Statistik Deskriptif Pembahasan Hasil Penelitian

4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk. 12.500 177.000 5 MYOR PT Mayora Indah Tbk. 100 4.500 Sumber: Penulis, 2012 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pada tahun 2009 perusahaan yang membagikan DPS dengan nilai yang tertinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk yaitu sebesar Rp.12.500 dan yang terendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp.93. Untuk harga saham, perusahaan yang mempunyai nilai yang tertinggi adalah PT Aqua Golden Mississipi Tbk yaitu sebesar Rp.244.800 dan yang terendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk yaitu sebesar Rp.3.550

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Tabel 4.6 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DPS 20 35.00 15000.00 2725.6500 4382.09514 HargaSaham 20 930.00 244800.00 54300.7500 69150.14481 Valid N listwise 20 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Tabel 4.6 menunjukkan bahwa baik variabel DPS maupun harga saham memiliki nilai minimum, nilai maksimum dan nilai rata-rata yang positif karena baik DPS maupun harga saham nilainya adalah positif. Berikut ini adalah perincian data deskriptif yang telah diolah: 1. Variabel DPS memiliki nilai minimum sebesar 35.00, nilai maksimum sebesar 150000, nilai rata-rata sebesar 2725.6500, dan standar deviasi sebesar 4382.09514 dengan jumlah sampel sebanyak 20. 2. Variabel Harga Saham memiliki nilai minimum sebesar 930.00, nilai maksimum sebesar 244800, nilai rata-rata sebesar 54300.7500, dan standar deviasi sebesar 69150.14481 dengan jumlah sampel sebanyak 20.

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual UNIVERSITAS SUMATRA UTARA berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dengan membuat hipotesis: H0 : Data residual berdistribusi normal H1 : Data residual tidak berdistribusi normal Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau H1 diterima. Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Sebelum Transformasi Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test HARGA SAHAM DPS N 20 20 Normal Parameters a,,b Mean 54300.7500 2725.6500 Std. Deviation 69150.14481 4382.09514 Most Extreme Differences Absolute .226 .284 Positive .226 .284 Negative -.220 -.270 Kolmogorov-Smirnov Z 1.009 1.269 Asymp. Sig. 2-tailed .260 .080 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal karena kedua variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 yaitu DPS sebesar 0.080 dan harga saham sebesar 0.260 yang berarti bahwa H0 diterima.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas. Dalam model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y. Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dari grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dengan variabel independen dividend per share DPS.

3. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model regresi berarti koefisien korelasi UNIVERSITAS SUMATRA UTARA yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson DW. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 − du Berikut ini hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 17: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .320 a .102 .053 67310.24917 2.467 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson Dw sebesar 2.467, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5, jumlah sampel n = 20, dan jumlah variabel independen k = 1, maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas du sebesar 1.410 dan nilai batas bawah dl sebesar 1.201. Jadi dapat dihitung nilai 4-dU= 2.589 dan 4- dL = 2.798. Oleh karena itu, nilai Dw lebih besar dari 2.467 dan lebih kecil dari 4 – 2.589 atau dapat dinyatakan bahwa 1.410 2.467 2.589 du d 4 – du. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

D. Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier adalah analisis hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, dengan menggunakan satu variabel. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

1. Analisis Regresi Linier

Tabel 4.10 Hasil Uji Regresi Linier Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 40538.876 17854.622 2.270 .036 DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas adalah sebagai berikut: Y = β + β 1 X + e Harga Saham = β + β 1 DPS + e dengan: β konstanta = 40538.876 β 1 koefisien regresi = 5.049 Maka diperoleh persamaan: Harga Saham = 40538.876 + 5.049 DPS + e Interpretasi dari persamaan di atas adalah sebagai berikut: UNIVERSITAS SUMATRA UTARA a. β = 40538.876 Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel DPS X=0, maka harga saham yang terbentuk adalah 40538.876 β 1 = 5.049 Koefisien regresi β 1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel DPS meningkat sebesar satu satuan, maka harga saham akan meningkat sebesar 5.049.

2. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .320 a .102 .53 67310.24917 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebesar 0.320, angka koefisien determinasi Adjusted R Square adalah 0,53. Hal ini berarti 53 variasi dari harga saham dijelaskan oleh variasi dari variabel independen, sedangkan sisanya 47 lagi dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya.

3. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Adapun prosedur pengujiannya sebagai berikut: 4. Menentukan hipotesis nol dan hopotesis alternative 5. Menentukan taraf signifikansi Taraf signifikansi menggunakan 0.05 6. Menentukan F hitung dan F tabel 7. Pengambilan keputusan F hitung ≤ F tabel jadi H diterima F hitung F tabel jadi H ditolak UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Tabel 4.12 Hasil uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.301E9 1 9.301E9 2.053 .169 a Residual 8.155E10 18 4.531E9 Total 9.085E10 19 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 Tabel 4.12 menunjukan F hitung adalah 2.053 , F tabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 yaitu df1 = k-1 atau 2-1= 1, dan df2 = n-k atau 20-1 = 19 di dapat Ftabel 4,381. Diperoleh 2,053 ≤ 4,381. Hal ini berarti H diterima yaitu deviden per share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham.

4. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t t test. Adapun hipotesis untuk uji t adalah sebagai berikut: Ha : Dividend Per Share DPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Uji t ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan: i. Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka Ha ditolak. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA ii. Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka Ha diterima. Tabel 4.13 Hasil uji T Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 40538.876 17854.622 2.270 .036 DPS 5.049 3.524 .320 1.433 .169 Sumber: Data yang diolah penulis, 2012 Dari uji t yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen dari uji t di atas, diperoleh nilai t hitung untuk DPS adalah 1.433 Sementara t tabel yang dihitung dengan ketentuan α = 5 dan derajat kebebasan n – 2 = 18 menghasilkan t α2 n – 2 = 1.101 Nilai t hitung 1.433 ini lebih besar dari nilai t tabel 1.101. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ha diterima atau dividend per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan secara statistik, dapat dilihat bahwa dividend per share DPS mempunyai pengaruh yang terhadap harga saham dan pengaruh tersebut teruji signifikan. Hal ini didasarkan pada hasil analisis koefisien korelasi dengan nilai koefisien korelasi R sebesar 0.320 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara variabel harga saham dengan variabel UNIVERSITAS SUMATRA UTARA independennya adalah kuat, serta hasil analisis koefisien determinasi Adjusted R Square dengan nilai 0.53 yang berarti 53 variasi dari harga saham dijelaskan oleh variasi dari variabel independen sedangkan sisanya 47 dijelaskan oleh variasi atau faktor lainnya. Selanjutnya, hasil peneltian ini diperkuat lagi dengan hasil pengujian hipotesis dengan uji t dimana variabel DPS mempunyai nilai signifikansi sebesar 1.433, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 dan nilai t hitung yang lebih besar daripada t tabel yang berarti bahwa Ha hipotesis bahwa dividend per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham diterima. Hasil ini mengindikasikan bahwa setiap kenaikan dividend per share DPS turut meningkatkan harga saham perusahaan emiten sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibagikan perusahaan emiten terbukti merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan para investor dalam berinvestasi yang selanjutnya mempengaruhi harga saham. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam bab empat, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hasil penelitian ini menunjukkan variabel independen yaitu dividend per share DPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham pada perusahaan barang konsumsi yang go public. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taranika 2009 menguji pengaruh dividen per share dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan go public di bursa efek indonesia. Periode penelitian adalah tahun 2005-2007. Berdasarkan hipotesis yang dilakukan dengan analisis korelasi diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial variabel earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham serta secara simultan baik variabel dividen per share dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan go public di BEI. Arief 2001 meneliti pengaruh earning per share dan dividen per share terhadap harga saham pada perusahaan go public di Indonesia. Berdasarkan penelitian hasil uji parsial yang diperoleh variabel earning per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan variabel dividend per share tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di Indonesia

1 37 98

Pengaruh Earning Per Share dan Dividend Per Share terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

12 85 93

Pengaruh Dividend Per Share Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 47 83

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PERBANKAN Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013.

0 2 14

ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2006 - 2008.

0 1 18

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2006 - 2008.

0 1 8

PENGARUH DIVIDEND PER SHARE DAN RETURN ON INVESTMENT TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2007.

0 0 10

PENGARUH DIVIDEN PER SHARE DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI :Studi Penelitian Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2005-2009.

0 1 30

Pengaruh Dividend Per Share dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada Perbankan Go Public.

0 0 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham - Pengaruh Dividend Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Go Public

0 0 16