Keamanan Nasional Kerangka Teori

terangan publicly recognized. Ini berarti kedua belah pihak atau lebih telah menyatakan kepada publik bahwa telah terdapat perjanjian “treaty” yang membentuk hubungan aliansi. Sedangkan, aliansi informal tidak ditandai oleh kedua hal tersebut treaty dan publicly recognized, bahkan dapat juga dicapai dengan hanya perjanjian secara rahasia oleh kepala negaranya Griffiths, Martin dan O’Callaghan, 2002: 1. Dalam pelaksanaannya, aliansi merupakan sebuah upaya negara dalam merespon ancaman. Namun terdapat dua perbedaan perilaku negara dalam melakukan aliansi. Yaitu, negara melakukan balance bersekutu bersama pihak yang bertentangan dengan negara yang mengancam atau bandwagoning bersekutu dengan negara yang menimbulkan ancaman tersebut. Negara yang melakukan aliansi untuk menghindari dominasi kekuatan yang lebih kuat merupakan pemahaman dari konsep balance of power Walt, 1985: 4. Seperti perilaku Vietnam untuk menghindari dominasi RRT di LCS.

1.5.3 Perimbangan kekuatan Balance of power

Balance of power dapat ditafsirkan sebagai distribusi perimbangan kekuatan, yang berarti suatu distribusi yang relatif seimbang di antara partisipan. Selain itu penafsiran lainnya mengenai balance of power yaitu sebagai ekuilibrium. Ekuilibrium dipandang sebagai suatu hubungan di antara variabel- variabel utama sistem itu seperti distribusi sumberdaya atau sikap dan kebijakan negara-negara, yang begitu erat sehingga perubahan disuatu variabel pasti akan menimbulkan perubahan di variabel lainnya. Pendekatan ini berasumsi bahwa selama masih ada distribusi sumberdaya yang cukup seimbang, kebijakan negara- negara di dalamnya akan tetap moderat, dan upaya oleh satu aktor untuk memperoleh posisi hegemoni akan bisa digagalkan oleh kekuatan pengimbangnya Hopkins, 1973: 27. Dalam perimbangan kekuatan balance of power, negara berupaya untuk melindungi keamanan dan kemerdekaannya. Sehingga, tidak ada entitas tunggal dalam sistem untuk mendapatkan dominasi atas negara lain Dwivedi, 2012: 228. Menurut Kenneth Waltz dalam Theory of International Politcs, teori Balance of Power memahami konsep balancing sebagai tindakan negara dalam mempertahankan posisinya dalam sistem, bukan meningkatkan kekuatam Waltz, 1979: 126. Dalam pelaksanaannya tersebut, terdapat dua perbedaan dalam balance of power , yaitu antara hard balancing dan soft balancing. Hard balancing mengacu pada strategi oleh negara-negara kecil untuk membangun dan memperbarui kemampuan militer mereka, serta menciptakan dan memelihara aliansi formal, informal dan kontra-aliansi untuk menciptakan kemampuan yang lebih kuat. Sementara itu, soft balancing merupakan tindakan balancing sementara dalam aliansi, terutama dalam bentuk meningkatkan persenjataan secara terbatas, kerjasama dalam pelatihan, atau kolaborasi pada lembaga-lembaga regional atau internasional Paul, 2004: 3. Hal ini selaras dengan upaya Vietnam dalam meningkatkan kerjasama militer dengan AS melalui latihan militer bersama di perairan LCS dan kolaborasi lembaga-lembaga kedua negara.

1.6 Hipotesis

Dalam memulai penelitian, terdapat hipotesis yang diajukan sebagai pijakan awal dalam memulai rangkaian proses penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat hipotesis bahwa Vietnam meningkatkan kerjasama militer dengan AS melalui MoU pada tahun 2011 dikarenakan tensi ancaman LCS yang terus meningkat. MoU 2011 dengan AS ditujukan untuk menghadirkan Angkatan Laut AS di LCS untuk mengimbangi Angkatan Laut RRT. Dalam perimbangan tersebut, kerjasama kedua negara diharapkan dapat mencegah pelanggaran-pelanggaran patroli RRT di masa depan, sehingga Vietnam dapat menjaga kegiatan ekonomi serta aset- asetnya di LCS.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik analisa data yang bersifat kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang berkarakter deskriptif analitis. Dengan demikian, penelitian akan menginterpretasi data dengan tujuan untuk memberi gambaran yang akurat mengenai fakta-fakta dan hubungannya dengan sifat fenomena yang diteliti Moleong. 2009: 4-11. Sedangkan, teknik pengumpulan data adalah studi kepustakaan library research , yaitu pengumpulan data dengan cara memanfaatkan sumber-sumber data dan informasi-informasi dari berbagai literatur yang relevan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, yakni data yang diperoleh dari kajian pustaka, seperti, buku, artikel, jurnal, koran, majalah, hasil penelitian dan situs internet