Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Definisi Konsep

perolehan suara 28,31 persen. Pasangan lain, Tritamtomo-Benny Pasaribu 21,69 persen, Ali Umri-Maratua Simanjuntak 16,01 persen, Abdul Wahab Dalimunthe- HM R Syafi’i 17,40 persen, RE Siahaan-Suherdi 16,54. 9

1.2. Rumusan Masalah

Dengan demikian, mencermati pada hal-hal diatas penulis tertarik meneliti tentang strategi kampanye pasangan calon H. Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho. Untuk itulah melalui penelitian ini, penulis ingin mengetahui serta mengesplorasi tentang apa saja strategi kampanye yang di terapkan atau dilakukan pasangan calon pasangan calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho beserta tim kampanye sehingga dapat memenangkan pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara pada Tahun 2008 Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Strategi Kampanye Pasangan Calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008? ”

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi kampanye pasangan calon H.Syamsul Arifin, dan Gatot Pujonugroho pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008 9 Dapat dilihat pada http:www.waspada.co.idBeritaMedanSyamsul-Resmi-Gubsu.html diakses 16 Februari 2008 b. Untuk mengetahui isu-isu yang dilakukan tim kampanye dalam memenangkan pasangan H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

1.4. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan Ilmu Politik b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pelaksanaan kampanye pasangan calon H.Syamsul Arifin dan Gatot Pujonugroho pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008

1.5. Kerangka Teoritis

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari segi mana peneliti mengamati masalah yang akan di teliti. 10 Menurut F.N. Karlinge, teori adalah suatu konsep atau konstruksi yang berhubungan satu sama lain, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan yang sistematis dari fenomena. 11 10 Hadawi Nabawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogjakarta : Gajah maja University press, 1995, hal. 40 11 Joko Sobagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta, 1997, hal.20 1.5.1. Strategi 1.5.1.1. Pengertian Strategi Menurut Daoed Yoesoef Istilah strategi berasal dari kata-kata Yunani, yaitu stratêgos dan stratos tentara serta agein menjalankan. Walaupun strategi lahir pada posisi peperangan, strategi kini tidak bisa direduksi menjadi sekadar kiat berperang. Strategi menjadi populer karena dikaitkan dengan setiap kegiatan yang berkisar pada suatu tujuan dan jalan pencapaiannya atau lebih sederhana lagi, setiap usaha yang mendidik sebuah sasaran. Maka kata strategi menjadi sinonim dengan planning, programming, management, rational decisions, method, cara penggunaan, dan lain-lain 12 Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang akan diterapkan dalam kampanye, atau untuk lebih mudahnya dapat disebut sebagai guiding principle atau the big idea, ini dapat diartikan sebagai pendekatan yang diambil untuk menuju pada suatu kondisi tertentu dari posisi saat ini, yang dibuat berdasarkan analisis masalah dan tujuan yang telah ditetapkan 13 Merumuskan suatu strategi berarti memperhitungkan semua situasi yang mungkin dihadapi pada setiap waktu atau menyiapkan tindakan mana yang akan diambil atau dipilih nantinya, guna menghadapi realisasi dari setiap kemungkinan yang terjadi 14 Politik pada dasarnya bukan perang. Tetapi efek dari situasi yang diciptakan oleh kampanye politik bisa berubah menjadi perang ketika kampanye politik dijadikan sebagai arena untuk membantai lawan politik tanpa etika sopan 12 Dapat dilihat pada http:www.wikipedia. Indonesia.comstrategi kampanye diakses 7 Juli 2007 13 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung : Simbiosa Rekatama, 2004, hal.15 14 May Rudi, Studi Strategi , Dalam Transformasi System Internasional Pasca Perang Dingin, Bandung: Refika Aditama, 2002, hal. 1-2 santun politik. Kampanye politik merupakan sebuah upaya untuk mempengaruhi pemilih supaya menentukan pilihan sesuai dengan tujuan sang kandidat. Oleh sebab itu, sering kali kampanye politik diisi oleh penjaringan terhadap pribadi- pribadi kandidat dan pendukungnya dengan membuka keburukan-keburukan dari segala dimensi. Black Campaign merupakan trend universal di gelanggang politik. Di Negara-negara yang demokrasinya sudah matang sekalipun, kampanye terhadap keburukan-keburukan lawan sering dilakukan. Dari itu perlunya strategi yang sehat dan solid yang harus dimiliki para partai politik dalam melakukan kampanye guna mencapai tujuan yang diharapkan yaitu memenangkan kandidatnya dalam pilkada.

1.5.2. Kampanye

1.5.2.1. Pengertian Kampanye

Paradigma kampanye telah mengalami pergeseran. Paradigma lama bahwa kampanye merupakan bagian dari kegiatan pemilihan untuk menyakinkan pemilih telah pudar dan diganti dengan paradigma baru bahwa kampanye merupakan komunikasi politik dan pendidikan. Sebagai komunikasi politik, kampanye diarahkan pada penciptaan kondisi yang memungkinkan terbangunnya kepercayaan trust dan tanggung jawab accountability terhadap program- program yang ditawarkan calon. Sebagai pendidikan politik, kampanye mengandung penguatan rasional dan kritisme pemilih 15 15 Joko.J.Prihatmoko, Op.cit., hal. 256 Perbedaan paradigma kampanye yang lama dan paradigma kampanye yang baru dapat dilihat : Kampanye paradigma lama Meyakinkan Pemilih Kampanye paradigma Baru 1. meyakinkan pemilih 2. komunikasi politik 3. pendidikan politik Sejalan dengan perubahan paradigma tersebut, diperlukan strategis khusus pada tingkat regulasi dan implementasi dengan keyakinan bahwa kampanye bukanlah komunikasi searah dari calon kepada pemilih melainkan harus ada interaksi positif antara calon dan pemilih. Regulasi tidak sekedar mengatur teknis kampanye yang harus menjamin keadilan bagi para calon dan keamanan pelaksanaan tatapi juga menjamin kredibilitas, akuntabilitas dan pengembangan nilai-nilai demokrasi. calon Rakyat calon Rakyat Definisi kampanye dalam berbagai literatur merupakan sebuah paradigma tentang kampanye baik dalam ilmu politik, komunikasi serta ilmu sosial lebih diartikan sebagai sebuah tindakan baik terencana maupun tidak secara terencana, dilakukan guna mempengaruhi khalayak sebagai sasaran dalam kampanye tersebut, meskipun akibat dari suatu tindakan tersebut bisa dirasakan secara langsung atau tidak langsung bisa menimbulkan efek timbal balik. Sedangkan dalam pilkada langsung paradigma yang digunakan adalah paradigma baru, yaitu bahwa kampanye dilakukan untuk menyakinkan para pemilih dengan penyampaian visi, misi dan program calon dengan ketentuan diatur dalam pasal 76 ayat 1, 2, 3, 4 dan 5 UU. No. 32 Tahun 2004 jo pasal 55 ayat 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 PP. No. 6 Tahun 2005. Untuk itu, agar suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai sebuah kegiatan kampanye, maka suatu tindakan harus memenuhi unsur-unsur, diantaranya: kegiatan tersebut dilakukan oleh pasangan calon dan atau tim kampanyejuru kampanye, meyakinkan para pemilih dalam rangka memperoleh dukungan sebesar-besarnya, menawarkan visi-misi dan program baik tertulis maupun lisan, dan sesuai waktu yang telah ditetapkan KPUD, sesuai dengan ketentuan menurut peraturan perundang-undangan dan peraturan lain yang berlaku. 16 Rogers dan Storey mendifinisikan kampanye sebagai “Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” merujuk pada definisi tersebut maka setiap aktivitas kampanye 16 Joko.J.Prihatmoko, Op.cit., hal. 258 komunikasi setidaknya harus mengandung empat hal yakni : 1 tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu 2 jumlah khalayak sasaran yang besar 3 biasanya dipusatkah dalam kurun waktu tertentu 4 melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi. Sedangkan Sastropoetra mendefinisikan bahwa kampanye adala suatu kegiatan komunikasi antara komunikator penyebar pesan dengan komunikan penerima pesan yang dilakukan secara intensif dalam jangka tertentu, secara berencana dan berkesinambungan. Menurut Ciri utama dari kampanye adalah persuasif, perubahan sikap dan tingkah laku dari objek komunikasi komunikator yang ingin dicapai melalui himbaun dan ajakan. Faktor penting disini adalah membuat komunikan tertarik sehingga mau secara sadar dan sukarela menerima dan menuruti keinginan komunikator. 17 Kampanye pada dasarnya adalah penyampaian pesan-pesan dari pengirim kepada khalayak. Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan dalam berbagai bentuk mulai dari poster, spanduk, baliho, pidato, diskusi, iklan hingga selebaran. Apapun bentuknya, pesan-pesan selalu menggunakan simbol, baik verbal maupun nonverbal yang diharapkan dapat mempengaruhi respon khalayak. Kampanye merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terlembaga. Penyelenggaran kampanye umumnya bukanlah individu melainkan lembaga atau organisasi. 18 17 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation Edisi Revisi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 64 18 Antar Venus, Op.cit., hal. 9 Apapun ragam dan tujuannya, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait dengan aspek pengetahuan, sikap, dan prilaku. Bagi kampanye politik keefektifan adalah memenangkan pemilihan, sedangkan efesiensi adalah memenangkan pemilihan dengan memanfatkan sumber-sumber yang tersedia secara tepat dengan mengimplementasikan dan merelisasikan ketentuan-ketentuan yang ditekankan dengan menawarkan program, visi-misi partai politik. Isi pesan dalam kampanye adalah program- program dan pandangan atau pendapat partai politik. Melalui kampanye, para juru kampanye menyampaikan kebaikan dan keunggulan program, rencana-rencana kerja yang akan dilakukan oleh partai besangkutan bila keluar sebagai pemenang dalam pemilihan umum dan pandangan partainya dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat. Dalam ilmu politik ada empat teknik kampanye 1. Kampanye dari pintu ke pintu Door to door Campaign dilakukan dengan cara kandidat mendatangi langsung para pemilih sambil menanyakan persolan-persoalan yang mereka hadapi. 2. Kampanye diskusi kelompok Group Discussion dilakukan dengan membentuk kelompok, diskusi kecil, yang membicarakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. 3. Kampanye massa langsung Direct Mass Compaign dilakukan dengan cara melakukan aktivitas yang dapat menarik perhatian massa, seperti pawai, pertunjukan kesenian, dan sebagainya. 4. Kampanye massa tidak langsung Indirect mass compaign , dilakukan dengan cara pidato di radio, televisi, ataupun iklan di media cetak. 19 1.5.2.2.Program-Program Kampanye dalam Pilkada Setelah KPUD menetapkan pasangan calon melalui verikasi yang jelas, penyelenggaraan pilkada selanjutnya memasuki satu tahapan yang penting dan krusial, yakni kampanye. Dalam PP 6 Tahun 2005 yang dimaksud kampanye adalah kegiatan untuk meyakinkan para pemilih dengan menawarkan visi-misi dan program pasangan calon. Karena kecenderungan semua peserta pilkada untuk merebut massa pemilih sebesar-besarnya, maka guna meminimalkan konflik akibat perebutan massa, kampanye diatur sedemikian baik sehingga prinsip keadilan bisa dicapai. Pengaturan kampanye meliputi bentuk, larangan dan sanksi yang dikenakan atas pelanggaran kampanye, juga diatur jadwal pelaksanaan dan lokasi yang diizinkan untuk digunakan. Pengaturan ini juga untuk melindungi pemilih dari kegiatan destruktif yang mungkin terjadi jika tidak ada pengaturan yang tegas dalam kegiatan tersebut. Kampanye dalam pelaksanaan pilkada langsung adalah yang pertama kali dilakukan. Kegiatan ini merupakan salah satu tahapan penting sebagai ajang bagi para pasangan calon untuk menyampaikan program-program yang akan diwujudkan jika terpilih selama periode kepemimpinannya. 20 Personalisasi politik ini berkaitan dengan popularitas dan serta akseptabilitas pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah. Artinya 19 Riswanda Imawan, Membedah Politik Orba, Yogjakarta: Pustaka Pelajar,1997, hal.144-145 20 Mendoza, Democrito, Kampanye Isu dan Cara Melobi, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2005 Pilkada akan sangat dipengaruhi oleh citra calon dimata masyarakat, kampanye visi-misi, dan program yang ditawarkan oleh tim kampanye Jurkam, juga mendukung pasangan calon untuk mendapat dukungan dari masyarakat. Personalisasi politik pada dasarnya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi selama pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah dalam usahanya membangun opini dan simpati publik tidak dilakukan melalui cara-cara yang kotor seperti kampanye negatif black campaign maupun pembunuhan karakter pasangan lain caracter assasination. Personalisasi politik itu sendiri sebenarnya tidak lepas dari peran strategis media dalam membentuk opini publik atau pilihan rakyat. Pengungkapan skandal politik oleh media massa, pemberitaan tentang konflik elite politik suatu partai dan lain sebagainya akan berpengaruh terhadap citra diri partai dan pasangan kepala daerah dan wakil kepala daerah yang mereka usung. Tersedia berbagai bentuk atau model kampanye yang bisa dimanfaatkan oleh para calon untuk membangun komunikasi politik kepada masyarakat. Terdapat juga larangan yang harus dipatuhi untuk tidak dilanggar guna menghindari kerugian masyarakat daerah selama kampanye berlangsung. Larangan-larangan dalam kegiatan kampanye, seperti, menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan pasangan calon dan partai politik, serta menghasut dan mengadu domba partai politik, perseorangan, dan kelompok masyarakat. Larangan lainnya, menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat dan partai politik, mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum, mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah, merusak atau menghilangkan alat peraga kampanye pasangan calon lain, menggunakan fasilitas dan anggaran pemerintah dan pemerintah daerah, tempat ibadah, dan pendidikan dan melakukan pawai atau arak-arakan yang dilakukan dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan di jalan raya. Untuk itu perlunya strategi kampanye dimiliki bagi setiap partai politik atau bagi kandidat yang akan maju dalam bursa pilkada untuk tidak melakukan pelanggaran-pelanggara kampanye yang telah ditetapkan dan dapat memabangkan dalam pilkada. Karena bagi para pemilih, kampanye merupakan kesempatan untuk membandingkan dan menilai program-program yang dijanjikan oleh para calon. Tentunya untuk dijadikan referensi dalam menentukan suara dalam pilkada. Dan para pemilih mampu memutuskan yang dipilih adalah yang terbaik dengan program yang realistis untuk diwujudkan, bukan sekadar terjebak janji populer. Dalam realitas yang terjadi disadari bahwa persaingan antarpasangan calon dalam pilkada sangat ketat karena yang berkompetisi adalah kader daerah, maka pilkada juga berpotensi untuk menggiring masyarakat daerah terkotak-kotak dalam kelompok-kelompok barisan pendukung sebanyak jumlah pasangan calon yang maju bersaing. Walaupun persaingan sangat ketat, harus dibangun komitmen bahwa pilkada dilaksanakan secara sehat. Kedewasaan ini sudah harus terbangun sejak proses penjaringan calon di partai politik atau gabungan partai politik pengusung pasangan calon. Ini terus dipelihara di proses pilkada berikutnya. Membangun sikap dewasa berlaku untuk pasangan calon maupun untuk massa pendukung pasangan calon. Semua pihak diharapkan mampu menyikapi dengan bijaksana proses pilkada langsung, jangan sampai diartikan sebagai pilihan hidup- mati dalam persaingan pilkada. Tahap kampanye yang dibangun dalam semangat kedewasaan berpolitik dalam arti berpolitik yag sehat yang solid, program- program yang menyentuh pilihan rakyat, merupakan pilihan strategis memenangkan pilkada

1.5.2.3. Pentingnya kampanye dalam Pemilihan Kepala Daerah pilkada

Elemen dasar dari kampanye bermula dari sebuah gagasan. Sebuah gagasan dapat muncul karena berbagai alas an. Ide dasar berbagai jenis kampanye yang dilakukan partai politik adalah menciptakan pesan-pesan kampanye yang menarik sehingga khalyak mau memilih partai tersebut. Tetapi apapun latar belakangnya, suatu gagasan pada akhirnya akan dikonstruksi dalam bentuk- bentuk pesan-pesan yang dapat disampaikan kepada khalayak. Pesan-pesan inilah yang akan persepsi, ditanggapi, diterima atau ditolak oleh khlayak. Jadi inti kampanye tidak lain adalah pesan. Pentingnya kampanye dalam pilkada pada intinya adalah untuk menarik simpati atau mencari massa yang sebanyak- banyaknya agar memilih partai tersebut baik itu pada pemilu atau pilkada Tujuan kampanye dapat dicapai apabila khalayak memahami pesan-pesan yang ditujuka kepada mereka. Ketidakmampuan mengkonstruksi pesan sesuai dengan khalayak, sasaran yang dihadapi adalah merupakan awal dari kegagalan sebuah program kampanye. Dengan kata lain, berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan kampanye bergantung pada sebaik apa ia mengelola, mendesain dan mengorganisasikan pesan kampanye. Isi pesan kampanye juga harus menyertakan visualisasi mengenai dampak positif atau respons tertentu yang diharapkan muncul dari khalayak yang menjadi sasaran.

1.5.2.4. Bentuk-Bentuk Kampanye

Pasal 72 UU No 12 tahun 2003 memberikan batasan-batasan atau bentuk- bentuk kegiatan yang dapat dimasukkan sebagai kegiatan kampanye, yaitu: a. Pertemuan terbatas b. Tatap muka dan dialog c. Penyebaran melalui media cetak dan elektronik d. Penyiaran melalui radio dan atau televisi e. Penyebaran bahan kampanye kepada umum f. Pemasangan alat peraga di tempat umum g.Rapat umum h.Debat publikdebat terbuka antar calon i. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan. 21 Dengan demikian apabila ada perbuatan-perbuatan diatas dilakukan oleh para peserta pemilihan, dengan mengetahui dan menghendaki perbuatan itu dilakukan untuk menyakinkan para pemilih maka termasuk katagori kampanye pemilu maupun pilkada 21 Anonimous,Undang-Undang Republic Indonesia No.12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum 2004, Bandung : Citra Umbara, 2003, hal. 45

1.5.3. Partai Politik

1.5.3.1. Pengertian Partai Politik

Secara umum partai politik diartikan sebagai organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara secara sukarela atas dasar persamaan dan kehendak cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilu 22 Partai politik pertama-tama lahir di negara-negara Eropa Barat dengan meluasnya gagasan bahwa partai politik merupakan faktor yang perlu di perhitungkan serta ikutsertakan dalam proses politik, maka partai politik telah lahir dan berkembang menjadi penghubung antara rakyat di satu pihak dan pemerintah di pihak lain. Salah satu sarana untuk berpartisipasi politik adalah partai politik. Partai politik adalah adalah organisasi yang dibentuk oleh sejumlah warga masyarakat berdasarkan sejumlah cita-cita, kehendak dan ideologi dengan tujuan mempengaruhi dan memenangkan penetapan kebijakan publik. Carl J. Frederik menegaskan bahwa partai politik adalah sekelompok masyarakat yang terorganisir secara stabil dengan tujuan untuk merebut, mempertahankan Kedaulatan partai politik berada ditangan anggotanya, tiap partai politik mempunyai ciri masing-masing. Ciri masing-masing partai tersebut terletak pada ideologi, tujuan dan programnya. Berdasarkan tujuan dan programnya itu, partai politik menetapkan garis perjuangannya. Garis perjuangan atau platform partai politik merupakan pengejawantahan ideologi yang harus diketahui dan disadari dengan baik oleh angggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 22 Porwantana, Undang-Undang Partai Politik, Yogjakarta : Pustaka Widya Utama, 2003, hal 144 kekuasaan dalam pemerintahan dan berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materiil dan idiil bagi anggotanya dan masyarakat umumnya. Sebagai suatu organisasi, partai politik secara ideal dimaksudkan untuk memobilisasi dan mengaktifkan rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberi jalan kompromi bagi pendapat yang bersaing serta menyediakan sarana suksesi kepentingan politik secara absah dan damai 23 Dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat harus diikutsertakan dalam proses politik maka partai politik telah lahir dan berkembang menjadi penghubung panting antara rakyat dan pemerintah. Gagasan mengenai partisipasi politik rakyat melalui partai politik di negara-negara yang menerapkan sistem politik demokrasi, memiliki dasar budaya politik dan ideologi yang kuat bahwa rakyat berhak ikutserta menentukan seseorang yang akan menjadi pemimpin mereka, dan untuk menentukan isi kebijakan publik yang mempengaruhi kehidupan mereka

1.5.3.2. Fungsi Partai Politik

Menurut berbagai ahli dan penulis ilmu politik terdapat berbagai penafsiran terhadap fungsi partai politik, demikian juga berlaku disetiap negara- negara dimana fungsi politik itu berbeda-berbeda menurut keinginan yang ingin di capai negara tersebut. Dalan negara demokrasi partai politik memiliki atau menyelenggarakan beberapa fungsi, partai politik secara umum memiliki fungsi yaitu : 23 Koirudin, Partai politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogjakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hal.17 1. fungsi Artikulasi Kepentingan Artikulasi kepentingan adalah suatu proses pengimputan berbagai kebutuhan, tuntutan dan kepentingan melalui wakil-wakil kelompok yang masuk dalam lembaga –lembaga legislatif, agar kepentingan, tuntutan dan kebutuhan kelompoknya dapat terwakili dan terlindungi dalam perbuatan kebijakan umum Bentuk Artikulasi yang paling umum di semua sistem politik adalah pengajuan permohonan secara individual kepada para anggota dewan atau kepala daerah, kepala desa dan seterusnya, kelompok kepentingan yang ada untuk lebih mengefektifkan tuntutan dan kepentingan kelompoknya. Mengelompokkan kepentingan,kebutuhan, dan tuntutan kemudian menyeleksi sampai dimana hal tersebut bersentuhan dengan kelompoknya yang diwakilinya. 24 2. fungsi Agregasi Kepentingan Agregasi kepentingan merupakan cara bagaimana tuntutan-tuntutan yang dilancarakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda, digabungkan menjadi alternatif-alternatif pembuatan kebijakan umum. Agregasi kepentingan di jalankan dalam sistem politik yang memperbolehkan persaingan partai secara terbuka, fungsi organisasi itu terjadi di tingkat atas, mampu dalam birokrasi dan berbagai jabatan militer sesuai dengan kebutuhan dari rakyat. Agregasi kepentingan dalam sistem politik indonesia legislatif. DPR berupaya merumuskan tuntutan dan kepentingan-kepentingan yang diwakilinya. Semua tuntutan dan kepentingan 24 Fadillah Putra, Partai Politik, Yogjakrta : Pustaka Pelajar, 2004, hal. 16 seharusnya tercakup dalam usulan kebijaksanaan untuk selanjutnya di tetapkan sebagai Undang-Undang. 25 3. Fungsi Sosialisasi Politik Partai politik juga memiliki sarana sosialisasi. Sosialisasai politik diartikan sebagai proses melalui mana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang umumnya berlaku dalam masyarakat dimana berada. 4. fungsi Komunikasi Politik. komunikasi politik adalah salah satu fungsi yang dilakukan oleh partai politik dengan segala struktur yang tersedia, yakni mengadakan komunikasi informasi, isu dan gagasan politik. Media-media massa banyak berperan sebagai alat komunikasi politik dan membentuk kebudayaan politik 26 5. fungsi pengaturan konflik Dalam negara demokratis yang masyarakatnya bersifat terbuka, adanya perbedaan dan persaingan pendapat sudah merupakan hal yang wajar. Akan tetapi di dalam masyarakat yang heterogen sifatnya, maka persoalan perbedaan pendapat itu, apakah ia berdasarkan perbedaan etnis, status sosial ekonomi atau agama mudah sekali mengandung konflik. Pertikaian-pertikaian semacam ini dapat diatasi dengan bantuan partai politik, sekurang-kurangnya dapat diatur sedemikian rupa, sehingga akibat-akibat negatifnya sedemikian mungkin. 25 ibid., hal.17 26 Khoirudin, Op.cit., hal.103 6. fungsi rekrutmen politik Rekrutmen politik adalah suatu proses seleksi anggota-anggota kelompok untuk mewakili kelompoknya dalam jabatan-jabatan administrative maupun politik. Setiap partai politik memiliki pola rekrutmen yang berbeda. Pola rekrutmen anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianutnya. di Indonesia, perekrutan politik berlangsung melalui pemilu, setelah setiap calon peserta yang diusulkan oleh partai politik diseleksi secara ketat oleh semua badan resmi, seleksi ini dimulai dari seleksi administratif, penelitian khusus yakni penyangkutan kesetian pada ideologi negara

1.5.3.3. Tujuan partai politik

Menurut Sigmun Nauman bahwa didalam negara demokratis, partai politik mengatur keinginan dan aspirasi berbagaai golongan dalam masyarakat. Di dalam pasal 5 undang-undang nomor 31 tahun 2002 dijelaskan bahwa tujuan partai politik ada 2 yaitu tujuan umum dan tujuan khusus 1. Tujuan umum partai politik a. Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan pancasila dengan menjunjung tinggi nilai kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Tujuan khusus partai politik adalah memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

1.5.4. Pemilihan Kepala Daerah secara langsung

Kepala daerah adalah jabatan politik atau jabatan publik yang bertugas memimpin birokrasi menggerakan jalannya roda pemerintahan. Fungsi-fungsi pemerintahan terbagi menjadi perlindungan, pelayanan publik dan pembangunan. Kepala daerah menjalankan fungsi pengambilan kebijakan atas ketiga fungsi pemerintahan itu. Dalam kontek struktur kekuasaan, kepala daerah adalah kepala eksekutif di daerah. Oleh karena itu kepala daerah harus dipilih oleh rakyat dan wajib mempertanggungjawabkan kepercayaan yang telah diberikan kepada rakyatnya. Pilkada juga merupakan rekrutmen politik yaitu dengan menyeleksi rakyat terhadap tokoh-tokoh lokal yang mencalonkan sebagai kepala daerah. Dalam kehidupan politik di daerah, Aktor utama pilkada adalah rakyat, Parpol, pasangan calon Kepala Daerah dan KPUD sebagai penyelenggara, ketiga aktor tersebut terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangkaian tahapan-tahapan pilkada langsung. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain. 1. Pendaftaran calon 2. Penetapan calon 3. Kampanye 4. Pemungutan dan perhitungan suara 5. Penetapan calon terpilih Pemberlakukan aturan pemilihan kepala daerah Pilkada langsung dalam UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah hasil revisi UU 221999 yang mulai dilaksanakan sejak tahun 2005 termasuk langkah progresif bagi penataan kelembagaan dan konsolidasi demokrasi di Indonesia. Pelaksanaan Pilkada langsung akan mencegah berbagai konspirasi antar elit politik yang selama ini selalu mendominasi proses seleksi pemilihan kepala daerah walikotabupati. Selain itu, Pilkada juga membuka peluang tampilnya pemimpin-pemimpin berkualitas yang mampu menjadi motor reformasi di tingkat birokrasi Pemilihan kepala daerah Pilkada secara langsung yang merupakan mekanisme baru rekruitmen kekuasaan di daerah terus bergulir. Dinamika demokrasi yang berkembang di Indonesia pasca Orde Baru telah membawa wacana baru, bahwa ternyata penataan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak efektif apabila dikelola secara sentralistik. Oleh karena itu, muncullah wacana desentralisasi yang memberikan kewenangan kepada daerah dalam mengelola daerahnya secara lebih luas namun bertanggung jawab dalam koridor wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Wujud semangat desentralisasi adalah terciptanya pemimpin daerah yang langsung dipilih oleh rakyat melalui Pilkada. Penyerapan aspirasi rakyat juga dilakukan melalui mekanisme demokrasi yang sehat dengan membuka peluang, bahwa keterwakilan dalam partai politik betul-betul mencerminkan keterwakilan masyarakat. Pilkada inilah yang pada akhirnya akan menjembatani aspirasi rakyat daerah untuk memilih figur-figur yang dekat dan mewakili masyarakat yang berhak untuk duduk memimpin daerah tersebut. Karena pilkada langsung merupakan implementasi demokrasi partipatoris, maka nilai-nilai demokrasi menjadi parameter keberhasilan pelaksanaan proses kegiatan. Pilkada pemilihan langsung kepala daerah yang diawali setelah diberlakukannya Undang-Undang No.32 tahun 2004 merupakan langkah maju bagi proses demokratisasi lokal di Indonesia. Malalui pelaksanaan otonomi daerah sebagai media untuk menyebarkan sistem demokrasi yang semakin disempurnakan, termasuk pemilihan kepala daerah langsung diharapkan memacu tumbuhnya kekuatan yang pro demokrasi di daerah. Artinya melalui pemilihan kepala daerah yang secara langsung ini, akan lahir aktor-aktor demokrasi didaerah, yang kemudian diharapkan mampu melakukan gerakan-gerakan baru baru bagi perubahan.

1.5.4.1. Landasan hukum Pemilihan Kepala Daerah

Pada dasarnya terdapat empat peraturan perundangan yang menjadi acuan dan pedoman pelaksanaan penyelengaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah langsung yaitu: 1. Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. 2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Perpu No.3 tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3. Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian kepala daearah dan wakil kepala daerah 4. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2005 tentang perubahan atas peraturan pemerinatah No.6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerah dan wakil kepala daerah.

1.6. Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan hal yang penting dalam penelitian yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Dalam penelitian skripsi ini penulis menggunakan definisi konsep sebagai berikut : 1. Teknik Kampanye adalah adalah cara penyampaian atau mengimformasikan kepada khalayak untuk memperkenalkan produk partai dengan program-program dengan tujuan memikat kontenstan dalam pemilu atau pilkada untuk memilih partai partai yang bersangkutan 2. Strategi adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh partai politik yang meliputi persaingan merebut suara terbanyak, untuk berusaha mendapatkan kemenangan pada pemilihan umum atau pilkada. 1.7. Metode Penelitian 1.7.1. Jenis penelitian

Dokumen yang terkait

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

21 221 405

Kebijakan Dan Kiprah Politik Muhammadiyah Sumatera Utara Terhadap Pemilihan Kepala Daerah Langsung (Analisis Pada : Pemilihan Gubernur Dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2008)

4 96 75

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 12

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 2

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 7

Pengaruh kampanye Politik Calon Gubernur Sumatera Utara terhadap Perilaku Memilih Masyarakat Kecamatan Medan Kota Kota Medan (Studi pada Pemilukada Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013)

0 0 34

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 87

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 51

Kekuasaan dan Politik Lokal (Studi tentang Peran Pemuda Pancasila dalam Mendukung Syamsul Arifin dan Gatot Pudjonugroho sebagai Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008)

0 0 18