Pencegahan Kekambuhan Kembali Kambuh Kembali

d. Kehilangan kontrol perilaku - ketidakmampuan untuk mengendalikan pemikiran, emosi, dan penilaian. Tahap ke-11 : Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan Kembali ke penggunaan alkohol atau obat-obatan dan cepat kehilangan kontrol. Beberapa gejala sebagai berikut : a. Mencoba mengendalikan penggunaannya - berencana untuk menggunakan karena sosial atau jangka pendek. b. Kecewa, malu dan rasa bersalah - penggunaan alkohol dan obat tidak menghasilkan hasil yang diinginkan dan kekecewaan diikuti dengan rasa malu dan rasa bersalah karena kambuh. c. Hilangnya kontrol - alkohol dan kimia, penggunaan narkoba di luar kendali. d. Hidup dan masalah kesehatan - kualitas hidup merosot sebagai masalah berat dengan hubungan, pekerjaan, keuangan, kesehatan mental dan fisik sehingga memerlukan perawatan profesional.

2.4.4. Pencegahan Kekambuhan Kembali

Pencegahan kekambuhan kembali adalah suatu metode yang sistematik bagi penyalahguna yang sedang pulih, untuk mengenal dan mengelola munculnya kembali perilaku adiktif. Tujuan program pencegahan kekambuhan kembali, meliputi : a. Mengembangkan keterampilan untuk mengatasi situasi risiko tinggi, b. Mengidentifikasi tanda-tanda peringatan munculnya kekambuhan, c. Mengubah gaya hidup penyalahguna NAPZA menjadi gaya hidup sehat, dan UNIVERSITAS SUMATRA UTARA d. Meningkatkan kegiatan-kegiatan yang produktif. Pencegahan kekambuhan harus menjadi bagian dari upaya pemulihan. Penyalahguna NAPZA yang telah pulih harus diajarkan keterampilan untuk mengatasi masalah. Adapun kegiatan pencegahan kekambuhan antara lain : 1. Pemulihan fisik a Perawatan aspek medik dan kesehatan b Kebiasaan makan yang sehat c Latihan relaksasi d Tidur teratur e Kegiatan rekreasi 2. Pemulihan psikologis dan perilaku a Membangun citra diri b Mengembangkan nilai-nilai, seperti kejujuran c Mengikuti kegiatan yang teratur dan terencana d Bekerja tepat waktu e Mengambil tanggung jawab dan mengelolanya 3. Pemulihan sosial a Menyediakan waktu dengan keluarga dan teman-teman b Pergi bersama anggota keluarga c Makan bersama anggota keluarga d Mengambil peran tertentu UNIVERSITAS SUMATRA UTARA 4. Pemulihan rohani Meningkatkan nilai-nilai moral dan spiritual. Penyalahguna NAPZA yang telah selesai mengikuti terapi atau rehabilitasi harus tetap mengikuti program pemulihan dan mengerjakan latihan atau tugas yang diberikan setiap hari selama sisa hidupnya. Jika tidak, dapat terjadi kekambuhan. Ada perjanjian antara penyalahguna NAPZA dan tempat terapi atau rehabilitasi setelah selesai terapi, agar ia mengikuti program rawat lanjut. Ia harus secara teratur menghadiri pertemuan kelompok pendukung, beroleh dukungan dan berpartisipasi aktif. Ia harus dilatih cara mengatasi rasa rindu dan mencegah kekambuhan. Orang tua pun harus memahami masalah itu dan turut membantu anak mengidentifikasi gejala kekambuhan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan penyalahguna NAPZA yang sedang pulih agar tidak kambuh : a. Mengelola perasaannya secara sehat Cara : membiarkan perasaan itu muncul, menarik napas panjang beberapa kali, mencurahkan perasaan, mengecek perasaannya dengan kenyataan, tidak mempersalahkan orang lain atau keadaan, menuliskan perasaannya, tidak mengasihani diri sendiri, mengubah cara pandang, melakukan sesuatu yang positif dan menyenangkan. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA b. Menghadapi persoalan secara konstruktif Cara : tidak lari dari masalah, meletakkan masalah secara proporsional, membicarakannya, mendahulukan pemulihannya, menerima tanggung jawab dan tidak menyalahkan orang lain, membagi persoalan ke dalam beberapa langkah kecil, menunggu, dan meminta dukungan. c. Menghindari situasi berisiko tinggi Ia harus menghindari situasi berisiko tinggi, yaitu orang, tempat, benda, dan suasana yang berkaitan dengan pemakaian NAPZA di masa lalu. d. Mengatasi situasi risiko tinggi Jika tidak dapat menghindarkan diri dari situasi berisiko tinggi, penyalahguna terpaksa menghadapinya dengan pendampingan, menghubugi kelompok pendukung sebelum pergi ke tempat itu, dan meninggalkan segera tempat itu. e. Mengenal tanda-tanda peringatan munculnya kekambuhan Keluarga perlu terlatih mengenal tanda-tanda peringatan munculnya kekambuhan. Mereka harus menolong penyalahguna dengan memperingatkannya ketika tanda-tanda itu muncul.

2.5. Landasan Teori

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Pekan Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2014

1 65 88

Analisis Usaha Pengolahan Batu Bata di Kabupaten Deli Serdang (Studi Kasus : Desa Tanjung Mulia, Kecamatan Pagar Merbau)

29 221 76

Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Faktor Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Serbangan Kabupaten Asahan

3 52 118

Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perkonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB

4 70 129

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA (ANALISIS DATA SDKI 2012).

0 4 18

HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN MOTIVASI KONSULTASI GIZI PADA PASIEN HIPERTENSI Hubungan Faktor Internal dan Faktor Eksternal dengan Motivasi Konsultasi Gizi pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Gizi RSUD Dr.Moewardi.

0 0 18

Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. NAPZA 2.1.1. Pengertian NAPZA - Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 38

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 8

Hubungan Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Dengan Kekambuhan Kembali Pasien Penyalahguna NAPZA Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

0 0 19