3.2. Isu-Isu dalam kemenangan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho
Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 24 April 2008 ditetapkan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho sebagai
pasangan yang yang memenangkan pada pilgubsu 2008, setelah melakukan rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi dan pasangan H.Syamsul Arifin
dan Gatot Pujonugroho meraih 1.396.892 atau 28,31 dari total 4.933.987 pemilih dan mengalahkan 4 pasangan lain yaitu Tritamtomo-Benny Pasaribu, Ali
Umri-Maratua,Wahab-Raden syafi’i dan RE.Siahaan-Suherdi
Pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho sebagai pemenang pada pemilihan
Gubernur Sumatera Utara. Kemenangan yang diperoleh pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho tidak terlepas dari isu-isu pasangan H.Syamsul
arifin dan Gatot Pujonugroho beserta tim kampanye yang dikembangkan kepada masyarakat. Kampanye politik yang dilakukan pasangan H.Syamsul Arifin dan
Gatot Pujonugroho tidak sekedar menumbuhkan kesadaran terhadap isu pilgubsu akan tetapi hingga kepada isu perubahan sosial dan gender. Apapun ragam dan
tujuannya, upaya perubahan yang dilakukukan kampanye selalu terkait dengan pengetahuan knowledge, sikap attitude dan prilaku behavioral, yaitu kegiatan
kampaye selalu diarahkan untuk menciptakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan adalah
muncul kesadaraan, perubahan keyakinan atau meningkatkan pengetahuan khlayak terhadap isu tertentu, pada tahap berikutnya diarahkan pada sikap.
Sasaranya adalah memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan
khalayak pada isu yang menjadi tema kampanye. Kampanye politik yang dilakukan oleh pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho juga memiliki
makna guna melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat, sosialisasi politik yang dimaksud sebagi bentuk pemberitahuan hingga membentuk kesadaran bagi
masyarakat Sumatera Utara pada moment pemilihan umum Kepala Daerah Sumatera Utara yang digelar pada 16 April 2008
Kampanye Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho selalu tampil dihadapan rakyat Sumut dengan
berbagai kelebihannya. Retorikanya yang begitu menarik disertai canda tawa, serta kedermawanannya yang mengesankan menjadikan H.Syamsul Arifin
menjadi sosok yang sering dinantikan publik, begitu juga Gatot yang begitu energi, apa yang telah dilakukan tim Syampurno tentu sangat menarik dari sudut
politik pencitraan. politik pencitraan yang dilakukan Syampurno hadir secara sistematis. Syamsul lebih sering memilih tampil bersahaja daripada mengikuti
aturan protokoler, memiliki talenta untuk bisa dekat dengan rakyat, Sementara itu Gatot, sang pendampingnya terlihat menjalankan program politik pencitraan yang
sistematis, usia Gatot dan parasnya yang dapat menarik simpati. Dengan berbagai retorika yang dibangun untuk politik pencitraan pada masa kampanye Pilgubsu
2008, Syampurno telah melewatinya dengan sukses “politik empati” Syampurno terhadap publik tidak bisa terpisahkan sebagai bagian strategi kampanye, yakni
dengan mempertontonkan citra positifnya kepada publik.
Dalam safari kampanye H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho kerap mengumandangkan isu rakyat tidak lapar, rakyat tidak bodoh, dan rakyat punya
masa depan. Di samping figur Syamsul yang dikenal merakyat dan Gatot yang memiliki jaringan PKS yang massif, isu yang dikumandangkan tersebut ternyata
strategis untuk menggaet pemilih. Isu tersebut ringan dan sangat mudah dicerna. Bahwa yang dibutuhkan rakyat adalah kepastian untuk memperoleh pangan secara
mudah hingga tidak lapar, dan kepastian memperoleh akses pendidikan hingga tidak bodoh dan dengan dua modal itu memiliki masa depan lebih baik.
Isu-isu positif pada pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot pujonugroho sangat mempengaruhi masyarakat untuk memilih pasangan ini, isu-isu yang
mencakup figur dari pasangan cagub dan cawagub sangat dominan dalam mempengaruhi masyarakat. Pasangan yang ‘bersih’ di pentas politik Sumatera
Utara, yang sangat populer di kalangan pers dan wong cilik, mudah ditemui dan diwawancarai kapan saja, tidak arogan, melebur serta tidak mudah tersinggung.
Sosok yang takut kepada Allah karena pasangan H.Syamsul Arifin dan Agtot Pujonugroho memihak kepada rakyat. Ini terlihat dari visi-misinya dan semua
orang mengetahui suara rakyat adalah suara Tuhan. Dan isu-isu yang dimiliki oleh tim kampanye Syampurno tidak hanya isu-isu positif dari aspek figur pasangan ini
akan tetapi isu-isu positif dari koalisi partai politik yang solid, militan, dan setia yang dijagokan tiga partai islam dan delapan partai nasionalis yang berkoalisi
menjadi kunci sukses pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot pudjonugroho
39
39
Wawancara dengan Bapak Rismansyah Siregar di Sekretariat Tim Pemenangan Syampurno, pada tanggal 30 Oktober 2008
Isu-isu positif yang dilakukan tim kampanye Syampurno terhadap pasangan calon, tidak terlepas dari beredarnya isu-isu negatif yang beredar terhadap
pasangan calon. Sepanjang perjalanan sosialisasi kampanye pasangan yang lebih akrab disapa Syampurno ini, tidak pernah sunyi dari penzaliman. Namun sebagai
sosok yang mengerti kebebasan untuk berpendapat, semua bentuk kemiringan yang ditujukan terhadap dirinya, diterima dengan senyum dan sabar sebagai ciri
seorang pemimpin. Isu-isu yang menyatakan bahwa H.Syamsul Arifin memiliki ijazah pendidikan yang tidak jelas. Oleh karenanya tidak layak diikut sertakan
sebagai calon Gubernur Sumatera Utara. Suara sumbang yang serak, datang dari balik dinding yang lapuk, muncul dan melihat sesaat diantara dua biji mata yang
sedang sakit. Masyarakat di Stabat mengatakan rakyat miskin di Stabat masih banyak yang kekurangan makanan, sementara dirinya menghambur-hamburkan
uang. Tidak hanya itu, muncul lagi rangkaian kalimat, sesungguhnya masih banyak kawasan di Stabat ini yang belum tersentuh pembangunan. Demikianlah
bahasa yang keluar dengan maksud dan tujuan agar rakyat Sumatera Utara tidak memilih pasangan Syampurno dalam Pilgubsu yang akan datang. Itulah usaha-
usaha yang dilakukan sebahagian orang, membentuk opini dengan merusak nama baik dan pribadi H.Syamsul Arifin
Sebagai seorang figur yang kurang lebih 20 tahun semua hujatan yang ditujukan kepada dirinya, dianggap biasa dan sesuatu yang tidak perlu untuk
ditanggapi, sebab dianggap beliau seperti membuang energi. Tidak puas menghujat dengan bahasa lisan, kembali kelompok yang tidak bertanggungjawab
merobah strategi. Dari bahasa lisan yang tidak pernah mendapat tanggapan,
menjadi bahasa perbuatan yang dilakukan secara terang-terangan, merusak spanduk dan baliho adalah contoh konkrit yang telah diketahui banyak
pihak. Lagi-lagi ujian berat ini diterima Syamsul dengan kebesaran jiwa seraya berkata kepada segenap pendukungnya “jangan dibalas, tidak ada gunanya,
biarlah baliho yang dirusak asalkan jangan rakyat.”Sungguh tipe seorang pemimpin yang berjiwa besar dan selalu memikirkan rakyatnya. Agaknya sifat
inilah yang menimbulkan simpati dari para pendukungnya. Ini adalah sebahagian kecil yang dilakukan kelompok yang tidak bertanggungjawab terhadap dirinya di
saat masing-masing kandidat calon disibukkan dengan agenda sosialisasi. Sungguh masih banyak dijumpai orang-orang yang belum mampu berfikir dewasa
meski usia telah menjelang senja. Belum bisa membedakan mana pekerjaan yang baik dan mana pula yang buruk. prilaku orang zalim terhadap H.Syamsul Arifin
selama masa kampanye tidak jauh beda dengan apa yang di terima pada saat sosialisasi, pada masa kampanye berlangsung H.Syamsul Arifin masih menerima
hal yang sama. Bahkan dikembangkan isu bahwa dirinya mengidap penyakit dan tak layak diterima sebagai calon Gubernur.
Dan masih banyak hal-hal negatif bernada sumbang yang ditujukan kepada H.Syamsul Arifin dalam mengaburkan perhatian rakyat agar tidak memilihnya
sebagai Gubernur. H.Syamsul menyikapinya Bermodalkan kecintaannya kepada ibunda, pergaulannya dengan banyak ulama dan kedekatannya dengan rakyat,
selain meningkatkan kesabaran dan ketabahan tak kalah penting yang ia lakukan adalah memperbanyak doa. Baik yang dilakukan sendiri, doa dari ibunda, doa dari
ulama dan dari rakyat pendukungnya. Isu-isu negatif yang harus dikontrol dan
segera diberi stetement oleh tim kampanye untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho tidak seperti
pemberitaan yang telah ada, untuk sebisa mungkin tidak berpengaruh terhadap pilihan masyarakat untuk memilih pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot
Pujonugroho pada pemilihan Gubernur Sumut.
40
40
Wawancara bapak Eddy Suryanto, di Sekretariat Pemenangan , tanggal 30 Oktober 2008
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Kampanye pada dasarnya merupakan kegiatan dalam rangka menyakinkan para pemilih kepada masyaratakat dengan menawarkan visi-misi dan program
pasangan calon. Akses informasi ini penting mengingat kelak produk kebijakan publik dari mereka yang terpilih akan langsung menyentuh kepentingan
masyarakat daerah yang bersangkutan. Yang terpilih kelak akan menentukan ke mana bentuk pemerintahan daerah akan diarahkan. Karenanya, masa kampanye
adalah masa yang seharusnya dimanfaatkan oleh para calon untuk mengkomunikasikan program yang akan menjadi arah pemerintahan daerah ke
depan. Tersedia berbagai bentuk atau model kampanye yang bisa dimanfaatkan oleh para calon untuk membangun komunikasi politik tersebut. Terdapat juga
larangan yang harus dipatuhi untuk tidak dilanggar guna menghindari kerugian masyarakat daerah selama kampanye berlangsung. Karena bagi para pemilih
kampanye merupakan kesempatan untuk membandingkan dan menilai program- program yang dijanjikan oleh para calon, oleh karena itu setiap calon memberikan
program-program yang terbaik untuk rakyat karena akan dijadikan referensi dalam menentukan suara dalam pilkada. Harapannya, para pemilih mampu
memutuskan yang dipilih adalah yang terbaik dengan program yang realistis untuk diwujudkan, bukan sekadar terjebak janji populer.