Chairani Bustami, SH, SpN, MKn 2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum Dr. Dedi Harianto, SH, MHum 4. Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn

Telah diuji pada Tanggal : 14 Juni 2012 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN Anggota :

1. Chairani Bustami, SH, SpN, MKn 2. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum

3. Dr. Dedi Harianto, SH, MHum 4. Dr. Syahril Sofyan, SH, MKn

Universitas Sumatera Utara SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : MURSIL Nim : 097011115 Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU Judul Tesis : JAMINAN KEPASTIAN HUKUM PEMBERIAN PERPANJANGAN HAK GUNA USAHA DI KABUPATEN ACEH UTARA Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat. Medan, Yang membuat Pernyataan Nama : MURSIL Nim : 097011115 Universitas Sumatera Utara i ABSTRAK Dalam Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 pada Pasal 28 ayat 1 menyebutkan hak guna usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan. Masalah perpanjangan atau pembaharuan hak guna usaha ini diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 40 tahun 1996, pasal 10 angka 1 menyebutkan permohonan perpanjangan jangka waktu Hak Guna Usaha atau pembaharuannya di ajukan selambat-lambatnya dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu hak guna usaha tersebut. Akan tetapi kenyataannya Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tidak memproses pemberian perpanjangan Hak Guna Usaha jangka waktu Hak Guna Usaha yang permohonan perpanjanganpembaharuan jangka waktu Hak Guna Usahanya masih diatas dua tahun lagi dan akan berakhir haknya. Hal ini tentunya menimbulkan permasalahan bagi pemilik hak guna usaha yang akan melakukan perpanjangan haknya. Maka yang dijadikan permasalahan didalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pemberian perpanjangan dan pembaharuan hak guna usaha di Kabupaten Aceh Utara, bagaimana hak investor atas aset-aset dan investasi diatas hak guna usaha jika ternyata permohonan perpanjangan jangka waktu hak guna usaha tersebut benar-benar tidak dapat dilanjutkan, dan bagaimana hal-hal yang dapat mempermudah perpanjangan dan pembaharuan hak guna usaha. Penelitian yang digunakan dalam penulisan ini bersifat deskriptif analitis dengan pendekatan secara yuridis normatif. Sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan pihak terkait. Sedangkan analisis datanya menggunakan data kualitatif. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan pemberian perpanjangan dan pembaharuan hak guna usaha di Kabupaten Aceh Utara mengacu pada Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan, dimana permohonan perpanjangan jangka waktu berlakunya hak guna usaha hanya dapat diajukan dalam tenggang waktu 2 dua tahun sebelum berakhirnya jangka waktu, jika tidak, maka Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tidak akan memproses pengajuan permohonan tersebut. Sedangkan hak-hak investor atas aset-aset dan investasi diatas hak guna usaha yang permohonan perpanjangan jangka waktu Hak Guna Usaha nya tidak dapat dilanjutkan maka segala aset yang dimiliki oleh pemilik hak atas tanah sebelumnya berupa bangunan dan benda lain yang berada di atasnya, harus dibongkar. Salah satu hal yang dapat mempermudah perpanjangan dan pembaharuan hak guna usaha antara lain adalah tanahnya masih diusahakan dengan baik sesuai dengan keadaan, sifat dan tujuan pemberian hak tersebut. Kata Kunci : Jaminan Kepastian Hukum, Hak Guna Usaha. Universitas Sumatera Utara ii ABSTRACT In the UUPA Land Act No. 51960, Article 28, paragraph 1, it is stated that the leasehold is an action to cultivate land owned by the government in a certain period as it is stated in Article 29 for farming, fishery, and stock breeding. Any problem with the license of the extension and the renewal of this leasehold is regulated in the Government Regulation No. 401996, Article 10, paragraph 1 which states that the request for the extension and the renewal of the leasehold should be filed at least two years before the leasehold expires. In reality, the Indonesian National Land Board does not process the license of the extension of the leasehold according to the government regulation above. This condition has caused the problem for the leaseholders who want to extend their leaseholds. Besides that, the problem comes from the people around the area who reject the extension of the leasehold. Therefore, the problems in this research were as follows: how the implementation of giving the license of the extension and the renewal of the leasehold in North Aceh District was, how about the investors’ rights on their assets and investment infrastructures on the leasehold if the extension of the leasehold was stuck, and what other things which could facilitate the extension and the renewal of the leasehold. This research was descriptive analytic, using judicial normative approach. The data were gathered by conducting library research and interviews with related parties and analyzed by using qualitative data. The results of the analysis showed that the implementation of giving the license of the extension and the renewal of leasehold in North Aceh District was referred to the Decree of the Agrarian State MinisterHead of the National Land Board No. 91999 on the Procedures of Giving and Terminating the Rights of State Land and the Rights of Cultivating in which the request of the extension the leasehold should be filed at least two years before the due date; otherwise, the National Land Board will not process the request. Meanwhile, the assets and the investment infrastructures of the investors should be eliminated. One of the thing which can facilitate the license of the extension and the renewal of the leasehold is that the cultivated land is in good condition according to the circumstances, the nature, and the purpose of the license. Keywords: Guarantee for Legal Certainty, Leasehold Universitas Sumatera Utara iii KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahiim Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan lahir batin kepada penulis sehingga dapat menjalani dan menyelesaikan studi di Program Magister Kenotariatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Untuk mencapai gelar Magister Kenotariatan inilah, penulis membuat suatu karya ilmiah yang berjudul “Jaminan Kepastian Hukum Pemberian Perpanjangan Hak Guna Usaha di Kabupaten Aceh Utara”. Juga tidak lupa Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang selalu menjadi suri tauladan dan yang syafa’atnya selalu diharapkan seluruh umatnya. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan penghargaan dan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, saran dan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Ucapan terimakasih ini penulis tujukan kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc CTM, Sp.AK