Perubahan pada Masyarakat yang Berdomisili pada Daerah Tujuan Wisata

h. Munculnya neo-kolonialisme atau neo-imperialisme i. Pariwisata menjadi wahana eksploitasi dari negara-negara maju negara asal wisatawan terhadap negara-negara berkembang daerah tujuan wisata j. Terjadinya pengerusakan lingkungan baik karena pembangunan prasarana dan sarana pariwisata maupun karena ulah pengunjung atau tangan-tangan jahil.

2.4. Perubahan pada Masyarakat yang Berdomisili pada Daerah Tujuan Wisata

Pada penelitian yang dilakukan oleh I Nyoman Erawan 1989:34 masyarakat yang berdomisili di daerah tujuan wisata memiliki dua pengaruh, yaitu pengaruh sosial dan pengaruh ekonomi

1. Pengaruh sosial

Pengaruh pariwisata dalam bidang sosial yang terpenting ialah pada gaya hidup masyarakatnya atau penduduk di daerah penerima wisatawan tersebut sebagai akibat adanya kontak langsung secara terus menerus antara penduduk setempat dengan para wisatawan tersebut. Keadaan seperti ini disebut sebagai efek demonstratif demonstrative effect yang dalam hal ini bisa diartikan dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu perubahan sikap, nilai-nilai atau tingkah laku yang diakibatkan hanya karena sering-seringnya masyarakat setempat bergaul dan melihat pola hidup wisatawan tersebut di daerah yang dikunjungi. Pengaruhnya yang paling mudah dan sering sering terlihat adalah pola konsumsi masyarakat lokal yang cenderung berubah dan meniru pola Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara konsumsi para wisatawan tersebut. Selanjutnya kadang-kadang dikatakan bahwa efek demonstratif yang terjadi pada penduduk setempat tersebut mempunyai pengaruh yang dapat menolong mereka-mereka ini untuk bekerja lebih keras, agar mereka dapat memperbaiki standar hidupnya. Namun berlawanan dengan pendapat ini dinyatakan bahwa kemakmuran ataupun kemewahan yang ditunjukkan oleh para wisatawan tersebut di tengah-tengah kemiskinan penduduk lokal, dapat menimbulkan rasa sakit hati atau dendam, hingga hal ini sering-sering menimbulkan tindak kejahatan. Pandangan yang lain menyatakan bahwa pencampuran social antara wisatawan dan penduduk local menimbulkan situasi harga-menghargai goodwill di antara bangsa-bangsa dan dapat membina saling pengertian yang lebih baik mengenai kebudayaan dan persahabatan di antara mereka. Keadaan ini kemungkinan hanya benar di negara-negara yang jumlah wisatawannya yang datang ke daerah itu relatif jarang. Akan tetapi bila jumlah wisatawan yang datang ke daerah itu sudah berlebih-lebihan maka selera dan kebiasaan dari para wisatawan dapat dipandang sebagai suatu penjajahan oleh penduduk lokal, karena mereka merasa cara hidupnya dirongrong. Selain daripada itu adanya pembangunan pariwisata pada beberapa daerah berarti sumber-sumber yang biasanya digunakan oleh penduduk setempat sekarang harus dibagi dengan para wisatawan, hingga situasi demikian ini dapat menimbulkan benih-benih sakit hati, khususnya pada masyarakat setempat yang merasa tidak diuntungkan secara langsung oleh adanya kegiatan pariwisata itu. Meningkatnya benih-benih dendam tersebut dapat diharapkan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara terjadi pada penduduk setempat pada saat sumber-sumber yang disebut sebagai sumber milik umum common resources harus dibagi, atau sepenuhnya tidak bisa digunakan oleh penduduk setempat.

2. Pengaruh lingkungan

Tidak seperti ekspor barang-barang biasa maka pariwisata tergantung pada kedatangan langganannya ke tempat produsen atau daerah wisata tersebut. Adanya pola musiman dalam bidang pariwisata ini telah menimbulkan keadaan penuh sesak dan kemacetan-kemacetan terutama di bidang lalu lintas khususnya pada musim wisatawan ramai peak season. Dengan semakin meningkatnya jumlah wisatawan tersebut maka keadaan seperti itu akan semakin parah, dan ini akan cenderung mengakibatkan rusaknya fasilitas-fasilitas yang sebenarnya ingin mereka lihat. Dan ini akan mengurangi nilai keindahan daerah tersebut. Di samping itu, keadaan penuh sesak tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan baik pencemaran udara, pencemaran pantai, dan lain sebagainya. Akibat yang lain adalah timbulnya pembangunan fisik yang tidak terkontrol, dan ini dapat merusak keadaan lingkungan. Namun bila pengembangan pariwisata dibina secara baik justru dapat menjadi pendorong pemeliharaan lingkungan yang baik, atau bahkan dapat memanfaatkan lingkungan alam yang terlantar. Wisatawan yang mempunyai tujuan untuk rekreasi menginginkan suasana baru yang terlepas dari kebisingan seperti yang mereka alami sehari-hari di tempat asalnya. Daerah yang diinginkan ialah suatu daerah yang tenang, pemandangannya yang asli, yang Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara nyaman untuk keperluan istirahat. Gairah wisatawan yang demikian justru akan mendorong pemeliharaan lingkungan alam, sebab seandainya daerah tujuan atau objek wisata tersebut rusak atau tidak terpelihara, maka wisatawan tidak akan mendatangi objek wisata itu lagi di masa-masa yang akan datang.

2.5. Manfaat Pariwisata