai-nilai dasar dan prinsip- prinsip umum yang terkandung dalam sumber ajarannya. Begitu pula sebagaimana yang dijelaskan oleh Abdul Wahab Khalaf dalam usul fiqhnya bahwa nash telah mensyariatkan hukum terhadap berbagai macam undang-undang, baik mengenai perdata, pidana, ekonomi, dan undang-undang dasar telah sempurna dengan adanya nash-nash yang menetapkan prinsip-prinsip umum dan qanun-qanun tasyrik yang kullî yang tidak terbatas terhadap suatu cabang undang-undang, al- 9 Ibid., h. 84 10 Abdul Salam, Wakaf dan Perwakafan di Indonesia, artikel diakses pada 20 Desember 2009 dari http:www.pkesinteraktif.comcontentview233036lang,ar. 7 Qur’an membatasi diri untuk menerangkan dasar-dasar yang menjadi sendi bagi tiap-tiap undang-undang agar membuahkan hukum. 11 Keluesan dan keelastisan hukum nash-nash al-Qur’an itu merupakan koleksi membentuk undang-undang yang terdiri dari dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum yang membantu ahli undang-undang dalam usaha mewujudkan keadilan dan kemaslahatan umat disetiap masa dan tidak bertentangan dengan setiap undang-undang yang adil yaitu mewujudkan kemaslahatan masyarakat. 12 Setiap pembentukan peraturan perundang-undangan itu pada dasarnya dilandasi oleh asas kemaslahatan, begitu halnya Undang-Undang No.41 tahun 2004 tentang Wakaf juga dilandasi oleh kemaslahatan yang sesuai dengan sosio kultural umat Islam Indonesia. dengan demikian materi hukum yang ada dalam Undang-Undang Wakaf No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf mengandung hal-hal yang dianggap “ketentuan baru” yang tidak didapat dalam rumusan para ulama fiqh terdahulu, dengan kata lain banyak dimasuki unsur siyasah syar’iyah yang dalam kajian ushul fiqh didasarkan kepada maslahah mursalah. Pada dasarnya peraturan-peraturan mengenai wakaf sudah cukup berkembang. Namun dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf terdapat berbagai macam aturan yang tidak didapati dalam Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1977 dan Instruksi Presiden No. 1 tahun 1999 Buku III sehingga dalam 11 Muchlis Usman, Kaidah-kaidah Istinbath Hukum Islam kaidah-kaidah ushuliyyah dan fiqhiyyah . Jakarta: Pt Raja Grapindo Persada, 1996, h.103. 12 Ibid., h.104. 8 Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf terdapat banyak paradigma baru wakaf agar praktek wakaf semakin berkembang, oleh karenanya perlulah dilakukan peninjauan dalam hal tersebut. Mengingat hal di atas, perlulah kiranya tinjauan secara khusus terhadap materi-materi dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang aplikasinya didasarkan atas maslahat berdasarkan kaidah-kaidah hukum Islam. Sebagaimana telah diketahui, bahwa tujuan utama pensyariatan ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, adalah demi kemaslahatan umat manusia itu sendiri, sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Anbiyaa’ 21:107 ﻦﻴﻤﹶﻠﻌﹾﻠﱢﻟ ﹰﺔﻤﺣﺭ ﱠﻻﹺﺇ ﻚﻨﹾﻠﺳﺭﹶﺃ ﺂﻣﻭ ﺀﺎﻴﺒﻧﻷﺍ ٢١ : ١٠۷ Artinya :” Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam” Dengan latar belakang permasalahan ini, penulis merasa tertarik dan perlu membahas secara spesifik tentang bagaimana penerapan konsep maslahah mursalah yang terdapat dalam materi Undang-undang Wakaf yakni Undang- Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Atas dasar itu, penulis menyusun skripsi ini dengan judul : “Penerapan Konsep Maslahah Mursalah dalam Wakaf Tinjauan Terhadap Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf”. 9

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Dalam penulisan Skripsi ini berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis membatasi permasalahan hanya pada penerapan konsep maslahah mursalah dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan tidak keluar dari pokok pembahasan, disamping karena terbatasnya wawasan dan pengetahuan penulis sendiri. 2. Perumusan Masalah Undang-Undang No.41 tahun 2004 tentang Wakaf yang dilandasi oleh kemaslahatan mengandung hal-hal yang dianggap “ketentuan baru” yang tidak didapat dalam rumusan para ulama fiqh terdahulu, dengan kata lain banyak dimasuki unsur siyâsah syar’iyah yang dalam kajian ushul fiqh didasarkan kepada maslahah mursalah. Dengan demikian perlu kiranya peninjauan bagaimana penerapan konsep maslahah mursalah dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini, penulis menentukan rumusan permasalahan sebagai berikut : a. Apa yang dimaksud dengan konsep maslahah mursalah dan bagaimana kedudukannya dalam syariat Islam b. Bagaimana penerapan konsep maslahah mursalah dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf 10 c. Bagaimana implementasi Maslahah Mursalah dalam pasal-pasal Undang- Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ilmiah bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu objek penelitian. Menemukan berarti mendapatkan dan melahirkan suatu hal baru yang sebelumnya tidak ada, mengembangkan berarti memperluas atau mngkaji lebih dalam yang sudah ada sedangkan menguji kebenaran dilakukan jika terdapat keraguan terhadap apa yang sudah ada sebelumnya. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep maslahah mursalah dan bagaimana kedudukan dalam syariat Islam. 2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan konsep maslahah mursalah dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf 3. Mencoba memberikan dukungan normatif atas implementasi maslahah mursalah dalam pasal-pasal Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf Adapun manfaat dari penelitian ini bagi penulis secara umum adalah menyumbangkan pemikiran berupa gagasan buah pikir sebagai hasil kegiatan penelitian berdasarkan prosedur, ilmiah serta melatih kepekaan penulis sebagai mahasiswa terhadap masalah-masalah yang berkembang dilingkungan sekitar, sedangkan lebih khusus lagi pentingnya melakukan penelitian ini adalah untuk: 11 1. Kegunaan teoritis, dapat menambah khazanah keilmuan di bidang hukum perdata khususnya dalam lingkup perwakafan. Memberi informasi lebih tentang maslahah mursalah dalam ushul fiqh yang dapat menjadi hujjah dalam penyelesaian masalah-masalah mua’malah khususnya masalah wakaf. 2. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi kalangan pelajar, mahasiswa, akademis lainnya dan terutama para pelaku yang terkait dengan penelitian ini.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian Adapun jenis Penelitian yang penulis gunakan adalah Penelitian kepustakaan Library Research Penelitian kepustakaan yaitu mencari data-data yang diperoleh dari literatur-literatur dan referensi yang berhubungan dengan judul Skripsi diatas. Referensi diambil dari al-Qur’an dan Hadits, juga kitab-kitab Fiqh klasik dan kontemporer yang berkaitan dengan materi Penelitian, kemudian buku-buku ushul fiqh baik yang langsung maupun tidak langsung membahas mengenai maslahah mursalah, dan buku-buku yang berkaitan dengan Wakaf, Undang- Undang diantaranya Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf, Peraturan Perundang-undangan dan peraturan pemerintah mengenai Wakaf, serta bahan-bahan lainnya yang dapat mendukung judul skripsi ini. 12 2. Pendekatan Penelitian Dalam penyusunan Penelitian, Penulis menggunakan Metode Normatif yaitu pemecahan masalah dengan cara mengumpulkan informasi yang berbentuk sebuah peraturan-peraturan atau undang-undang, buku-buku yang berkaitan dengan judul Penelitian, serta dokumen-dokumen yang penulis anggap penting sebagai landasan penulisan Penelitian. 3. Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang penulis gunakan terdiri dari dua sumber yakni: a Sumber Primer, yaitu berupa dokumen-dokumen, buku-buku yang menyangkut mengenai Maslahah Mursalah, Wakaf serta Undang-undang No. 41 tahun 2004. b Sumber Sekunder, yakni memberikan penjelasan dan menguatkan data primer yang mencakup karya tulis berupa Makalah, Koran, Majalah, dan lain-lain dengan mengambil materi yang relevan dengan pembahasan Skripsi ini. 4. Tekhnik Pengolahan Data Dalam Penelitian yang menggunakan Metode Library Research ini dalam pengolahan data digunakan Metode Kualitatif, yakni dengan cara pengumpulan data sebanyak-banyaknya kemudian diolah menjadi satukesatuan data untuk mendeskripsikan permasalahan yang akan dibahas dengan mengambil materi-materi yang relevan dengan permasalahan lalu di