Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumut

c. Pengobatan Medis Pasien memperoleh pengobatan dan perawatan medis. Pengobatan ini bertujuan untuk memulihkan kesehatan fisik pasien. Dilakukan secara terjadwal serta diperiksa oleh dokter. d. Latihan Fisik Selain pengobatan medis dan tradisional, pasien juga mendapatkan latihan fisik. Pasien mempunyai jadwal olahraga, senam, dan cross country jalan lintas alam.

4.1.2. Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Sumut

a. Sejarah Berdirinya Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” Pusat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA “Insyaf” PRSKPNI Sumatera Utara yang juga disebut dengan Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf” merupakan Unit Pelaksana Teknis UPT Direktorat Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA yang didirikan pada tahun 1977, yang kemudian resmi beroperasi pada tahun 1979. Pada mulanya Panti ini bernama Panti Rehabilitasi Sosial Anak Nakal dan Korban Narkotika PRS ANKN. Pada tahun 1994 kemudian berubah namanya menjadi Panti Sosial Pamardi Putra “Insyaf”. Pada awal pendiriannya hingga tahun 2008 PSPP “Insyaf” beralamat di Jl.Willem Iskandar No.377 Medan. Dalam Keputusan Menteri Sosial No.09HUK2008 tanggal 23 Januari 2008, dilakukan pemindahan lokasi PSPP “Insyaf” ke Desa Lau Bakeri, Kec.Kutalimbaru, Kab.Deli Serdang. Hal ini dilakukan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif. Visinya adalah UNIVERSITAS SUMATRA UTARA “Memberikan pelayanan yang berkualitas dan profesional”. Sedangkan misinya adalah : 1. Menetapkan standardisasi pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba. 2. Legislasi pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba. 3. Mengembangkan alternatif intervensi di bidang pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan narkoba. 4. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi pekerja sosial. 5. Membangun jaringan dengan dunia usaha. b. Kegiatan dan Proses Rehabilitasi Terhadap Penyalahguna NAPZA 1. Bimbingan a. Bimbingan Fisik Merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memelihara kesehatan fisik sebagai upaya stimulasi pertumbuhan dan perkembangan fungsionalitas terhadap kondisi objektif fisik pasien, stamina, menanamkan disiplin dalam memelihara kebersihan diri dan lingkungan, sehingga dapat menunjang pelaksanaan rehabilitasi bagi pasien. Kegiatannya meliputi pemenuhan kebutuhan pangan, pemenuhan kebutuhan pelayanan kebersihan dan kesehatan pribadi dan lingkungan, pemenuhan kebutuhan dasar, rujukan ke rumah sakit dan puskesmas. b. Bimbingan Mental Spiritual Merupakan serangkaian kegiatan yang diberikan kepada pasien sebagai upaya untuk menumbuhkan, mengembangkan, meningkatkan pengetahuan, sikap dan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA keterampilan yang mencakup bimbingan agama, budi pekerti, dan psikologis dalam kehidupan sehari-hari agar pasien berbudi luhur, sopan santun, bertingkah laku normatif, jujur, berdisiplin, dan memiliki rasa setia kawan. Disamping itu, meningkatkan kemampuan menjalankan ibadah agama, terbentuknya kondisi psikis, emosional, integritas, tanggungjawab, disiplin, dan sikap mental pasien, mampu berinteraksi sosial secara wajar. Kegiatan bimbingan mental antara lain religius class dan psikologi. c. Bimbingan Sosial Bimbingan sosial adalah upaya memulihkan dan mengembangkan tingkah laku yang positif, kemauan dan kemampuan pasien dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya. Bertujuan untuk memulihkan dan mengembangkan tingkah laku yang positif sehingga mampu bersosialisasi dengan teman, keluarga, orang tua dan lingkungannya. Kegiatan bimbingan sosial antara lain pertemuan informal, pertemuan kelompok kecil, dinamika kelompok, pertemuan akhir pekan, out bond dan sebagainya. d. Bimbingan Keterampilan Serangkaian kegiatan yang terencana memberikan bekal keterampilan kerja bagi pasien untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan keterampilan pasien agar dapat memiliki keterampilan kerja sesuai dengan bakat dan minatnya. Setelah pasien mengikuti bimbingan keterampilan selama satu tahun, mereka diharapkan dapat memanfaatkan potensinya sebagai modal hidup serta dapat mandiri secara sosial maupun ekonomi. Adapun jenis keterampilan antara lain keterampilan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA montir mobil, keterampilan montir sepeda motor, keterampilan elektronika, keterampilan komputer, peternakan kambing etawa. 2. Resosialisasi Resosialisasi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Dengan kata lain, resosialisasi dapat didefinisikan sebagai pemasyarakatan kembali, yaitu segala upaya yang bertujuan untuk membaurkan kembali pasien ke dalam lingkungan sosialnya. 3. Kunjungan Keluarga Home Visit Home visit merupakan kegiatan mengunjungi keluarga pasien untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien, khususnya mereka yang mempunyai masalah yang harus diselesaikan dengan keluarganya.

4.2. Analisis Univariat

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014

1 65 88

Analisis Usaha Pengolahan Batu Bata di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Pagar Merbau)

29 221 76

Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Faktor Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Serbangan Kabupaten Asahan

3 52 118

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2012).

0 4 18

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN MOTIVASI KONSULTASI GIZI PADA PASIEN HIPERTENSI Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Motivasi Konsultasi Gizi pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Gizi RSUD Dr.Moewardi.

0 0 18

Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. NAPZA 2.1.1. Pengertian NAPZA - Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 38

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 19