Sengketa Kepulauan Paracel Sengketa terhadap Vietnam di Laut Cina Selatan

Pada tahun 1992, Vietnam menegaskan kembali klaimnya, tidak hanya terhadap RRT, tetapi juga terhadap klaim negara lainnya di kepulauan Spartly, yaitu Malaysia, Filipina, dan Brunei. Laporan pada tahun 1992 menyatakan bahwa tingkat personel Vietnam di kepulauan ini mencapai sekitar 1.000 orang, meliputi tentara, pelaut dan beberapa pekerja konstruksi. Ini tersebar di 21 pulau di kepulauan Spratly. Di Pulau Sin Cowe, Vietnam menempatkan artileri dan senjata anti-pesawat, serta memiliki lapangan terbang kecil Kang, 2000: 18. Meskipun memiliki fasilitas militer, Vietnam tetap tidak dapat menghindarkan ancaman di Kepulauan Spratly. Pada tahun 1995, artileri Taiwan menembaki kapal barang Vietnam yang mendekati sebuah pulau yang dikuasai Taiwan di Kepulauan Spratly Deutsche Presse-Agentur, 1995. Ini mendorong Vietnam untuk lebih agresif dalam menjaga klaim teritorialnya di wilayah tersebut. Pada tahun 1998, Vietnam telah mempertahankan wilayah sengketa pada setidaknya lima kepulauan, yaitu kepulauan Spratly, Amboyna Cay, Sin Cowe, Namyit, and Southwest Cay, dengan menghadirkan sekitar 350 tentara Kang, 2000: 19. Atas dasar mempertahanankan wilayah tersebut, tentara Vietnam menembaki sebuah kapal nelayan berbendera Filipina yang melukai seorang nelayan Filipina pada tahun 1998 Deutsche Presse-Agentur, 1998. Tindakan tersebut juga terjadi pada tahun 1999, ketika tentara Vietnam menembaki pesawat pengintai Filipina di dekat Kepulauan Spratly Klare, 2002:124.

2.3.3 Sengketa batas ZEE dengan RRT

Sengketa batas wilayah Vietnam dengan RRT berawal pada tahun 1947, ketika RRT menerbitkan sebuah peta yang merinci klaim wilayahnya di sebagian besar kawasan LCS Sihombing, 2012. Pada tahun 1992, badan legislatif tertinggi RRT, Committee of the National People’s Congress, secara resmi mengesahkan undang-undang tentang Perairan Teritorial. Undang-undang ini secara resmi mengakui “the nine-dashed line” yang berbentuk U, dan juga dikenal dengan lidah sapi sebagai perairan territorial RRT. Pemerintah RRT juga memberdayakan militernya, the People’s Liberation Army PLA untuk menggunakan kekuatan jika perlu dalam membela serta melawan pendudukan atau serangan asing diwilayah tersebut Kim, 2012: 30 . “The nine-dashed line” disampaikan kepada komisi PBB dengan menunjukan peta klaim wilayah RRT, pada bulan Mei 2009 Cordero, 2012. Berikut ini merupakan peta wilayah di dalam “the nine-dashed line” ataupun 9 garis putus-putus yang merupakan klaim RRT di LCS: Gambar 2.3: Peta klaim RRT di wilayah Laut Cina Selatan Sumber: Eurasia Review, September 10, 2012 dikutip dari ORourke pada; http:www.fas.orgsgpcrsrowR42784.pdf Peta tersebut disambut dengan protes resmi dari Vietnam, karena sebagian wilayah Vietnam termasuk ke dalam peta RRT yang disampaikan kepada Komisi PBB Cordero, 2012. Wilayah Kepulauan Spratly dan Paracel yang diklaim oleh Vietnam masuk juga kedalam peta wilayah yang disampaikan oleh RRT. Tepatnya sebagian wilayah yang diklaim oleh RRT merupakan wilayah ZEE Vietnam. Hal di atas menimbulkan suatu ancaman pada lalu lintas nelayan dan perdagangan laut Vietnam, berupa penangkapan kapal-kapal nelayan dan kapal barang Vietnam oleh patroli RRT. Ini setidaknya terjadi sejak tahun 1992, ketika RRT merebut sekitar 20 kapal kargo Vietnam yang mengangkut barang dari Hong Kong Klare, 2002:124. Pada periode 2005-2012, Vietnam mengatakan telah terjadi penangkapan dan penyitaan terhadap 63 kapal nelayan dengan 725 awak, oleh RRT sejak tahun 2005 di LCS. Vietnam lalu diminta membayar denda untuk pembebasan mereka. Hal serupa sempat disoroti publik internasional kembali pada tahun 2010, ketika patroli RRT melakukan penangkapan dan penyitaan sebuah kapal nelayan Vietnam dengan 12 awak, di sekitar Paracel Buszynski, 2012:143. Selain penangkapan dan penyitaan terhadap kapal nelayan dan kapal barang Vietnam, RRT juga telah memberlakukan larangan memancing tahunan di LCS. RRT pertama menyatakan larangan tersebut pada tahun 1999. Ini dilakukan pada bulan Juni sampai Juli setiap tahunnya. Pada tahun 2009, periode larangan diperpanjang dari tanggal 16 Mei hingga 1 Agustus setiap tahun. Luasnya wilayah