47
luasnya tidak lebih dari 100 Ha sedangkan di atas 100 Ha, tetap pada
kewenangan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI.
2. Prosedur Permohonan dan Pemberian Hak Guna Usaha Pertama Kali
Kegiatan dan pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama meliputi : a. Pengumpulan dan pengelolaan data fisik ;
b. Pengumpulan dan pengolahan data yuridis serta pembukuan haknya; c. Penerbitan sertipikat;
d. Penyajian data fisik dan data yuridis; e. Penyimpanan daftar umum dan dokumen.
66
Pendaftaran Tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran Tanah yang dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah
secara sporadik. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua objek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desakelurahan. Pendaftaran ini diselenggarakan atas prakarsa Pemerintah. Sedangkan
pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian
wilayah suatu desakelurahan secara individual atau massal. Pendaftaran ini dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan yaitu pihak yang berhak
atas objek pendaftaran tanah yang bersangkutankuasanya.
67
Sesuai Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 juncto Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor
66
Boedi Harsono , Hukum Agraria Indonesia – Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid 1–Hukum Tanah Nasional, Jakarta : Djambatan, 2005, hlm.
487.
67
Ibid., hlm. 474-475.
Universitas Sumatera Utara
48
1 Tahun 2011 bahwa sebelum mengajukan permohonan hak maka pemohon terlebih dahulu harus mengajukan permohonannya secara tertulis kepada Kepala Kantor
Pertanahan. Permohonan tersebut harus memuat keterangan tentang : a. Diri pemohon
1. Akta Notaris atau PeraturanKeputusan tentang Pendirian Badan Hukum. a. Jika Badan Hukum tersebut berbentuk PerseroanTerbatas, permohonan
tersebut dilengkapi : 1.Surat Keputusan Menteri Kehakiman tentang Pengesahan Badan
Hukum; 2.Tambahan Berita Negara yang memuat atau mengumumkan Akta
Pendirian Badan Hukum. 2. Surat Referensi Bank Pemerintah, yang menunjukkan bonafiditas
Pemohon. 3. Studi kelayakan atau Proyek Proposal atau Rencana dalam mengusahakan
tanah perkebunan yang dilegalisir oleh Dinas Perkebunan Disbun Propinsi.
4. Surat Pernyataan tersedianya tenaga ahli yang berpendidikan dan berpengalaman dalam pengusahaan perkebunan disertai riwayat hidupnya.
b. Tanah yang Dimohon. 1. Surat Keterangan Pendaftaran tanah SKPT dari Kantor Pertanahan
KabupatenKotamadya setempat, jika mengenai tanah Hak ; 2. Bila mengenai tanah adatgarapan masyarakat ;
3. Bukti Perolehan hak Pembebasan atau Jual Beli ; 4. Gambar Situasi atau Surat Ukur yang dibuat oleh Kantor Pertanahan
KabupatenKotamadya atau Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi setempat.
5. Rekomendasi dari PejabatInstansi yang terkait, misalnya : a. Dinas Perkebunan
b. Dinas Kehutanan c. Dinas Pertanian bila tanah yang dimohon merupakan kawasan
hutantanah Pertanian. 6. Fatwa Tata Guna Tanah yang dibuat oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Propinsi. 7. Pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Propinsi, apabila tanah yang dimohon merupakan tanah negara yang belum diusahakan sebagai perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
49
Pada saat mengajukan permohonan, pemohon harus melampirkan hal-hal sebagaimana
yang dijelaskan
dalam Pasal
19 Peraturan
Menteri Negara
AgrariaKepala BPN Nomor 9 Tahun 1999, yaitu : a. foto copy identitas permohonan atau akta pendirian perusahaan yang telah
memperoleh pengesahan dan telah didaftarkan sebagai badan hukum; b. rencana pengusahaan tanah jangka pendek dan jangka panjang.
c. izin lokasi atau surat izin penunjukan penggunaan tanah atau sura izin pencadangan tanah sesuai dengan Rencana tata ruang Wilayah;
d. bukti pemilikan dan atau bukti perolehan tanah berupa pelepasan kawasan hutan dari instansi yang berwenang, akta pelepasan bekas tanah milik adat
atau suratsurat bukti perolehan tanah lainnya; e. persetujuan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN atau PenanamanModal
Asing PMA atau surat persetujuan dari Presiden bagi Penanaman Modal Asing tertentu atau surat persetujuan prinsip dari Departemen Teknis bagi non
Penanaman Modal Dalam Negeri atau Penanaman Modal Asing; f. surat ukur apabila ada.
Mengenai syarat izin lokasi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 19 huruf c prosedur untuk mendapatkan izin lokasi tersebut diatur dalam Pasal 6
Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 tahun 1999 tentang Izin Lokasi.
Sedangkan tata cara pemberian Hak Guna Usaha secara jelas telah diatur dalam Pasal 20 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 9 tahun 1999.
Dalam Pasal 20 ayat 1 disebutkan bahwa : ”permohonan Hak Guna Usaha diajukan kepada Menteri melalui Kepala Kantor Wilayah, dengan tembusan kepada Kepala
Kantor Pertanahan yang daerah kerjanya meliputi letak tanah yang bersangkutan”. Sedangkan dalam Pasal 20 ayat 2 dijelaskan bahwa ”apabila tanah yang dimohon
terletak dalam lebih dari satu daerah KabupatenKotamadya,maka tembusan
Universitas Sumatera Utara
50
permohonan disampaikan kepada masing-masing Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan”.
Pasal 20 ayat 1 menjelaskan bahwa pemohon harus mengajukan permohonan kepada Menteri, bukan kepada Kepala Kantor Wilayah. Artinya, Kepala
Kantor Wilayah bukanlah pejabat yang berhak memberikan jawaban langsung atas permohonan yang diajukan oleh calon pemegang Hak Guna Usaha. Dalam Pasal 20
ayat 2 sebagaimana disebutkan di atas bahwa calon pemegang hak dimungkinkan mengajukan permohonan atas beberapa areal tanah yang tersebar ditempat berbeda,
namun permohonan yang ditujukan kepada Menteri melalui Kepala Kantor Wilayah harus disampaikan tembusannya kepada Kepala Kantor Pertanahan di daerah masing-
masing tempat areal tanah itu berada. Keputusan diterima atau ditolaknya permohonan calon pemegang hak tetap berada pada Menteri dan akan disampaikan
kepada pemohon melalui surat tercatat atau dengan cara lain yang menjamin sampainya keputusan tersebut kepada pihak yang berhak sebagaimana diatur dalam
Pasal 31 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 9 tahun 1999. Prosedur pemberian HGU tersebut, dimulai dengan pengajuan permohonan
dari perusahaan yang bersangkutan kepada Kepala BPN RI melalui Kakanwil Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi, selanjutnya dilakukan kegiatan sebagai
berikut : a. Pengukuran kadasteral atas tanah yang dimohon dengan biaya tertentu yang
didasarkan pada luas bidang tanah yang dimohon. Pelaksana pengukuran sesuai dengan kewenangannya, dan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Universitas Sumatera Utara
51
Menteri Negara Agraria PMNA Keputusan Badan Pertanahan Nasional KBPN No. 3 Tahun 1997 tentang ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yaitu Pasal 77 ayat 2 yang berbunyi: yakni seluas 10 Ha oleh Kantor Pertanahan, seluas 10 –
1000 Ha oleh Kanwil BPN Provinsi dan lebih dari 1000 Ha oleh BPN Pusat, hasilnya berupa Peta Pendaftaran Tanah dan Surat Ukur.
b. Permohonan yang diajukan ke Kanwil apabila luas tanahnya lebih dari 1000 Ha, maka disampaikan permohonannya ke BPN RI, untuk diukur. Dalam
praktek luas tanah diatas 1000 Ha ada yang dimintakan pendelegasian pengukurannya oleh Kanwil dengan meminta surat pelimpahan kewenangan
dari BPN RI. c. Setelah keluar peta bidang tanah sebagai hasil dari Pengukuran dan telah
dipenuhi syarat-syarat lainnya sesuai dengan ketentuan PMNA No. 9 Tahun 1999 maka oleh Kanwil akan dilaksanakan penelitian berkas data yuridis
dan objek bidang tanahnya data fisik yang dilakukan oleh Panitia Pemeriksa Tanah B, sesuai dengan peraturan KBPN No. 7 Tahun 2007 tentang Panitia
Pemeriksa Tanah. d. Setelah terdapat kesesuaian data fisik
68
dan data yuridis
69
dan tidak ada lagi permasalahan
menyangkut penguasaan
dan pengusahaan
tanahnya
68
Data Fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan diatanya.
69
Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah atau satuan rumah susun yang didaftar, pemengan haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya.
Universitas Sumatera Utara
52
sebagaimana hasil pemeriksaan tanah B, yang dituangkan dalam risalah Panitia Tanah B, maka dilanjutkan dengan proses penerbitan Surat Keputusan
Pemberian HGU oleh pejabat yang berwenang, berdasarkan Peraturan KBPN RI No. 1 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas
Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah Tertentu, yakni seluas kurang dari 100 Ha oleh Kakanwil BPN Provinsi dan lebih dari 100 Ha oleh Kepala BPN RI.
e. selanjutnya Surat Keputusan Pemberian HGU didaftarkan ke kantor Pertanahan dengan membayar biaya pendaftaran dan menunjukkan bukti
pembayaran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB sesuai dengan isi dari Surat Keputusan yang diterbitkan. Selanjutnya Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten akan menerbitkan sertifikat Hak Guna Usaha.
3. Prosedur Permohonan Perpanjangan dan Pembaharuan Hak Guna Usaha