68
1. Pengertian Pendaftaran
Dalam kaitannya dengan perihal kepastian hukum hak atas tanah, dalam Penjelasan Umum UUPA antara lain disebutkan
81
: “Usaha yang menuju kearah kepastian hak atas tanah ternyata dari ketentuan
dari pasal-pasal yang mengatur pendaftaran tanah. Pasal 23, 32 dan 38 ditujukan kepada para pemegang hak yang bersangkutan, dengan maksud agar
mereka memperoleh kepastian tentang haknya itu. Sedangkan pasal 19 ditujukan kepada Pemerintah sebagai suatu instruksi, agar diseluruh wilayah
Indonesia diadakan pendaftaran tanah yang bersifat rechtskadaster, artinya yang bertujuan menjamin kepastian hukum. Adapun pendaftaran itu akan
diselenggarakan dengan mengingat pada kepentingan serta keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu-lintas sosial ekonomi dan kemungkinan-
kemungkinannya dalam bidang personil dan peralatannya. Oleh karena itu maka akan didahulukan penyelenggaraannya dikota-kota untuk lambat laun
meningkat pada kadaster yang meliputi seluruh wilayah Negara. Sesuai dengan tujuannya yaitu akan memberikan kepastian hukum maka pendaftaran
itu diwajibkan bagi para pemegang hak yang bersangkutan, dengan maksud agar mereka memperoleh kepastian tentang haknya itu. Sedangkan pasal 19
ditujukan kepada Pemerintah sebagai suatu instruksi; agar diseluruh wilayah Indonesia diadakan pendaftaran tanah yang bersifat rechts- kadaster, artinya
yang bertujuan menjamin kepastian hukum. Adapun pendaftaran itu akan diselenggarakan dengan mengingat pada kepentingan serta keadaan Negara
dan masyarakat, keperluan lalu-lintas sosial ekonomi dan kemungkinan- kemungkinannya dalam bidang personil dan peralatannya. Oleh karena itu
lambat laun meningkat pada kadaster yang meliputi seluruh wilahah Negara. Sesuai dengan tujuannya yaitu akan memberikan kepastian hukum maka
pendaftaran itu diwajibkan bagi para pemegang hak yang bersangkutan. Jika tidak diwajibkan maka diadakannya pendaftaran tanah, yang terang akan
memerlukan banyak tenaga, alat dan biaya itu, tidak akan ada artinya sama sekali”.
Dari Penjelasan Umum UUPA tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendaftaran tanah itu merupakan kewajiban, baik bagi pemegang hak atas tanah
maupun bagi pemerintah. Dengan kata lain bahwa perwujudan kepastian hukum hak-
81
Sudjito, PRONA Pensertifikatan Tanah Secara Massal dan Penyelesaian Sengketa Tanah yang Bersifat Strategis, Yogyakarta : Liberty, 1987, hlm. 3.
Universitas Sumatera Utara
69
hak atas tanah diseluruh wilayah Indonesia menjadi tanggung jawab Bangsa Indonesia dan Pemerintah Indonesia.
Pendaftaran tanah menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah
“rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan
dan teratur,
meliputi pengumpulan,
pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis,
dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan- satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya”.
Pengertian Pendaftaran menurut Harun Al Rashid, berasal dari kata cadastre bahasa Belanda Kadaster suatu istilah teknis untuk suatu record rekaman ,
menunjukkan kepada luas, nilai dan kepemilikan atau lain-lain atas hak terhadap suatu bidang tanah
82
. Sedangkan pengertian Pendaftaran Tanah menurut Boedi Harsono, adalah :
“Suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh NegaraPemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa pengumpulan keterangan atau data tertentu
mengenai tanah-tanah tertentu yang ada di wilayah-wilayah tertentu, pengolahan, penyimpanan, dan penyajiannya bagi kepentingan rakyat, dalam
rangka menjamin jaminan kepastian hukum di bidang pertanahn, termasuk penerbitan tanda bukti dan pemeliharaannya”.
83
Berdasarkan pengertian tersebut, pendaftaran tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran
tanah. Pendaftaran Tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran tanah yang
82
Harun Al Rashid, Sekilas TentangJual Beli Ttanah berikut peraturan-peraturan, Jakarta, Ghalia Indonesia,1986, hlm. 82.
83
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia,Jilid I Hukum Tanah Nasional, Jakarta : Djambatan, 2003, hlm. 72.
Universitas Sumatera Utara
70
dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan PP No.10 tahun 1961 atau PP No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah. Sedangkan
pemeliharaan data pendaftaran tanah merupakan kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar
nama, surat ukur, buku tanah, dan sertipikat karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.
Jadi kegiatan pendaftaran tanah itu, meliputi : a. Bidang fisik, yaitu pengukuran, pemetaan dan pembukuan yang menghasilkan
peta-peta pendaftaran dan surat ukur. b. Bidang yuridis, yaitu pendaftaran hak-hak atas tanah,peralihan hak dan
pendaftaran atau pencatatan dari hak-hak lain baik hak atas tanah maupun jaminan serta beban-beban lainnya.
c. Penerbitan surat tanda bukti hak sertipikat.
2. Azas dan Tujuan Pendaftaran Tanah