Rancangan Penelitian Defenisi Operasional Prosedur Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross-sectional. yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol hanya diobservasi satu kali tanpa diberi perlakuan dan variabel-variabel diukur menurut keadaan atau status sewaktu diobservasi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat 1. Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Jalan Bunga Lau No. 17 Medan 2. Rumah Sakit Umum Pirngadi, Jl.Prof. HM. Yamin SH No.47 Medan 3. Rumah Sakit Haji, Jl. Rumah Sakit Haji – Medan Estate 4. Klinik Bersalin Tri Putri, Jl. Sekip Lubuk Pakam 5. Klinik Bersalin Yakin Sehat, Jl. Access Road Kuala Tanjung

3.2.2 Waktu Penelitian

November 2010 – Januari 2011 3.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal di RSU H.Adam Malik, RSU Pirngadi, RS Haji, Klinik Bersalin Tri Putri, dan Klinik Bersalin Yakin Sehat. 14

3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil adalah ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi: 1. Ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah 2. Ibu yang melahirkan bayi normal 3. Berusia 17-34 tahun 4. Usia bayi 1 bulan Kriteria eksklusi: 1. Perokok 2. Bayi kembar 3. Pengguna obat-obatan dan alkohol 4. Penderita penyakit sistemik 5. Jumlah gigi geligi yang ada kurang dari 6 gigi gigi Ramford dalam rongga mulut. 6. Infeksi pada organ lain

3.3.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus seperti berikut: n1 = n2 = Zα √2PQ + Zβ√P 1 Q 1 +P 2 Q 2 2 _______________________ P 1 -P 2 2 Za = α = 0,05 Za = 1,96 Z B = β = 0,15 → Z B = 1,036 P 1 = Proporsi periodontitis pada wanita yang melahirkan BBLR kurang bulan =0,85 Q 1 = 1 – P 1 = 0,15 P 2 = Proporsi periodontitis pada wanita yang melahirkan bayi normal = 0,4 Q 2 = 1 – P 2 = 0,6 P = P1 + P2 _______ 2 P = 0,85 + 0,4 = 0,625 ________ 2 Q = 1 – P = 0,375 n1 = n2 = [1,96 √2 x 0,625 x 0,375 + 1,306 √0,85 x 0,15 + 0,4 x 0,6] 2 _____________________________________________________________________ 0,85-0,4 2 n1 = n2 = 1,91 → 20

3.4 Defenisi Operasional

1. Periodontitis adalah keadaan dimana terdapat saku periodontal dan adanya kehilangan level perlekatan klinis. 2. Bayi prematur berberat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan. 3. Indeks debris adalah indeks yang digunakan untuk mengukur debris yang menutupi permukaan gigi dengan kategori dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. LEVEL KEBERSIHAN ORAL DARI DEBRIS YANG MELEKAT 15 Level kebersihan oral dari debris yang melekat Skor Debris Baik 0,0 - 0,6 Sedang 0,7 - 1,8 Jelek 1,9 - 3,0 4. Indeks kalkulus adalah indeks yang digunakan untuk mengukur kalkulus yang menutupi permukaan gigi dengan kategori dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. LEVEL KEBERSIHAN ORAL DARI KALKULUS YANG MELEKAT 15 Level kebersihan oral dari kalkulus yang melekat Skor Kalkulus Baik 0,0 - 0,6 Sedang 0,7 - 1,8 Jelek 1,9 - 3,0 5. Indeks higiene oral disederhanakan adalah indeks yang digunakan untuk mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaaan gigi, dimana gigi yang diukur hanya keenam gigi indeks saja gigi indeks Ramford yaitu 16, 21, 24, 36, 41, 44 dengan kategori dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. LEVEL HIGIENE ORAL 15 Level higiene oral Skor OHIS Baik 0,0 – 1,2 Sedang 1,3 – 3,0 Jelek 3,1 - 6,0 3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian 1. Prob periodontal Kohler, Germany 2. Kaca mulut 3. Pinset 4. Senter 5. Sonde

3.5.2 Bahan Penelitian

1. Handscoon disposable 2. Masker 3. Kapas merk swallow 4. Alkohol 70 5. Betadin

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal di RSU H.Adam Malik, RSU Pirngadi, RS Haji, Klinik Bersalin Tri Putri, dan Klinik Bersalin Yakin Sehat. Skema alur penelitian mencari sampel yang sesuai dgn kriteria inklusi meminta kesediaan sampel untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar persetujuan memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner melakukan pemeriksaan klinis dengan indeks OHIS pencatatan hasil pemeriksaan analisis data Pemeriksaaan intra oral meliputi : 1. Indeks Higiene Oral yang Disederhanakan Simple Oral Hygiene Index Indeks higiene oral yang disederhanakan mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dan terdiri dari dua komponen : Indeks debris dan Indeks kalkulus. Kriteria skor untuk indeks kalkulus adalah sebagai berikut. : Tidak dijumpai kalkulus 1 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi 2 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga tapi belum melewati duapertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus subgingiva di sekeliling serviks gigi atau kedua-duanya. 3 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi atau kalkulus subgingiva mengelilingi serviks gigi atau kedua-duanya. Kriteria skor untuk indeks debris adalah sebagai berikut. : Tidak dijumpai debris atau stein 1 : Ada debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi atau adanya stein bercak ekstrinsik tanpa debris dengan tidak memperhitungkan perluasannya. 2 : Adanya debris lunak menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum sampai duapertiga permukaan gigi. 3 : Adanya debris lunak menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi. Skor Indeks hygiene Oral = Skor Debris – Skor Indeks Kalkulus Alat yang digunakan adalah kaca mulut, sonde dan prob. Setiap permukaan gigi dibagi secara horizontal atas sepertiga gingiva, sepertiga tengah, dan sepertiga insisal. Untuk mengukur skor indeks debris, sonde ditempatkan pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan ke arah sepertiga gingiva dan skor diberikan sesuai dengan kriteria diatas. Untuk mengukur indeks kalkulus, prob ditempatkan kedalam saku untuk merasakan adanya kalkulus subgingiva sedangkan untuk kalkulus subgingiva prob ditempatkan pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan kearah sepertiga gingiva dan skor diberikan sesuai kriteria diatas. Skor akhir Indeks Debris dan Kalkulus individu dihitung dengan membagi jumlah skor Indeks Debris dan Kalkulus dari semua gigi yang diperiksa dengan jumlah permukaan gigi yang diperiksa Vestibular dan Oral. Skor Indeks Debris dan Kalkulus dijumlahkan untuk mendapatkan skor Higiene Oral berdasarkan rumus berikut : Skor indeks debris = jumlah total skor debris seluruh gigi pada permukaan vestibular oral Jumlah permukaan gigi yang diperiksa Skor indeks kalkulus = jumlah total skor kalkulus seluruh gigi pada permukaan vestibular oral Jumlah permukaan gigi yang diperiksa Kemudian skor dimasukkan ke dalam 3 kategori untuk menentukan level kebersihan rongga mulut .

3.7 Analisis Data