ketika musim turis, anda dapat melihat pantai-pantai bersih, namun sebenarnya itu tidak benar-benar bersih, karena mereka mengumpulkan dan menyembunyikannya
di suatu tempat; mungkin akan lebih baik jika mereka mendaur ulang sampah- sampah dan tidak menyembunyikannya seperti yang saya katakana tadi, karena
tidak enak melihat situasi seperti saat ini, sampah-sampah mengotori danau, dan tentu saja kita tidak ingin berenang diantara sampah-sampah.”
4.4.45. AdaTidaknya Budaya Asing yang Masuk Disebabkan Kedatangan Wisatawan Asing ke Tuktuk
Tabel 4.83. Ada Tidaknya Budaya Asing yang Masuk Disebabkan
Kedatangan Wisatawan Asing ke Tuktuk No Ada tidaknya budaya asing yang masuk
disebabkan kedatangan wisatawan asing ke Tuktuk
Frekuensi
1 Ada
92 98.9
2 Tidak Ada
1 1.1
Jumlah 93
100 Sumber: Data hasil penelitian
Mayoritas responden yaitu 98,9 menjawab bahwa dengan datangnya wisatawan asing yang berkunjung ke daerah wisata ini, sedikit-banyaknya ada
budaya asing yang masuk yaitu berupa: bahasa-bahasa asing, gaya berpakaian, gaya hidup barat, gaya berbicara, aksen, bahasa slang, mode, kemajuan teknologi.
Dari hasil wawancara, D. Tamba menyatakan dengan datangnya wisatawan mancanegara, maka “Perubahan positif yang terjadi adalah lingkungan yang
semakin bersih, karena kebiasaan wisatawan-wisatawan mancanegara berwisata,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tetap dengan menjaga kebersihan dan keindahan alam misalnya tidak memetik tanaman dengan sembarangan, membuang sampah pada tempatnya, dll. Dari segi
negatif, gaya hidup anak muda yang sudah mulai terpengaruhi dengan gaya hidup barat, seperti budaya minum minuman keras, nongkrong,
dsb.” Sedangkan Tiresma Sianipar saat diwawancarai mengemukakan pendapatnya
“Perubahan signifikan yang terjadi di Tuktuk ini antara lain cara berpakaian yang lebih berani mengekspresikan diri, lebih meniru orang Barat bagi sebahagian
anak muda, tata tertib yang meningkat, kebiasaan on-time, kebersihan yang terjaga dibawa oleh turis-turis asing yang datang dan menjaga kebersihan dengan baik,
cara berpikir yang lebih maju, hampir menghilangnya tradisi orang Batak untuk menikahi paribannya, dan orientasi untuk menikahi orang Barat; namun hal yang
paling tidak saya sukai adalah warga di sini, terutama anak-anak muda, mulai tidak menganggap pendidikan sebagai suatu hal yang penting dan mendasar, karena
sudah terlena dengan mudahnya bekerja sebagai pemandu wisata misalnya, padahal banyak diantara mereka yang menguasai beberapa bahasa asing dengan
baik, namun yang disayangkan, tidak memahaminya secara teoritis dan dari segi tata bahasanya.” Sedangkan perihal perubahan dari sisi perilaku, D. Tamba
mengatakan “Masyarakat di daerah Tuktuk ini sudah cenderung disiplin perihal waktu; ini adalah
sebuah hal yang agak berbeda dari masyarakat Batak yang pada umumnya sering tidak tepat waktu, sampai ada istilah ‘jam Batak’ kalau sudah
ada orang Batak yang datang tidak tepat waktu. Masyarakat di daerah ini juga sopan dan ramah serta dengan sabar menerangkan dan memandu jika ada hal-hal
yang ingin diketahui oleh wisatawan asing perihal adat istiadat atau sejarah suatu objek wisata, agar di kemudian hari pada saat wisatawan kembali ke negaranya, ia
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
bisa menganjurkan teman di negaranya untuk berkunjung ke Tuktuk, atau paling tidak, suatu hari wisatawan itu sendiri tertarik untuk berkunjung kembali ke
Tuktuk,” sedangkan Tiresma Sianipar memaparkan sisi lainnya, yaitu bahwa “Anak-anak muda yang berprofesi sebagai tour guide memiliki kebiasaan baru,
kebiasaan party all night long dan minum-minum bir yang sebenarnya bukan kebiasaan asli masyarakat yang rata-rata terdiri dari suku Batak.”
4.4.46. Karakteristik Responden Berdasarkan Keinginan untuk Mengidentifikasi Meniru, Misalnya Penampilan Fisik ataupun Gaya
Hidup Wisatawan Asing Tersebut
Tabel 4.84. Karakteristik Responden Berdasarkan Keinginan untuk
Mengidentifikasi Meniru, Misalnya Penampilan Fisik ataupun Gaya Hidup Wisatawan Asing Tersebut
No Adanya keinginan responden untuk mengidentifikasi meniru, misalnya
penampilan fisik ataupun gaya hidup wisatawan asing tersebut
Frekuensi
1 Ya
37 39.8
2 Tidak
56 60.2
Jumlah 93
100 Sumber: Data hasil penelitian
Sebesar 39,8 responden menyatakan berusaha mengidentifikasi meniru, misalnya penampilan fisik ataupun gaya hidup wisatawan asing dan 60,2 lainnya
menjawab tidak.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
4.4.47. Karakteristik Responden Berdasarkan Ketertarikannya terhadap Budaya Asing