MoU dalam pengelolaan LCS tahun 2011

menanggapi ancaman maritim biasa. Ini menjadikan suatu tinjauan dalam analisis penulis pada bab berikutnya mengenai faktor pendorong bagi Vietnam dalam penguatan kemitraan dengan AS melalui MoU 2011.

BAB IV FAKTOR PENDORONG BAGI VIETNAM DALAM

PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN AMERIKA SERIKAT MELALUI MOU 2011 Bab ini akan memaparkan faktor-faktor pendorong Vietnam dalam meningkatkan kerjasama militer dengan AS pada tahun 2011, meskipun hal ini berisiko dipersepsikan sebagai ancaman oleh RRT. Faktor pendorong tersebut akan dijelaskan melalui analisis perimbangan kekuatan, identifikasi ancaman keamanan nasional bagi Vietnam di LCS, dan sikap negara-negara Asia Tenggara terhadap kehadiran AS di LCS. Ketiga analisis tersebut kemudian menunjukan adanya motif “balancing” dalam MoU tahun 2011 antara Vietnam dengan AS. MoU tersebut juga merupakan upaya Vietnam untuk mengamankan aset-asetnya di LCS, seperti jalur perdagangan, sumber perikanan, dan eksplorasi minyak. Selain itu, MoU juga merupakan persamaan kepentingan antara Vietnam, AS, dan negara-negara Asia Tenggara.

4.1 Motif “balancing” Vietnam terhadap RRT

Dalam konsep Hubungan Internasional, Haftendorn menyatakan bahwa konsep keamanan nasional merupakan sebuah kondisi yang terbebas dari ancaman militer atau kemampuan suatu negara untuk melindungi negara-bangsanya terhadap serangan militer yang berasal dari lingkungan eksternalnya Haftendorn dikutip Hermawan, 2007:28. Pondasi pemahaman Vietnam tentang keamanan nasionalnya di LCS dapat dipahami melalui National Defense White Paper yang dipublikasikan oleh Departemen Pertahanan Vietnam pada bulan Desember 2009. National Defense White Paper tersebut mengidentifikasi tensi di LCS mengakibatkan ancaman keamanan bagi kedaulatan Vietnam. Pernyataan ini dilatar belakangi tindakan-tindakan negara yang terlibat dalam sengketa, terutama tindakan-tindakan agresif yang dilakukan oleh RRT pada tahun 2009, yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Tindakan-tindakan RRT mengakibatkan prioritas keamanan nasional Vietnam adalah mengatasi ancaman militer tersebut. Dalam pengupayaan keamanan nasional, ancaman keamanan dapat dihadapi dengan kapabilitas dan penggunaan kekuatan militer yang tidak digunakan untuk masa perang saja. Jemadu, 2008:146-147. Pernyataan ini selaras dengan upaya Vietnam untuk terus meningkatkan kemampuan militer dalam melindungi keamanan nasionalnya dari ancaman eksternal, melalui berbagai kemitraan di bidang strategis dengan AS. Kemitraan Internasional dengan negara seperti AS menjadi penting terutama karena Vietnam tidak mungkin menghadapi RRT sendiri. Ini dikarenakan terdapat perbedaan besar antara kekuatan militer Vietnam dengan kekuatan militer RRT yang antara lain dapat diukur dari kemampuan personil angkatan laut dan kapabilitas persenjataan. Perbedaan kapabilitas persenjataan kedua negara dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 4.1: Perbandingan Kapabilitas Persenjataan RRT dengan Vietnam Sumber: Military Balance 2011 oleh Walton, C. Dale London, Routledge, 2011 Dari tabel di atas, tidak ada satupun persenjataan Vietnam yang lebih unggul dari RRT. Bahkan, Vietnam hanya memiliki 49 patroli laut, sementara RRT memiliki 211 untuk pengamanan wilayah perairan yang diantaranya ditujukan untuk pemenuhan keamanan maritim di perairan LCS. RRT juga telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan kekuatan maritimnya yaitu penambahan 16 pesawat dan 350 kapal pada tahun 2015, yang akan digunakan untuk memonitor pengiriman, melakukan survei, melindungi keamanan maritim, dan memeriksa kapal-kapal asing yang beroperasi di perairan RRT Buszynski, 2012: 143-144. Perbedaan kapabilitas militer kedua negara ini menuntut Vietnam untuk meningkatkan kapabilitas militernya dalam hal pelatihan dan peningkatan persenjataan. Salah satu upayanya yaitu melakukan peningkatan hubungan Equipment China Vietnam Submarines 71 2 Principal Surface Combatants 78 7 Patrol and Coastal Combatants 211 49 Mine Warfare 89 13 Amphibious 239 6 Support 258 24 Missile 72 Aircraft 436 Helicopters 80 Tank 124 Armoured Combat Vehicles 248 Artillery 40 Total 1973 101 kerjasama dengan AS pada tahun 2011. Dalam peningkatan persenjataan, AS memberikan bantuan pendanaan militer sebesar 1,1 juta dalam foreign military financing FMF untuk Vietnam pada tahun 2011 Manyin, 2011:20. Vietnam juga melakukan latihan angkatan laut gabungan dengan Angkatan Laut AS di kawasan LCS pada bulan Juli 2011 Haluan media, 2011. Ini dilanjutkan dengan penandatanganan MoU pada bulan September 2011 yang menyatakan komitmen kedua negara untuk terus menggelar program latihan militer bersama di LCS. Kerjasama pertahanan yang ditujukan untuk pemenuhan keamanan nasional salah satunya merupakan hubungan aliansi. Stephen Walt berargumen bahwa aliansi merupakan suatu pengaturan formal atau informal dalam kerjasama keamanan antara dua negara atau lebih. Walt, 1987 dikutip Bergsmann, 2001: 27. Atas dasar argumen tersebut, penulis mengansumsikan bahwa pada pasca pernyataan komitmen dalam MoU 2011, kerjasama militer Vietnam dengan AS tergolong ke dalam penerapan hubungan aliansi secara informal. Ini dikarenakan tidak terdapatnya perjanjian “treaty” 4 dalam hubungan kedua negara. Sebagaimana yang dikemukakan Griffiths, Martin dan O’Callaghan 2002: 1, bahwa aliansi informal tidak ditandai oleh treaty dan publicly recognized. Pada konsepnya, negara melakukan aliansi untuk menghindari dominasi kekuatan yang lebih kuat, yang merupakan pemahaman dari konsep balance of power Walt, 1985: 4. Berdasarkan konsep ini, pertimbangan Vietnam dalam meningkatkan hubungan pertahannannya dengan AS ditujukan untuk perimbangan kekuatan terhadap RRT. AS merupakan satu-satunya negara yang 4 Aliansi formal dua negara dengan terdapatnya perjanjian “treaty” salah satunya “The US-Japan Treaty Mutual Cooperation and Security ” yang ditandatangani tahun 1951 dan berlaku mulai bulan April 1952.