Rukun dan Syarat Wakaf

55 Wakif organisasi hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan organisasi untuk mewakafkan harta benda wakaf milik organisasi sesuai dengan anggaran dasar organisasi yang bersangkutan 3 Badan hukum Wakif badan hukum hanya dapat melakukan wakaf apabila memenuhi ketentuan badan hukum sesuai dengan anggaran dasar badan hukum yang bersangkutan. b. Nazhir Pasal 1 ayat 4 mengatakan bahwa, yang disebut sebagai nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Nazhir meliputi: a Perseorangan Perseorangan hanya dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan: 1. Warga Negara Indonesia 2. Beragama Islam 3. Dewasa 4. Amanah 5. Mampu secara jasmani dan rohani 6. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum b Organisasi Organisasi hanya dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan: 56 1. Pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan 2. Organisasi yang bergerak dibidang social, pendidikan, kemasyarakatan, danatau keagamaan Islam c Badan hukum Badan hukum hanya dapat menjadi nazhir apabila memenuhi persyaratan: 1. Pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan 2. Badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan 3. Badan hukum yang bergerak dibidang social, pendidikan, kemasyarakatan, danatau keagamaan Islam c. Harta Benda Wakaf Dalam pasal 1 ayat 5 disebutkan bahwa, harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama danatau manfaat jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif. Disyaratkan pula dalam pasal 15 bahwa harta benda wakaf hanya dapat diwakafkan apabila dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah. d. Ikrar wakaf Menurut pasal 1 ayat 3, yang dimaksud dengan ikrar wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan danatau tulisan kepada nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya. 57 Sedangkan dalam pasal 17di katakan bahwa, ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif kepada nazhir dihadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 orang saksi dan dinyatakan secara lisan danatau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW. Dalam ikrar wakaf, saksi harus memenuhi persyaratan: 1. Dewasa 2. Beragama Islam 3. Berakal sehat 4. Tidak terhalang melakukan perbuatan hukum e. Peruntukan Harta Benda Wakaf Dalam pasal 22 undang-undang wakaf disebutkan bahwa, dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi, harta benda wakaf hanya dapat diperuntukan bagi: a. Sarana kegiatan ibadah b. Sarana dan kegiatan pendidikan dan kesehatan c. Bantuan kepada fakir miskin, anak telantar, yatim piatu, beasiswa d. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; danatau e. Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan peraturan perundang-undangan

C. Macam-macam, Fungsi dan Tujuan Wakaf

1. Macam-macam Wakaf Sepanjang perjalanan sejarah Islam, Wakaf terbagi kepada dua macam, yaitu wakaf Ahli yang disebut juga wakaf keluarga, dan wakaf Khairi atau wakaf umum. 58 a. Wakaf Ahli Wakaf ahli adalah wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu seorang atau lebih, keluarga si wakif atau bukan. Wakaf jenis ini wakaf ahli diperuntukan bagi kepentingan dan jaminan sosial dalam lingkungan keluarga famili, lingkungan kerabat sendiri. 16 Pada perkembangannya selanjutnya, wakaf ahli untuk saat ini dianggap kurang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan umum, karena sering menimbulkan kekaburan dalam pengelolaan dan pemanfaatan wakaf oleh keluarga yang diserahkan harta wakaf. Dibeberapa negara tertentu, seperti Mesir, Turki, Maroko dan Al-jazair, wakaf untuk keluarga ahli telah dihapuskan, karena pertimbangan dan berbagai segi, tanah-tanah wakaf dalam bentuk ini dinilai tidak produktif. 17 Untuk itu, dalam pandangan Ahmad Azhar Basyir bahwa keberaadaan jenis wakaf ahli ini sudah selayaknya ditinjau kembali untuk dihapuskan. 18 b. Wakaf Khairi Yang dimaksud dengan wakaf khairi adalah wakaf yang diperuntukan untuk amal kebaikan secara umum atau maslahah ‘ammah, yakni wakaf yang secara tegas untuk kepentingan agama keagamaan atau kemasyarakatan kebajikan umum. 16 Sayyid Sabiq, Fiqhu sunnah, Lebanon:Dar al-Arabi,1971, h 378 17 Majalah pembimbing, No. 131977, h. 31 lihat juga Asaf AA Fyzee, 1966 h.79 18 Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI. Fiqih Wakaf, Jakarta:Depag RI, 2006, h.15 59 Wakaf ini di tujukan kepada umum dengan tidak terbatas penggunaanya yang mencakup semua aspek untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia pada umumnya. Kepentingan umum tersebut bisa untuk jaminan sosial, pendidikan, kesehatan, pertahanan, keamanan dan lain-lain. Misalnya mewakafkan sebidang tanah untuk membangun masjid, rumah sakit, panti asuhan, atau mewakafkan suatu harta untuk kepentingan sosial ekonomi orang-orang yang membutuhkan seumpama fakir miskin, anak yatim, dan sebagainya. Dan jika ditinjau dari penggunaannya, wakaf jenis ini jauh lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan jenis wakaf ahli, karena tidak terbatasnya pihak-pihak yang ingin mengambil manfaat. 2. Fungsi wakaf Dalam Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Wakaf merupakan tindakan hukum suka rela yang amat dianjurkan sebagai manifestasi rasa syukur atas anugerah rezeki yang diterima oleh seseorang dan difungsikan untuk kepentingan sosial dan keagamaan. Dalam pelaksanaannya, agar fungsi wakaf sesuai dengan tujuan wakaf, maka objek wakaf hendaknya didaya gunakan dengan sebaik-baiknya dalam pengelolaannya. Untuk itu 60 diperlukan nazhir yang professional dibidangnya dengan mengedepankan prinsip ajaran Islam. Dengan adanya nazhir yang professional tersebut diharapkan objek wakaf yang masih banyak terbengkalai serta belum optimal pemanfaatannya dapat lebih produktif sehingga dapat memberikan sumbangan bagi kesejahteraan masyarakat dan pembangunan bangsa serta dapat mencegah timbulnya permaslahan atau sengketa yang dapat timbul di kemudian hari. 3. Tujuan wakaf Wakaf adalah berdasarkan ketentuan agama dengan tujuan taqarrub kepada Allah SWT untuk mendapatkan kebaikan dan ridha-Nya. Mewakafkan harta benda jauh lebih utama dan lebih besar pahalanya dari pada bersedekah biasa, karena sifatnya kekal dan manfaatnya pun lebih besar, pahalanya akan terus mengalir kepada wakifnya meskipun dia telah meninggal. Peranan harta wakaf sangat besar bagi pembangunan Negara. 19 Tujuan wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari ibnu Umar ra. Dapat dipahami ada dua macam yakni: pertama, untuk mencari keridhaan Allah SWT. Kedua, untuk kepentingan masyarakat. Sedangkan tujuan wakaf yang dimaksud oleh Undang-undang Nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang dijelaskan pada pasal 4, bahwa wakaf bertujuan untuk memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya. 19 Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,Jakarta:UI Press, 1998, cet. ke-2, h.45