Motif “balancing” Vietnam terhadap RRT
kerjasama dengan AS pada tahun 2011. Dalam peningkatan persenjataan, AS memberikan bantuan pendanaan militer sebesar 1,1 juta dalam foreign military
financing FMF untuk Vietnam pada tahun 2011 Manyin, 2011:20. Vietnam
juga melakukan latihan angkatan laut gabungan dengan Angkatan Laut AS di kawasan LCS pada bulan Juli 2011 Haluan media, 2011. Ini dilanjutkan dengan
penandatanganan MoU pada bulan September 2011 yang menyatakan komitmen kedua negara untuk terus menggelar program latihan militer bersama di LCS.
Kerjasama pertahanan yang ditujukan untuk pemenuhan keamanan nasional salah satunya merupakan hubungan aliansi. Stephen Walt berargumen bahwa
aliansi merupakan suatu pengaturan formal atau informal dalam kerjasama keamanan antara dua negara atau lebih. Walt, 1987 dikutip Bergsmann, 2001:
27. Atas dasar argumen tersebut, penulis mengansumsikan bahwa pada pasca pernyataan komitmen dalam MoU 2011, kerjasama militer Vietnam dengan AS
tergolong ke dalam penerapan hubungan aliansi secara informal. Ini dikarenakan tidak terdapatnya perjanjian “treaty”
4
dalam hubungan kedua negara. Sebagaimana yang dikemukakan Griffiths, Martin dan
O’Callaghan 2002: 1, bahwa aliansi informal tidak ditandai oleh treaty dan publicly recognized.
Pada konsepnya, negara melakukan aliansi untuk menghindari dominasi kekuatan yang lebih kuat, yang merupakan pemahaman dari konsep balance of
power Walt, 1985: 4. Berdasarkan konsep ini, pertimbangan Vietnam dalam
meningkatkan hubungan pertahannannya dengan AS ditujukan untuk perimbangan kekuatan terhadap RRT. AS merupakan satu-satunya negara yang
4
Aliansi formal dua negara dengan terdapatnya perjanjian “treaty” salah satunya “The US-Japan Treaty Mutual Cooperation and Security
” yang ditandatangani tahun 1951 dan berlaku mulai bulan April 1952.
dapat memenuhi tantangan Vietnam terhadap ambisi militer RRT di kawasan LCS melalui kehadiran Angkatan Lautnya Le, 2013: 359. Ini dapat dilihat dalam
pengoperasian kekuatan angkatan laut AS di dunia dan perbandingan kekuatan angkatan lautnya dengan RRT, seperti dalam gambar berikut ini.
Gambar 4.1: Perbandingan Angkatan Laut Amerika Serikat dengan RRT
Sumber: University of Southern California US-China Institute. US-China Today. diakses pada tanggal 27 Februari 2014, dalam
http:uschina.usc.eduw_uscishowarticle.aspx?articleID=17718AspxAutoDetectCookieS upport=1
Gambar di atas menunjukan jumlah kapal induk dan kapal selam AS yang dioperasikan di dunia. Kekuatan Angkatan Laut AS ini dapat beroperasi di
kawasan LCS untuk kegiatan kerjasama dan pelatihan melalui USPACOM ataupun USCG dengan Vietnam, serta dapat mengimbangi pengoperasian
angkatan laut RRT di kawasan tersebut.
Dalam konteks balance of power, kerjasama ini merupakan soft balancing, yaitu tindakan balancing sementara dalam aliansi, terutama dalam bentuk
meningkatkan persenjataan secara terbatas, kerjasama dalam pelatihan, atau kolaborasi pada lembaga-lembaga regional atau internasional
5
Paul, 2004: 3. Hal ini selaras dengan upaya Vietnam dalam meningkatkan kerjasama militer dengan
AS melalui latihan militer bersama di perairan LCS dan kolaborasi lembaga- lembaga kedua negara.
Meskipun tidak terdapat pernyataan dari Vietnam maupun AS bahwa kerjasama ini merupakan upaya soft balancing terhadap RRT, namun pernyataan
John Kerry pada bab 3 telah menyiratkan bahwa kerjasama Vietnam dan AS di LCS difungsikan untuk menanggapi tindakan-tindakan RRT, yang bertujuan agar
dapat menurunkan agresifitas RRT di LCS. Hal ini selaras dengan tujuan dari konsep balance of power.
Dalam konsepnya, balance of power ditujukan sebagai ekuilibrium
.
Ekuilibrium dipandang sebagai suatu hubungan di antara variabel-variabel utama sistem itu seperti distribusi sumberdaya atau sikap dan kebijakan negara-negara,
yang begitu erat sehingga perubahan di suatu variabel pasti akan menimbulkan perubahan di variabel lainnya. Pendekatan ini berasumsi bahwa selama masih ada
distribusi sumberdaya yang cukup seimbang, kebijakan negara-negara di
5
Pada dasarnya, dalam upaya Vietnam untuk mengimbangi Cina, Vietnam melakukan upaya soft balancing dan hard balancing. Selain upaya soft balancing dengan Amerika Serikat
yang berbentuk program peningkatkan persenjataan secara terbatas dan kerjasama dalam bentuk pelatihan, Vietnam melakukan kolaborasi pada lembaga regional di Asia Tenggara, yaitu ASEAN.
Sementara itu dalam tindakan hard balancing, Vietnam berkerjasama dengan negara-negara lain yang diperuntukan untuk memperbaharui kemampuan persenjataan Vietnam, seperti hubungannya
dengan Rusia pada tahun 2011 Le, 2013: 354
.
dalamnya akan tetap moderat, dan upaya oleh satu aktor untuk memperoleh posisi hegemoni
6
akan bisa digagalkan oleh kekuatan pengimbangnya Hopkins, 1973:
27
.
Perilaku RRT sebelum kehadiran AS di LCS cenderung lebih agresif dan menunjukan hegemoni di kawasan tersebut. Namun, pada paska kehadiran AS di
LCS, kekuatan RRT yang telah memperoleh posisi hegemoni di kawasan tersebut tersaingi oleh adanya kemitraan antara Vietnam dengan AS setelah menyatakan
MoU pada September 2011. Salah satu indikator bahwa soft balancing telah membuat RRT relatif moderat terlihat pada paska MoU antara Vietnam dan AS.
Pada saat itu, RRT dan Vietnam menyepakati dipercepatnya proses perundingan untuk mengakhiri perebutan wilayah di LCS. Keputusan perundingan tentang
LCS disetujui saat pertemuan kedua negara di Hanoi dalam rangka persiapan rencana kunjungan Ketua Partai Komunis Vietnam, Ahira, 2011.
Pada 10 Oktober 2011, Sekjen Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong, mengunjungi Beijing. Dalam kunjungan tersebut, Vietnam dan RRT
menyusun sebuah perjanjian baru, yaitu mengenai prinsip-prinsip dasar dalam penyelesaian masalah kelautan International Boundaries Research Unit, 2011.
Kedua belah pihak juga sepakat untuk mengadakan diskusi dua kali setahun untuk menyelesaikan perbedaan mereka, dan untuk mengatasi setiap perbedaan pendapat
dengan lebih cepat Bradsher, 2011. Dari perjanjian baru di atas, meskipun tidak menjamin penyelesaian
sengketa di LCS, terjadi penurunan tensi ancaman bagi Vietnam di kawasan
6
Dalam politik internasional, menurut Antonio Gramsci hegemoni adalah dominasi satu kekuasaan Gramsci dikutip the New York Times, 2008.
tersebut. Ini menjelaskan bahwa faktor pendorong Vietnam melakukan MoU dengan AS, salah satunya untuk mengimbangi angkatan laut RRT
7
yang berfungsi untuk menurunkan potensi satu kekuatan tunggal yang dapat mengancam,
sehingga dapat menurunkan potensi perang maupun pelanggaran kedaulatan Vietnam di kawasan LCS.